Saturday 9 January 2016

Sultan Aji Imbut, Raja Kutai Kartanegara yang Anti VOC

Dalam pelajaran sejarah di sekolah, nama Kutai dikenal sebagai kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke kelima. Diantara raja-raja yang memerintah Kutai disekitar abad kelima itu adalah Kudungga, Aswawarman dan Mulawarman.

Kerajaan Kutai diatas dikenal sebagai Kutai Martadipura dan bertahan berabad-abad. Di abad 13 berdirilah kerajaaan lain yang dikenal sebagai Kutai Kartanegara. Kedua kerajaan ini terlibat konflik yang berakhir di abad 16 dengan kemenangan Kutai Martadipura.

Di masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Idris, Kutai Kartanegara mulai terlibat konflik dengan Belanda. Puluhan tahun setelah kekalahan Sultan Hasanuddin dari Belanda dengan ditandatanganinya perjanjian Bungaya tahun 1967, masih banyak patriot Sulawesi yang tidak sudi tunduk pada Belanda. Diantara patriot Sulawesi yang tidak sudi tunduk pada Belanda ada yang pindah ke pulau Kalimantan, tidak jauh dari daerah Kutai Kartanegara. Samarinda asalnya adalah sebuah pemukiman yang didirikan oleh para pendatang dari Sulawesi ini.

Di sekitar tahun 1730an, terbentuklah semacam aliansi antara Kutai Kartanegara dengan para pendatang dari Sulawesi ini. Apalagi sultan Kutai Kartanegara Aji Muhammad Idris adalah menantu raja Wajo La Madukelleng. Sultan Aji Muhammad Idris maju membantu mertuanya pergi berperang ke Wajo menentang kerajaan Bone yang dibantu VOC.

Tahun 1739, sultan Aji Muhammad Idris gugur di medan laga. Tahta direbut oleh seorang yang bernama Aji Kado. Putera mahkota Aji Imbut yang masih kecil dilarikan ke Wajo, daerah asal ibunya. Wajo saat itu yang saat itu menjadi pusat perlawanan terhadap VOC,

Setelah dewasa, Aji Imbut kembali ke ke tanah Kutai. Dengan dukungan para pendukungnya sebagai pewaris sah dari tahta Kutai Kartanegara dan sokongan para pendatang asal Sulawesi, Aji Imbut dinobatkan sebagai sultan baru. Saatnya berhadapan frontal dengan Aji Kado yang juga mengklaim tahta Kutai Kartanegara.

Aji Imbut melakukan blokade laut untuk melemahkan kekuatan Aji Kado. Dalam posisi terpojok, Aji Kado mencoba meminta bantuan VOC. Tapi bantuan tersebut tak kunjung datang hingga Aji Imbut
akhirnya berhasil menaklukkan ibukota kerajaan. Peristiwa ini terjadi tahun 1780.

Aji Imbut memindahkan ibukota kerajaan ke Tenggarong, Sultan ini memerindah dalam waktu lama, hingga tahun 1838. Selama masa pemerintahannya, Kutai Kartanegara tetap merdeka dan tidak tunduk pada VOC.

Nama Aji Imbut, sultan  Kukai Kartanegara dan pendiri kota Tenggarong. digunakan sebagai nama stadion sepakbola yang terletak di Tenggarong. Stadion yang diresmikan tahun 2011 ini adalah markas klub ISL Mitra Kukar.


Referensi:
http://kesultanan.kutaikartanegara.com/index.php?menu=Sejarah
https://id.wikipedia.org/wiki/GOR_Aji_Imbut
https://id.wikipedia.org/wiki/Aji_Muhammad_Muslihuddin
https://id.wikipedia.org/wiki/Sultan_Hasanuddin
https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Wajo
https://id.wikipedia.org/wiki/La_Madukelleng
http://www.mitrakukar.com/stadion.php

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA