Wednesday 27 July 2016

Tony Kroos vs Bambang Pamungkas







Referensi:
http://www.merkur.de/sport/fc-bayern/bayern-sieg-jakarta-315190.html

Monday 25 July 2016

Tugas Berat Djadjang Nurdjaman

Djadjang Nurdjaman adalah sosok yang sukses bersama Persib sebagai pemain maupun pelatih. Djadjang mencetak gol kemenangan Persib di final Perserikatan 1986. Sebagai pelatih, Djadjang sukses membawa Persib menjuarai ISL 2014, mengakhiri paceklik gelar juara liga yang sudah berlangsung 20 tahun.

Beberapa bulan pasca keberhasilan Persib menjadi juara ISL 2014, sepakbola Indonesia dihantam oleh pembekuan PSSI oleh menpora dan sanksi FIFA. Kondisi sulit tersebut mempengaruhi Persib juga dan sejumlah bintangnya memilih hengkang. Diantaranya ada nama-nama Makan Konate, Firman Utina, Ilija Spasojevic dan M Ridwan.

Pembekuan PSSI dan sanksi FIFA akhirnya berakhir. Saat Persib bersiap untuk menghadapi musim kompetisi baru, Djadjang Nurdjaman sedang di Italia menjalani pelatihan di Inter Milan. Posisi pelatih akhirnya dipercayakan pada Dejan Antonic yang musim sebelumnya sukses membawa PBR menembus papan atas.

Mengingat Persib ditinggalkan leh sejumlah pilar lini tengah, bisa dimaklumi jika Dejan membawa sejumlah gelandang andalannya di PBR. David Laly, Kim Kurniawan dan Rachmad Hidayat bisa meremajakan lini tengah Persib. Tapi Dejan dan skuadnya tetap harus menunjukkan hasil berupa performa di lapangan hijau.

Sayangnya Persib asuhan Dejan gagal menunjukkan hasil yang mengesankan. Mereka hanya mampu meraih satu kemenangan di enam partai pertama kompetisi liga Indonesia musim ini, bukan hasil yang bagus untuk tim juara bertahan. Dejan mengundurkan diri sebagai pelatih Persib menyusul hasil-hasil buruk ini.

Djadjang Nurdjaman kembali dipercaya melatih Persib. Setidaknya dibawah asuhan Djadjang Persib menunjukkan performa yang lebih baik daripada saat masih ditangani Dejan. Lima partai pertama dilalui dengan tiga kemenangan, satu hasil seri dan satu kekalahan.

Tapi kekalahan 0-4 saat lawatan ke markas Semen Padang pada 25 Juli lalu memberi pukulan berat baru Persib. Apalagi jika Persib masih mengincar gelar juara. Saat ini ada jarak 10 angka antara Persib dengan pemimpin klasemen sementara, Madura United.

Referensi:
http://m.galamedianews.com/salawasna/64777/djadjang-nurdjaman-history-maker.html
https://m.tempo.co/read/news/2015/12/30/099731963/9-pemain-persib-ke-malaysia-ini-kata-djadjang-nurdjaman
http://www.klasemenliga.com/?page=competition&id=1472
http://soccer.sindonews.com/read/1109970/58/dejan-akui-skuat-gemuk-siapa-yang-terbuang-dari-persib-bandung-1463670621
http://soccer.sindonews.com/read/1098917/58/dejan-tendang-2-pemain-siapa-yang-terbuang-dari-persib-1459954488
http://www.pikiran-rakyat.com/persib/2016/06/11/persib-kalah-lagi-ini-reaksi-dejan-atas-desakan-mundur-bobotoh-371550http://www.malangtimes.com/baca/13266/20160612/153749/hanya-raih-satu-kemenangan-dejan-mundur-dari-persib/
https://m.tempo.co/read/news/2016/06/12/099779153/dejan-resmi-mengundurkan-diri-ini-pelatih-sementara-persib

Sunday 24 July 2016

Saat Persija Salah Memilih Markas

Persija kembali tidak beruntung soal markas musim ini. Stadion GBK direnovasi untuk persiapan Asian Games 2016. Peluang untuk menggunakan stadion Patriot Bekasi yang masih dekat dengan Jakarta juga mentah karena kekhawatiran bentrok dengan pendukung Persib di kawasan itu.

Tetap saja pilihan Persija untuk menggunakan stadion Gelora Bangkalan untuk menjamu Madura United mengundang pertanyaan. Stadion Gelora Bangkalan adalah markas Madura United. Dengan begitu, Madura United mendapat keuntungan melaksanakan partai tandang di rumah sendiri di depan pendukung mereka.

Persija mungkin mendapat keuntungan finansial dari skema ini. Tapi Madura United adalah pemimpin klasemen sementara liga Indonesia musim ini. Memberikan mereka keuntungan memainkan partai tandang di Bangkalan jelas bukan pilihan yang baik.

Dan Madura United memang tidak menyia-nyiakan kesempatan. Skema pertahanan mereka cukup kokoh untuk bisa digoyang oleh lini depan Persija. Slamet Nurcahyo dan Bayu Gatra aktif mengedor lini belakang Persija. Mereka juga punya striker haus gol asal Spanyol: Pablo Rodrigues Aracil.

Berikut adalah highlight pertandingan yang berakhir dengan skor 3-0 untuk keunggulan Madura United.




Saturday 23 July 2016

Sam Allardyce, Pelatih Baru Inggris

Reputasi Sam Allardyce yang paling menonjol mungkin adalah saat menangani Bolton Wanderers selama delapan tahun 1999-2007. Di memimpin Bolton promosi ke EPL pada tahun 2001. Allardyce mampu mempertahankan Bolton di EPL selama enam musim hingga saat dia mengundurkan diri tahun 2007. Prestasi terbaiknya bersama Bolton adalah posisi keenam EPL di musim 2004-2005 yang membawa mereka berlaga di piala UEFA musim berikutnya. Allardyce meninggalkan Bolton di posisi kelima EPL musim 2006-2007 dengan sisa dua partai belum dimainkan.

Sam Allardyce mungkin memang pelatih terbaik Inggris saat ini. Reputasinya mungkin lebih baik dari Steve Bruce, Alan Curbishley dan pelatih Inggris lainnya. Jika timnas tiga singa tidak ingin merekrut pelatih asing, Allardyce adalah pilihan yang masuk akal.

Pertanyaannya, mampukah Allardyce membawa Inggris berjaya. Seperti kita lihat di Euro 2016, Inggris sebenarnya punya banyak pemain muda berbakat. Sorotan justru ditujukan pada pelatih Roy Houghton pasca tersingkirnya Inggris ditangan Islandia.

Sam Allardyce tidak pernah menangani tim besar di EPL, padahal materi timnas Inggris adalah bintang-bintang EPL. Klub paling besar yang ditangani Allardice adalah Newcastle United, dan tidak bisa dibilang berhasil. Mampukah kali ini Allardyce mengendalikan para bintang timnas Inggris untuk mengikuti?

Tantangan perdana Allardyce adalah kualifikasi piala dunia 2018. Inggris tergabung di grup bersama Slowakia, Skotlandia, Slovenia, Lithuania dan Malta. Juara grup akan lolos ke putaran final piala dunia 2018. Delapan peringkat kedua terbaik ari sembilan grup yang ada akan maju ke babak playoff memperebutkan empat tiket tersisa.

Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Sam_Allardyce
https://en.wikipedia.org/wiki/Steve_Bruce
https://en.wikipedia.org/wiki/2018_FIFA_World_Cup_qualification_(UEFA)

Friday 22 July 2016

Madura United Di Puncak Klasemen Sementara Liga Indonesia

Biasanya, untuk bisa berada di papan atas liga Indonesia ada dua syarat yang harus dipenuhi. Syarat pertama adalah mampu merebut banyak kemenangan di saat bertanding di rumah sendiri. Tim yang tidak mampu menjadi jago kandang adalah kandidat degradasi.

Syarat kedua adalah tangguh merebut kemenangan dalam partai tandang. Tim yang hanya tangguh di rumah sendiri akan tertahan di papan tengah. Tim kandidat juara harus dapat menghasilkan poin yang signifikan di markas tim lawan.

Dengan demikian kita bisa menjelaskan kenapa tim kuat seperti Persipura dan Persib kesulitan menembus papan atas. Persipura kurang galak di rumah sendiri, hanya mencatatkan dua kemenangan dari lima partai di Jayapura. Sementara Persib kurang tangguh dalam partai tandang, total baru mencatatkan lima poin dari lima partai tandang yang sudah berlangsung.

Dengan rumusan itulah Madura United menjadi pemuncak sementara liga Indonesia musim ini. Mereka tidak terkalahkan di markasnya, membukukan empat kemenangan dan dua hasil seri. Hebatnya lagi, mereka juga tangguh di partai tandang. Catatan saat melawat ke markas lawan adalah 3 kemenangan, 1 hasil seri dan hanya satu kekalahan.

Madura United adalah klub baru di liga  Indonesia. Klub Persipasi Bandung Raya (PBR) dibeli oleh Achsanul Qasasi dan markas tim dipindahkan ke Madura. Markas tim ini adalah staion Gelora Bangkalan.

Tim yang dilatih oleh Gomes De Oliveira ini sebenarnya tidak punya banyak pemain bintang. Nama kondang mungkin hanya Fabiano Beltrame, Bayu Gatra dan Slamet Nurcahyo. Penyerang asing Pablo Aracil memborong 9 dari 17 gol yang mereka cetak musim ini. Engelberd Sani dan Slamet Nurcahyo berada di urutan berikutnya, masing-masing menyumbangkan dua gol.

Pablo Aracil adalah penyerang berkebangsaan Spanyol, jebolan akademi /levante dan Valencia. Karir sepakbolanya di negara sendiri tidak gemilang, sehingga dia memilih berkarir di luar negeri. Sebelum bermain di Madura United, Pablo Aracil sempat berkompetisi di Cyprus, Rumania, Irlandia, India, Honduras, Filipina, Norwegia dan Maladewa.

Referensi:
http://www.goal.com/id-ID/news/1391/indonesia-soccer-championship/2016/01/23/19601402/ini-alasan-achsanul-qosasi-ambil-alih-persipasi-bandung-raya
http://www.bolanesia.id/persija-berencana-gunakan-markas-madura-united-sebagai-kandang/
https://en.wikipedia.org/wiki/Pablo_Rodr%C3%ADguez_(Spanish_footballer,_born_1985)

Thursday 21 July 2016

The Generous One

Jose Mourinho mendapat sebutan baru sebagai the generous one. Artinya, orang yang dermawan atau murah hati. Mou mendapat sebutan tersebut belum lama ini pada perjalanan membawa timnya bertandang pramusim ke Cina.

Alkisah, tim MU menyewa pesawat pribadi untuk membawa mereka ke Cina. Pesawat itu memiliki 30 kursi kelas bisnis dan 70 kursi kelas ekonomi. Sebagai manajer, Jose Mourinho tentu saja mendapat jatah duduk di kelas bisnis.

Perjalanan dari Inggris ke Cina menghabiskan waktu 11 jam. Perbedaan antara kursi kelas ekonomi dengan kelas bisnis adalah kenyamanannya. Kursi kelas bisnis memungkinkan penumpang untuk tidur dengan nyaman dan datar.

Agaknya Mourinho ingin semua pemainnya bisa beristirahat dengan optimal untuk menjaga kondisi fisik. Karena itulah Mou meninggalkan kursinya di kelas bisnis dan pindah ke kelas ekonomi. Dengan begitu semua pemainnya bisa beristirahat dengan nyaman di kelas bisnis.

Sebagai manajer baru, Mourinho memang perlu membangun suasana tim yang kondusif di MU. Apalagi mengingat konflik internal saat meninggalkan klub sebelumnya: Chelsea.

Referensi:
http://www.independent.co.uk/sport/football/premier-league/jose-mourinho-becomes-generous-one-by-giving-up-business-class-seats-so-manchester-united-players-a7146696.html

Tuesday 19 July 2016

Menggantikan Messi Di Posisi Maradona

Kegagalan Argentina menjuarai Copa America Centenario 2016 terasa pahit bagi Lionel Messi. Bintang Argentina ini memutuskan untuk mundur dari timnas. Keputusan yang mengagetkan karena Messi masih 29 tahun dan diatas masih bisa bertahan beberapa tahun lagi di penampilan terbaiknya.

Menurut saya tidak mudah menggantikan Messi. Walaupun Argentina masih punya Higuain dan Sergio Aguero , performa mereka di tim nasional tanpa Messi masih dipertanyakan. Apalagi karakter permainan mereka berbeda dengan Messi.

Selama tiga puluh tahun terakhir ini, permainan timnas Argentina selalu dikendalikan oleh seorang penyerang yang juga punya kemampuan mundur ke belakang untuk mundur ke belakang. Posisi ini penulis sebut sebagai "posisi Maradona". Di dekade delapan puluhan, timnas Argentina konon disusun untuk memaksimalkan potensi istimewa Maradona. Dengan pendekatan itu, Argentina sukses menjuarai piala dunia 1986.

Pasca Maradona, timnas Argentina biasanya masih mempertahankan "posisi Maradona" ini. Ariel Ortega dan Juan Roman Riquelme tampil sebagai suksesor Maradona. Beberapa tahun terakhir posisi ini jatuh ke tangan Lionel Messi.

Jika Messi betul-betul mundur dari timnas, agaknya yang layak menggantikannya adalah Angel Di Maria. Memang terkadang Di Maria dianggap tampil inkonsisten. Tapi kalau dulu anda sering memperhatikan Maradona, anda mungkin tahu bahwa si megabintang ini juga terkadang tampil buruk. Tapi satu moment of magic saja cukup untuk membalikkan keadaan. Misalnya pada pertandingan Argentina vs Brazil di piala dunia 1990 sebenarnya Brazil tampil ofensif dan dominan, tapi pertandingan berakhir 1-0 untuk kemenangan Argentina, berkat umpan Maradona pada Caniggia.


Bagaimanapun juga Angel Di Maria adalah yang paling cocok untuk posisi ini. Musim lalu dia mencetak 10 gol dan mencatatkan 18 assist bersama PSG di liga Perancis. Walaupun sering bermain di posisi sayap, Angel Di Maria juga pernah bermain sebagai gelandang tengah di Real Madrid.

Walaupun bukan penggemar Lionel Messi, Argentina maupun Barcelona, penulis blog ini berharap Messi mempertimbangkan lagi keputusannya dan kembali memperkuat timnas Argentina.

Referensi:https://en.wikipedia.org/wiki/%C3%81ngel_Di_Mar%C3%ADa
https://www.whoscored.com/Teams/304






Monday 18 July 2016

Sulitnya Memprediksi Juara EPL Musim 2016-2017,

Sulit sekali memprediksi liga Inggris musim ini. Jangankan prediksi juara EPL, memperkirakan empat besar yang akan lolos ke UCL juga tidak mudah. Sejumlah klub besar berganti pelatih, dan jendela transfer masih terbuka hingga awal Agustus.

Juara bertahan Leicester City bukan favorit juara. Hengkangnya N'Golo Kante mungkin akan diikuti oleh pilar-pilar lainnya. Ketebalan skuad Claudio Ranieri juga jadi pertanyaan karena mereka akan tampil di liga Champions.

Runner-up Tottenham Hotspur dalam kondisi lebih baik. Mauricio Pochettino masih diperkuat pemain-pemain pilarnya. Dengan strategi transfer yang tepat, Spurs akan semakin kuat dan mantap. Sudah seharusnya Tottenham Hotspur mengincar gelar juara musim ini.

Tapi Tottenham tak bisa jumawa. Sejumlah klub besar mengganti manajer mereka dengan nama-nama tenar. Manchester United mendatangkan Jose Mourinho, Manchester City merekrut Pep Guardiola dan Chelsea mengikat Antonio Conte.

Tapi bicara tentang manajer tenar menangani klub besar, Liverpool lebih beruntung. Mereka sudah mendatangkan Jürgen Klopp musim lalu. Setidaknya Klopp sudah start lebih dahulu dari Mou, Conte dan Pep, walaupun Liverpool musim lalu masih bermasalah soal konsistensi dan produktivitas mencetak gol.

Jangan lupakan Arsenal. Tentunya Arsene Wenger ingin memenangkan gelar di tahun terakhir kontraknya bersama Arsenal. Siapa tahu kali ini Arsenal bisa mengatasi momok mereka: kehabisan bensin di tengah putaran kedua

Sunday 17 July 2016

Mkhitaryan Mengancam Juan Mata

Manchester United sudah resmi mendatangkan Henrikh Mkhitaryan dari Borussia Dortmund. Nilai transfernya disebut mencapai 26.3 juta poundsterling. Pemain yang bisa bermain sebagai gelandang serang ataupun sayap itu disebut-sebut mengancam posisi Juan Mata di tim utama MU.

Mkhitaryan berasal dari Armenia. Dia adalah lulusan akademi Pyunik, dan memperkuat klub besar Armenia itu selama empat musim pertama karirnya. Mkhitaryan dan Pyunik memenangkan liga Armenia selama empat musim berturut-turut. Mkhitaryan juga menunjukkan ketajamannya dengan mencetak 30 gol dari 70 gol pertandingan besama Pyunik. Rekor yang mengesankan untuk seorang gelandang.

Tahun 2009, Mkhitaryan pindah ke klub Ukraina Metalurh Donetsk. Kesempatan untuk berkiprah di liga yang lebih besar tidak disia-siakan oleh Mkhitaryan. Musim berikutnya Mkhitaryan direkrut oleh klub besar Ukraina, Shakhtar Donetsk.

Tiga musim bersama Shakhtar Donetsk, Mkhitaryan membantu klubnya menyabu bersih gelar liah Ukraina tiga tahun berturut-turut. Catatan golnya adalah 38 gol dari 72 pertandingan liga Ukraina bersama Shakhtar. Penampilan Mkhitaryan menarik perhatian klub Jerman Borussia Dortmund yang merekrutnya di awal musim 2013-2014 dengan nilai transfer 21.5 juta poundsterling. Saat itu Mkhitaryan berumur 24 tahun.

Musim perdana di Bundesliga dilalui Mkhitaryan dengan torehan 9 gol dan 10 assist. Performanya menurun  di musim berikutnya karena cedera. Tapi di musim 2015-2016 lalu Mkhitaryan bangkit dan mencetak 15 assist di Bundesliga untuk klubnya, yang berarti Mkhitaryan adalah pencetak assist terbanyak di Bundesliga musim lalu.

Nilai transfer 26.3 juta poundsterling dari Dortmund ke MU terbilang murah, mengingat Dortmund mendapatkannya dengan harga 21.5 juta poundsterling sebelum menjadi bintang di EPL. Kemampuan Henrikh Mkhitaryan agaknya lebih tetap dijelaskan dengan rekaman video penampilannya. Berikut adalah rekaman penampilan dari penggemar Zinedine Zidane ini.


Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Henrikh_Mkhitaryan
https://en.wikipedia.org/wiki/FC_Pyunik
http://www.skysports.com/football/news/11667/10326082/henrikh-mkhitaryan-to-manchester-united-transfer-at-advanced-stage

Saturday 16 July 2016

Tentang Strategi sukses Portugal Di Euro 2016

Tidak tepat kalau momen keberhasilan Portugal menjuarai Euro 2016 dilewatkan tanpa melakukan analisis factor penyebab keberhasilannya. Memang pasukan Santos ini bukan tim yang popular seperti Perancis, Jerman atau Spanyol. Permainannya pun dianggap kurang impresif. Tapi bagaimanapun juga tim inilah yang berhasil menjadi kampiun Euro 2016, melewati tujuh laga tanpa pernah terkalahkan.

Ada sejumlah hal menarik yang bisa diamati. Fernando Santos memainkan 21 pemain dalam 7 laga putara final Euro 2016 kemaren. Dari skuad 23 pemain yang dibawanya ke Portugal, yang tidak dimainkan hanya 2 kiper cadangan. Artinya, bisa dibilang Santos mengenal karakter dan kualitas seluruh pemainnya dan tahu kapan harus menggunakannya.

Santos juga menunjukkan kepercayaan pada pemain muda. Bek tengah Ricardo Carvalho (38) yang menjadi pilihan utama di fase grup digantikan oleh José Fonte (32) sejak babak 16 besar hingga final. Begitu juga bek kanan Vieirinha yang dipercaya di tiga partai awal harus melepaskan posisinya untuk Cédric Soares (24) di partai-partai berikutnya. Di posisi bek kiri, Raphael Guerreiro (22) lebih dipercaya dari Eliseu (32). Euro 2016 juga jadi panggung untuk pemain muda seperti Renato Sanches (18) dan André Gomes (22.

Portugal pada dasarnya menggunakan 4-4-2 di Euro 2016 dengan fleksibel. pada partai pertama melawan Islandia, Portugal tampil hati-hati dengan 4-1-2-1-2. Setelah itu Portugal tampil terbuka dengan 4-4-2 menghadapi Austria, Hungaria dan Kroasia. Di perempat final menghadapi Polandia, Portugal menggunakan formasi ofensif 4-1-3-2.  Formasi 4-1-2-1-2  kembali digunakan di partai semifinal melawan Wales. Di partai pamungkas melawan Perancis, Portugal memainkan formasi 4-1-3-2.

Santos cukup mampu menggantikan para pemain pengganti Portugal. Di partai melawan Hungaria, Ricardo Quaresma masuk lapangan sejak menit 61. Di menit berikutnya Quaresma sudah mencatatkan assist untuk gol ketiga Portugal yang dicetak Cristiano Ronaldo, gol penting yang membuat Portugal menyamakan kedudukan 3-3. Quaresma kembali tampil sebagai pengganti di partai berikutnya menghadapi Kroasia, dan kali ini dia malah mencetak gol tunggal yang membawa Portugal melaju ke perempat final.

Gol kemenangan Portugal di final juga tidak lepas dari peran para supersub. Gol kemenangan dicetak oleh pemain pengganti Éder yang mendapat umpan dari pemain pengganti lain, João Moutinho.

Referensi:
https://www.whoscored.com/Teams/340/Show/Portugal-Portugal
https://www.whoscored.com/Matches/1035210/Live/International-European-Championship-2016-Portugal-Iceland
https://www.whoscored.com/Matches/1035196/Live/International-European-Championship-2016-Portugal-Austria
https://www.whoscored.com/Matches/1035197/Live/International-European-Championship-2016-Hungary-Portugal
https://www.whoscored.com/Matches/1086997/Live/International-European-Championship-2016-Croatia-Portugal
https://www.whoscored.com/Matches/1088528/Live/International-European-Championship-2016-Poland-Portugal
https://www.whoscored.com/Matches/1092392/Live/International-European-Championship-2016-Portugal-Wales
https://www.whoscored.com/Matches/1096711/Live

Friday 15 July 2016

Juara Eropa 2016 dan Tiga Besar Porto, Benfica dan Sporting

Skuad Portugal yang menjuarai Euro 2016 didominasi pemain-pemain yang bermain di liga-liga asing. Dari 23 pemain yang dibawa, 16 diantaranya merumput di luar negeri, dan hanya 7 orang yang bermain untuk klub Portugal. Hal ini menunjukkan bahwa memang tempat ideal untuk karir pemain sepakbola adalah liga-liga besar seperti EPL, La Liga atau Bundesliga.

Tapi kalau kita runut perjalanan karir pemain-pemain ini, sebanyak 19 pemain pernah bermain untuk atau dibina oleh tiga klub besar Portugal: Sporting, Porto dan Benfica. CR7, Nani, Joao Moutinho dan Ricardo Quaresma adalah mantan pemain Sporting dan lulusan akademi Sporting. Pepe membangn reputasinya di Porto, sementara Bruno Alves dan Ricardo Carvalho adalah mantan pemain Porto yang juga lulusan akademi Porto. Bintang muda Renato Sanches dan André Gomes mantan pemain Benfica dan lulusan akademi Benfica.

Liga Portugal memang didominasi oleh Sporting, Porto dan Benfica. Benfica mengoleksi 35 gelar juara liga Portugal, disusul Porto dengan 27 gelar dan Sporting dengan 18 gelar. Hanya dua kali gelar juara Primeira Liga lepas dari tiga klub ini.

Situasi ini jelas lebih ideal daripada liga Jerman yang didominasi Bayern Munich atau liga Perancis dengan PSG terlalu kuat disbanding tim lainnya. Di Primeira Liga kompetisi hidup karena Sporting, Porto dan Benfica bersaing untuk menjadi yang terbaik. Pemain yang bersinar bersama klub kecil jadi punya kesempatan berprestasi lebih tinggi lagi Tentunya mereka juga akan merekrut pemain-pemain yang berprestasi bersama klub yang lebih kecil dan memberi kesempatan meraih prestasi yang lebih tinggi bersama klub besar.

Hebatnya lagi, ketiga klub ini juga serius dalam pengembangan pemain muda. Sebanyak 16 anggota skuad Portugal ke Euro 2016 adalah lulusan akademi salah satu dari tiga klub besar ini. Artinya, talenta pemain dikenali sejak dini oleh klub besar sehingga kemungkinan berkembangnya bisa optimal.

Posisi Nama Penampilan Gol Klub Mantan Klub Akademi
Kiper Rui Patrício 52 0 Sporting Sporting Sporting
Kiper Anthony Lopes 4 0 Lyon
Lyon
Kiper Eduardo 35 0 Dinamo Zagreb
Braga
Bek Bruno Alves 86 10 Cagliari Porto Porto
Bek Pepe 77 3 Real Madrid Porto Corianthians-AL
Bek José Fonte 16 0 Southampton
Sporting
Bek Raphaël Guerreiro 12 2 Borussia Dortmund
Caen
Bek Ricardo Carvalho 89 5 Monaco Porto Porto
Bek Eliseu 18 1 Benfica Benfica Belenenses
Bek Cédric 15 0 Southampton Sporting Sporting
Gelandang João Moutinho 90 4 Monaco Sporting Sporting
Gelandang João Mário 18 0 Sporting Sporting Sporting
Gelandang Vieirinha 25 1 VfL Wolfsburg Porto Porto
Gelandang Danilo 17 1 Porto Porto Benfica
Gelandang William Carvalho 25 0 Sporting Sporting Sporting
Gelandang André Gomes 13 0 Valencia Benfica Benfica
Gelandang Renato Sanches 11 1 Bayern Munich Benfica Benfica
Gelandang Adrien Silva 13 0 Sporting Sporting Sporting
Penyerang Cristiano Ronaldo 133 61 Real Madrid Sporting Sporting
Penyerang Éder 29 4 Lille
ADC Adémia
Penyerang Nani 103 20 Valencia Sporting Sporting
Penyerang Rafa Silva 9 0 Braga
Feirense
Penyerang Ricardo Quaresma 57 8 Beşiktaş Sporting Sporting

Referensi:https://en.wikipedia.org/wiki/Portugal_national_football_team
https://en.wikipedia.org/wiki/Rui_Patr%C3%ADcio
https://en.wikipedia.org/wiki/Anthony_Lopes
https://en.wikipedia.org/wiki/Eduardo_Carvalho
https://en.wikipedia.org/wiki/Bruno_Alves
https://en.wikipedia.org/wiki/Pepe_(footballer,_born_1983)
https://en.wikipedia.org/wiki/Jos%C3%A9_Fonte
https://en.wikipedia.org/wiki/Rapha%C3%ABl_Guerreiro
https://en.wikipedia.org/wiki/Ricardo_Carvalho
https://en.wikipedia.org/wiki/Eliseu
https://en.wikipedia.org/wiki/C%C3%A9dric_Soares
https://en.wikipedia.org/wiki/Jo%C3%A3o_Moutinho
https://en.wikipedia.org/wiki/Jo%C3%A3o_M%C3%A1rio_(Portuguese_footballer)
https://en.wikipedia.org/wiki/Vieirinha
https://en.wikipedia.org/wiki/Danilo_Pereira_(Portuguese_footballer)
https://en.wikipedia.org/wiki/William_Carvalho
https://en.wikipedia.org/wiki/Andr%C3%A9_Gomes
https://en.wikipedia.org/wiki/Renato_Sanches
https://en.wikipedia.org/wiki/Adrien_Silva
https://en.wikipedia.org/wiki/Cristiano_Ronaldo
https://en.wikipedia.org/wiki/%C3%89der_(Portuguese_footballer)
https://en.wikipedia.org/wiki/Nani
https://en.wikipedia.org/wiki/Rafa_Silva
https://en.wikipedia.org/wiki/Ricardo_Quaresma

Thursday 14 July 2016

Fernando Santos, Pelatih Tim Juara Euro 2016

Saat masih aktif bermain, Fernando Santos berposisi sebagai bek. Empat belas tahun karirnya di Portugal dihabiskan bersama klub Estoril dan Maritimo. Fernando Santos pensiun di Estoril dan melanjutkan  karirnya di klub itu sebagai asisten pelatih pada tahun 1987.

Setahun berselang, Santos naik pangkat menjadi pelatih kepala. Dia sukses membawa Estoril promosi ke Primeira Liga di tahun 1991. Setelah sepuluh tahun berkarir sebagai pelatih, Santos akhirnya mendapat kesempatan menangani klub besar, FC Porto, di tahun 1998.

Tiga tahun bersama Porto, Santos memenangkan sebuah gelar liga Portugal dan dua gelar Taça de Portugal. Reputasinya rupanya semakin menjulang dan terdengar sampai ke luar negeri. Tahun  2001 klub Yunani AEK Athena mempercayakan posisi pelatih kepadanya.

Satu musim bersama  AEK, Santos sukses membawa timnya memenangkan Piala Yunani. Klub besar Panaithinaikos tertarik untuk menggunakan jasanya. Sayangnya kalai ini Santos tidak berhasil dan empat bulan kemudian Santos sudah berpisah dengan Panaithinaikos.

Santos lalu kembali ke Portugal untuk menangani Sporting Lisbon, tapi dilepas karena klub besar Portugal ini tidak puas dengan hasil akhir di peringkat tiga liga. Dia lalu kembali ke AEK Athena. Posisi tiga besar di liga Portugal bersama AEK dianggap sebagai hasil yang bagus.

Benfica merekrut Santos di tahun 2006. Dia hanya bertahan setahun di klub besar ini karena hanya bisa membawa timnya menempati posisi ketiga liga Portugal. Fernando Santos kembali Yunani dan menangani klub PAOK selama tiga tahun.

Tahun 2010 Santos dipercaya menangani timnas Yunani. Dia mampu membawa Yunani mencapai perempat final Euro 2012. Di piala dunia 2016, Santos membawa Yunani sampai babak 16 besar, setelah kalah adu penalti dengan Costa Rica.

Prestasi bagus menangani timnas Yunani sepertinya membuat tmnas negaranya sendiri tertarik. Barangkali juga mengingat Santos adalah pelatih pernah menangani tiga klub terbesar Portugal: Benfica, Porto dan Sporting. Demikianlah Fernando Santos dipercaya memimpin negaranya ke Euro 2016, yang berakhir gemilang dengan gelar juara Eropa untuk pertama kalinya bagi Portugal.

Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Fernando_Santos_(Portuguese_footballer)

Wednesday 13 July 2016

Portugal Berjaya Di Eropa Dengan Formasi 4-4-2

Formasi 4-2-3-1 masih menjadi formasi yang populer saat ini. Di ajang Euro 2016, sejumlah tim-tim besar seperti Perancis, Jerman, Belgia dan Kroasia menggunakan formasi 4-2-3-1. Tapi yang berjaya sebagai juara piala Eropa 2016 adalah Portugal yang memainkan formasi 4-4-2..

Sebelumnya Claudio Ranieri juga berhasil membawa Leicester City menjuarai liga Inggris dengan formasi 4-4-2. Prestasi yang luar biasa karena Leicester City hanyalah tim kecil yag tidak diunggulkan. Prestasi Leicester seperti memberi sinyal bahwa formasi 4-4-2 masih konsisten dengan era sepakbola modern.

Di Euro 2016 giliran Fernando Santos yang berjaya setelah menerapkan formasi 4-4-2 untuk timnas Portugal. Dengan formasi ini Porugal bisa mengandalkan Cristiano dan Nani untuk menjadi duet di lini depan. Mereka berdua ternyata memang porduktif mencetak gol untuk Portugal.

Fernando Santos tidak kaku dalam menerapkan formasi 4-4-2. Saat menghadapi Islandia penampilan pertama, formasi yang dimainkan adalah 4-1-2-1-2. Sementara saat menghadapi Polandia di perempat final dan Perancis di final, formasi yang dimainkan adalah 4-1-3-2. Artinya, formasi 4-4-2 bisa dimodifikasi untuk disesuaikan dengan materi pemain yang dimiliki dan lawan yang dihadapi.

Masih harus dilihat apakah keberhasilan di EPL dan piala Eropa akan mendongkrak kembali kepercayaan pada formasi 4-4-2.

Referensi:
https://www.whoscored.com/Teams/341
https://www.whoscored.com/Teams/336
https://www.whoscored.com/Teams/339
https://www.whoscored.com/Teams/337
https://www.whoscored.com/Teams/338
https://www.whoscored.com/Teams/340/Fixtures/Portugal-Portugal
https://www.whoscored.com/Matches/1035210/Live
https://www.whoscored.com/Matches/1035196/Live
https://www.whoscored.com/Matches/1035197/Live
https://www.whoscored.com/Matches/1086997/Live
https://www.whoscored.com/Matches/1088528/Live
https://www.whoscored.com/Matches/1092392/Live
https://www.whoscored.com/Matches/1096711/Live

Tuesday 12 July 2016

Mendadak Pemimpin

Final Euro 2016 antara Perancis vs Portugal. Kapten Portugal yaitu Cristiano Ronaldo mengalami cedera pada menit 25 dan harus meninggalkan lapangan. Jabatan sebagai kapten Portugal di lapangan beralih pada rekannya, Nani.

Nani dua tahun lebih muda dari Cristiano Ronaldo. Dahulu Cristiano Ronaldo dan Nani sempat bermain bersama di Manchester United. Talenta Nani tidak bisa dibantah, sehingga sempat ada harapan kalau suatu saat Nani akan menjadi setara CR7, salah satu pemain terbaik dunia saat ini.ta Sayangnya pamor Nani makin lama makin surut, agaknya karena performanya yang dianggap labil.

Demikianlah, di final piala Euro 2016, Nani yang labl itu harus menerima tongkat kepemimpinan timnas Portugal. Tantangan yang sangat berat secara teknis maupun non teknis. Tim Perancis lebih diunggulkan, punya pemain-pemain hebat, tampil ofensif dan tampil di hadapan pendukung sendiri.

Ternyata Nani menjawab tantangan itu dengan baik sekali. Menghadapai Perancis yang ofensif, Nani tampil baik untuk menunjukkan bahwa Portugal juga punya kemampuan untuk mengancam gawang Perancis dan tidak serta merta menjadi bulan-bulanan karena cederanya CR7.

Situs whoscored.com memberikan nilai 7.28 untuk Nani. Kapten dadadakan ini tercatat melepaskan dua tembakan ke gawang, lima kali melakukan dribel.dan tiga kali memberikan umpan silang. Nani juga tercatat. Barangkali indikasi betapa Nani menyusahkan Perancis adalah empat pelanggaran yang dilakukan pemain-pemain Perancis terhadapnya.

Ada seorang pemimpin lain yang membantu tugas Nani dalam pertandingan ini. Dia adalah Pepe, bek yang punya reputasi sebagai "penjahat", terutama terkait Lionel Messi. Bek Real Madrid ini tampil kokoh memimpin lini belakang Portugal yang diisi pemain-pemain yang belum banyak pengalaman membela timnas: bek kanan Cédric, bek kiri Raphaël Guerreiro dan bek tengah José Fonte.

Kerja keras Nani dan Pepe tidak sia-sia. Biarpun harus menghadpi gempuran terus-menerus dari Perancis, Portugal mampu memenangkan final Euro 2016 ini dengan skor 1-0. Ini adalah gelar piala Eropa pertama yang dimenangkan oleh Portugal.

Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Portugal_national_football_team
https://www.whoscored.com/Matches/1096711/Live
https://www.whoscored.com/Matches/1096711/LiveStatistics/International-European-Championship-2016-Portugal-France

Monday 11 July 2016

Éder, Pahlawan Kemenangan Portugal di Euro 2016

Portugal punya pemain terkenal seperti Cristiano Ronaldo, Nani dan Pepe. Portugal juga punya pemain muda berbakat seperti Renato Sanches. Tapi yang menjadi penentu keberhasilan mereka menjuarai Euro 2016 adalah pemain kurang terkenal bernama Éder.

Nama lengkapnya adalah Éderzito António Macedo Lopes. Penyerang 28 tahun ini dilahirkan di negara Guinea-Bissau, Afrika. Striker jangkung setinggi 190 cm ini sudah pindah ke Portugal sejak masa kanak-kanak dan memutuskan untuk membela tim nasional Portugal.
Menurut whoscored.com, Eder adalah pemain yang bagus dalam melepaskan umpan-umpan pendek ini. Pemain tinggi besar itu disebut bukan tipe pemain yang gemar melakukan diving. Sebagai striker, penyelesaian akhirnya juga bagus.

Karir sepakbola Éder tidaklah mulus. Dia harus memulai karirnya bersama tim liga level bawah seperti Oliveira Hospital dan Tourirenze. Untungnya Tourirenze adalah milik klub Primera Liga, Académica. Agaknya ketajaman Éder menarik Académica untuk merekrutnya. Saat itu Éder berusia 20 tahun.

Éder memperkuat Académica selama empat tahun. Prestasinya tidak terlalu bagus. Dari 83 partai bermain untuk Académica di Primeira Liga selama empat tahun itu, Éder hanya mencetak 12 gol. Bukan catatan yang mengesankan untuk seorang penyerang.

Karir Éder meningkat di klub berikutnya, Braga. Tiga musim bersama klub ini, Éder mencetak 26 gol dari 60 penampilan di Primeira Liga. Penampilan apiknya bersama Braga membuatnya dilirik tim nasional. Éder memperkuat skuad timnas Portugal di piala dunia 2014 di Brazil. Saat itu posisinya masih sebagai pelapis bagi striker senior seperti Hugo Almeida dan Helder Postiga.

Éder mencoba peruntungan di Swansea City awal musim lalu, tapi sulit mendapat kesempatan. Untunglah dia bisa mendapat kesempatan dipinjamkan ke klub Perancis Lille, dimana dia mampu menunjukkan ketajamannya, mencetak 6 gol dari 13 penampilan di liga Perancis. Saat itu Eder sudah sepenuhnya merupakan pemain Lille, bukan lagi pemain pinjaman.
Éder sebenarnya tidak banyak mendapat kesempatan bermain di Euro 2016. Portugal mengandalkan Cristiano Ronaldo dan Nani di lini depan, dan keduanya menjawabnya dengan penampilan yang bagus. Peluang bermain bagi Éder terbatas hanya sebagai pemain pengganti.

Momen bersejarah bagi Éder terjadi final Euro 2016. Menggantikan Renato Sanches, Eder menjad pemain yang menentukan kemenangan Portugal. Umpan dari Joao Moutinho di luar kotak penalty mampu dilesakkan lewat sebuah tendangan keras untuk menggetarkan jala gawang tim lawan mereka Perancis. Itulah satu-satunya di pertandingan itu dan Portugal memenangkan piala Eropa untuk pertama kalinya.


Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/%C3%89der_(Portuguese_footballer)
https://www.whoscored.com/Players/43922
https://en.wikipedia.org/wiki/Portugal_national_football_team
https://en.wikipedia.org/wiki/%C3%89der_(Portuguese_footballer)
https://en.wikipedia.org/wiki/F.C._Oliveira_do_Hospital
https://en.wikipedia.org/wiki/G.D._Tourizense 

Sunday 10 July 2016

CR7 vs Antoine Griezmann

Mungkin banyak orang berpendapat bahwa Portugal terlalu mengandalkan Cristiano Ronaldo. Akan halnya Perancis, mungkin sering dianggap sebagai tim yang solid yang tidak mengandalkan satu pemain tertentu. Walaupun begitu, tidak ada yang bisa membantah kalau nama Antoine Griezmann meroket saat ini berkat perannya di timnas Perancis di ajang Euro 2016 ini. Keduanya akan menjadi andalan negara masing-masing untuk berjuang memenangkan gelar piala Eropa 2016.

Tanggal Partai Pencetak Gol Pencetak Assist
14-Juni-2016 Portugal vs Islandia Nani Andre Gomes
22-Juni-2016 Portugal vs Hungaria Nani Cristiano Ronaldo
22-Juni-2016 Portugal vs Hungaria Cristiano Ronaldo João Mário
22-Juni-2016 Portugal vs Hungaria Cristiano Ronaldo Ricardo Quaresma
25-Juni-2016 Portugal vs Kroasia Ricardo Quaresma
30-Juni-2016 Portugal vs Polandia Renato Sanches Nani
06-Juli-2016 Portugal vs Wales Cristiano Ronaldo Raphael Guerreiro
06-Juli-2016 Portugal vs Wales Nani Cristiano Ronaldo












Tanggal Partai Pencetak Gol Pencetak Assist
10-Juni-2016 Perancis vs Rumania Olivier Giroud Dimitri Payet
10-Juni-2016 Perancis vs Rumania Dimitri Payet N'Golo Kanté
15-Juni-2016 Perancis vs Albania Antoine Griezmann Adil Rami
15-Juni-2016 Perancis vs Albania Dimitri Payet
26-Juni-2016 Perancis vs Irlandia Antoine Griezmann
26-Juni-2016 Perancis vs Irlandia Antoine Griezmann Olivier Giroud
03-Juli-2016 Perancis vs Islandia Olivier Giroud Blaise Matuidi
03-Juli-2016 Perancis vs Islandia Paul Pogba Antoine Griezmann
03-Juli-2016 Perancis vs Islandia Dimitri Payet Antoine Griezmann
03-Juli-2016 Perancis vs Islandia Antoine Griezmann
03-Juli-2016 Perancis vs Islandia Olivier Giroud Dimitri Payet
07-Juli-2016 Perancis vs Jerman Antoine Griezmann
07-Juli-2016 Perancis vs Jerman Antoine Griezmann

Statistik menunjukkan, bahwa pengaruh kedua pemain ini dalam membantu timnya mencetak gol hamper sama. Cristiano Ronaldo mencetak 3 gol dan memberikan 2 assists, yang artinya kontribusi langsungnya terhadap 8 gol Portugal di Euro 2016 mencapai 62.5%. Di pihak lain, Griezmann mencatatkan 6 gol dan 2 assist, yang dapat diartikan sebagai kontribusi langsung 61.53% terhadap 13 gol Perancis di ajang yang sama.

Portugal mencatatkan perbaikan di lini pertahanan dalam tiga partai terakhir. Menempatkan José Fonte sebagai bek tengah menggantikan pemain veteran Ricardo Carvalho agaknya memberi pengaruh positif. Hal yang sama dikatakan untuk dua bek sayap muda yaitu Cédric dan Raphael Guerreiro.

Perancis sebaliknya menunjukkan peningkatan di lini ofensif. Sembilan gol mereka cetak dalam tiga partai terakhir. Mereka sepertinya makin mantap menempatkan Olivier Giroud sebagai big man yang didukung oleh tiga gelandang serang yaitu Dimitri Payet, Antoine Griezmann dan Paul Pogba.

Melihat dari ganasnya lini depan Perancis akhir-akhir ini, rasanya mereka layak diunggulkan memenangkan partai final Euro 2016. Apalagi mereka bertindak sebagai tuan rumah. Namun jika pertandingan berlanjut sampai babak adu penalty, sepertinya Portugal menjadi pihak yang lebih siap.


Referensi:
https://www.whoscored.com/Teams/340/Show/Portugal-Portugal
https://www.whoscored.com/Matches/1035210/Live/International-European-Championship-2016-Portugal-Iceland
https://www.whoscored.com/Matches/1035196/Live/International-European-Championship-2016-Portugal-Austria
https://www.whoscored.com/Matches/1035197/Live/International-European-Championship-2016-Hungary-Portugal
https://www.whoscored.com/Matches/1086997/Live/International-European-Championship-2016-Croatia-Portugal
https://www.whoscored.com/Matches/1088528/Live/International-European-Championship-2016-Poland-Portugal
https://www.whoscored.com/Matches/1092392/Live/International-European-Championship-2016-Portugal-Wales
https://www.whoscored.com/Teams/341/Show/France-France
https://www.whoscored.com/Matches/1035163/Live
https://www.whoscored.com/Matches/1035164/Live
https://www.whoscored.com/Matches/1035170/Live
https://www.whoscored.com/Matches/1086999/Live/International-European-Championship-2016-France-Ireland
https://www.whoscored.com/Matches/1090480/Live
https://www.whoscored.com/Matches/1092454/Live

Saturday 9 July 2016

Pelatih Asing Untuk Timnas Inggris

Kekalahan dari Islandia di babak 16 besar piala Eropa menjadi pukulan berat bagi pelatih Roy Hodgson. Otoritas sepakbola Inggris memutuskan bahwa timnas tiga singa membutuhkan pelatih baru. Ironisnya, saat ini bisa dibilang tidak ada pelatih Inggris yang punya reputasi hebat.

Hanya lima pelatih Inggris di EPL, dan tidak seorang pun yang menanganu tim besar. Mereka adalah Steve Bruce (Hull City), Eddie Howe (AFC Bournemouth), Sean Dyche(Burnley), Alan Pardew (Crystal Palace) dan Sam Allardyce (Sunderland). Padahal Inggris jelas butuh manajer kelas satu untuk meningkatkan pencapai di piala dunia dan piala Eropa.

Bandingkan dengan Italia. Dari 20 tim di serie A saat ini, 16 diantaranya dikomandoi oleh pelatih Italia sendiri. Italia bahkan mampu mengekspor empat pelatih ke EPL, yaitu Claudio Ranieri (Leicester City), Francesco Guidolin (Swansea City), Antonio Conte (Chelsea) dan Walter Mazzarri (Watford). Musim lalu Claudio Ranieri mampu membawa klub semenjana Leicester City menjadi kampiun liga Inggris.

Krisis pelatih Inggris ini terasa ironis karena EPL justru mampu menghasilkan talenta-talenta muda berkualitas untuk Inggris. Saat ini Inggris punya John Stones (22 tahun), Raheem Sterling (21), Eric Dier (22), Dele Alli (20), Harry Kane (22) dan Marcus Rashford (18). Saat para pemuda Inggris mampu membutikan daya saingnya di ketatnya persaingan EPL, para pelatih Inggris masih belum mampu menembus level atas.

Para kandidat pelatih asal Inggris lain terasa kurang meyakinkan: Garry Neville, Gareth Southgate dan Glenn Hoddle. Tak heran jika wacana yang berkembang adalah pelatih asing untuk menangani timnas Inggris. Tentunya kriteria yang penting adalah akrab dengan sepakbola Inggris, sebagai pelatih atau saat masih aktif bermain.

Diantara nama yang disebut-sebut adalah Arsène Wenger (Perancis, pelatih Arsenal), Slaven Bilic (Kroasia, pelatih dan eks pemain West Ham), Brendan Rodgers (Irlandia Utara, mantan pelatih Liverpool), Claudio Ranieri (Italia, pelatih Leicester City), David Moyes (Skotlandia, mantan pelatih MU) dan Jürgen Klinsmann (mantan pemain Tottenham Hotspurs)

Referensi:
http://bola.republika.co.id/berita/sepakbola/internasional-2/16/07/09/oa1jla299-klinsmann-kandidat-kuat-pelatih-timnas-inggris
https://www.theguardian.com/football/2016/jun/28/england-manager-succession-roy-hodgson
https://en.wikipedia.org/wiki/Premier_League
https://en.wikipedia.org/wiki/England_national_football_team
https://en.wikipedia.org/wiki/Serie_A
https://en.wikipedia.org/wiki/Ars%C3%A8ne_Wenger
https://en.wikipedia.org/wiki/Slaven_Bili%C4%87
https://en.wikipedia.org/wiki/Brendan_Rodgers
https://en.wikipedia.org/wiki/Claudio_Ranieri
https://en.wikipedia.org/wiki/David_Moyes
https://en.wikipedia.org/wiki/J%C3%BCrgen_Klinsmann

Friday 8 July 2016

Duet "Asterix Obelix" Antoine Griezmann dan Olivier Giroud

Antoine Griezmann dan Olivier Giroud mungkin bukan duet striker dalam arti biasa. Dalam partai semifinal menghadapi Jerman kemaren misalnya, posisi Giroud adalah sebagai striker tunggal dalam formasi 4-2-3-1. Akan halnya Griezmann, posisinya adalah sebagai gelandang serang.

Griezmann tingginya 175 cm, sementara Giroud 192 cm. Mereka ibarat Asterix yang kecil tapi trengginas dan Obelix yang besar dan kuat. Sebagai striker tunggal, Giroud berperan dalam duel-duel yang membutuhkan kekuatan fisik. Sementara Griezmann justru bisa memaksimalkan ketajamannya dengan berperan sebagai gelandang serang di belakang Giroud.

Kerjasama mereka menjadi faktor penentu gol kedua Perancis pada semifinal euro 2016 melawan Jerman. Umpan lambung Paul Pogba tidak bisa diselamatkan dengan sempurna oleh kiper Jerman Manuel Neuer karena harus berduel dengan Giroud di kotak penalti. Bola muntah menuju ke arah Griezmann yang tanpa ampun menggetarkan jala gawang Jerman.


Skema yang lebih bersih terlihat sebelumnya pada partai 16 besar melawan Irlandia. Umpan silang dari bek kanan Bacary Sagna dijinakkan dengan sundulan oleh Giroud ke arah Griezmann. Inilah awal dari gol Griezmann yang penentu kemenangan Perancis di laga tersebut.


Griezmann sudah mencetak 6 gol dan 2 assist di Euro 2016, sementara Giroud 3 gol dan 2 assist. Ketajaman mereka akan kembali diuji di partai final euro 2016 menghadapi Portugal senin dinihari 11 Juli 2016 jam 02:00.

Referensi:
https://www.whoscored.com/Teams/341
https://www.whoscored.com/Matches/1035163/Live/International-European-Championship-2016-France-Romania
https://www.whoscored.com/Matches/1035164/Live/International-European-Championship-2016-France-Albania
https://www.whoscored.com/Matches/1035170/Live/International-European-Championship-2016-Switzerland-France
https://www.whoscored.com/Matches/1086999/Live/International-European-Championship-2016-France-Ireland
https://www.whoscored.com/Matches/1090480/Live/International-European-Championship-2016-France-Iceland
https://www.whoscored.com/Matches/1092454/Live/International-European-Championship-2016-Germany-France
https://en.wikipedia.org/wiki/Antoine_Griezmann
https://en.wikipedia.org/wiki/Olivier_Giroud
Foto dari https://i.ytimg.com/vi/4LchJBSxHdA/maxresdefault.jpg






Thursday 7 July 2016

Aroma Southampton Memperbaiki Lini Belakang Portugal

Portugal tampil tidak meyakinkan di fase grup Euro 2016. Tiga pertandingan dilalui dengan tiga hasil seri, tanpa kemenangan. Padahal diatas kertas lawan-lawan seperti Islandia, Hungaria dan Austria tidak memiliki materi pemain dengan kualitas sebagus Portugal. Beruntung Portugal tetap lolos ke babak 16 besar walaupun hanya menjadi peringkat tiga di fase grup.

Lampu kuning bagi lini belakang Portugal adalah pertandingan melawan Hungaria yang berakhir dengan skor 3-3. Kebobolan tiga gol jelas tidak menggembirakan bagi lini belakang Portugal, Saat itu Portugal mempercayakan Rui Patricio (Sporting Lisbon) sebagai kiper dilindungi oleh duo bek tengah Pepe (Real Madrid) dan Ricardo Carvalho (Monaco).

Pasca pertandingan ini agaknya Portugal memutuskan untuk melakukan regenerasi salah satu posisi bek tengah dari Carvalho ke yang lebih muda. Memang Carvalho sudah berusia 38 tahun, bukan lagi usia ideal untuk seorang bek tengah. Yang terpilih menggantikannya adalah José Fonte (Southampton).

Posisi bek kanan juga dirombak. Cédric, Rekan Fonte  di Southampton dipercaya sebagai pilihan utama di bek kanan. Pemain berusia 24 tahun ini adalah darah segar diantara bek-bek Portugal yang banyak diantaranya sudah berusia diatas 30 tahun. José Fonte sendiri sudah berusia 32 tahun.

Pilihan ini ternyata cukup berhasil. Selama tiga partai di fase gugur yang sudah dijalani Portugal, mereka hanya kebobolan 1 gol selama 330 menit pertandingan. Padahal sejumlah lawan-lawan mereka lebih berkualitas dari sebelumnya: Kroasia, Polandia dan Wales.

Ketangguhan Fonte, Cédric dan rekan-rekan mereka di timnas Portugal akan kembali diuji di partai final Euro 2016 melawan Perancis, yang dijadwalkan berlangsung 11 Juli 2016 jam 02:00 dinihari.

Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/UEFA_Euro_2016
https://en.wikipedia.org/wiki/UEFA_Euro_2016_Group_F#Portugal_vs_Iceland
https://en.wikipedia.org/wiki/UEFA_Euro_2016_knockout_phase#Croatia_vs_Portugal
https://en.wikipedia.org/wiki/Portugal_national_football_team
https://en.wikipedia.org/wiki/Jos%C3%A9_Fonte
https://en.wikipedia.org/wiki/C%C3%A9dric_Soares

Wednesday 6 July 2016

Antoine Griezmann dan Orang-Orang Goth

Sebuah seri komik Asterix membahas tentang orang-orang Goth. Memang mereka bukan tandingan ramuan ajaib sang dukun Panoramix yang bisa Asterix dan rekannya Obelix menjadi super kuat. Tapi Panoramix sudah menyadari kekuatan orang-orang Goth dalam berperang. untuk menghindari invasi dari orang-orang Goth, Panoramix memilih untuk mengadu domba suku-suku Goth. Dengan begitu orang-orang Goth jadi sibuk perang saudara dan lupa untuk menginvasi Eropa.

Invasi suku Goth ini akhirnya terjadi juga seiring dengan melemahnya imperium Romawi. Pada masa Theodoric the Great tahun 523, Goth sudah menguasai sebagian besar pantai laut tengah. Wilayah kekuasaan mereka mencakup wilayah Spanyol. Perancis, Italia, sebagian Balkan, dan sering mengganggu daerah Byzantium.

Di jaman modern, Goth adalah salah satu etnis di Jerman. Sementara Asterix, Obelix dan Panoramix adalah orang Galia, penduduk asli Perancis. Perancis dan Jerman akan bertemu di semifinal Euro 2016 pada jumat dinihari 8 Juli 2016.

Mengikuti logika komik Asterix, mungkin Perancis harus berharap menemukan ramuan Panoramix sebelum pertandingan dimulai. Jerman adalah tim yang sangat kuat. Materi pemain kelas satu, skill bagus, mental kuat, main fisik juga OK. Partai perempatfinal melawan Italia menunjukkan kalau mereka juga bagus dalam menghadapi tim yang mengandalkan strategi.

Tapi Perancis hari ini bukan Galia. Seperti Britania yang diinvasi oleh Anglo dan Saxon, Galia juga diinvasi oleh suku Franka, yang masih dekat kekerabatannya dengan Goth. Dan timnas Perancis terkenal sebagai tim yang punya pemain multikultural seperti Paul Pogba, Anthony Martial, Kingsley Coman, Paul Pogba dan Bacary Sagna.

Btw, sosok Antoine Griezmann yang cukup "mungil" untuk orang Eropa mengingatkan pada Asterix :p

Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Goths
https://en.wikipedia.org/wiki/Theoderic_the_Great
https://en.wikipedia.org/wiki/Franks
https://en.wikipedia.org/wiki/France_national_football_team

Tuesday 5 July 2016

Perancis, Ramadhan dan Piala Eropa

Euro 2016 bukan ajang piala Eropa pertama yang diselenggarakan di Perancis. Sebelumnya Perancis juga pernah menjadi tuan rumah putaran final Euro 1960 dan Euro 1984. Putaran final Euro 1960 hanya diikuti empat tim dengan memakai sistem gugur. Putaran final Euro 1984 diikuti oleh delapan tim yang dibagi menjadi dua grup, kemudian juara dan runner up masing-masing grup berhak untuk tampil di babak semifinal.

Seperti Euro 2016, ajang Euro 1984 juga berlangsung di bulan Ramadhan. Memang di tahun 1984 itu tanggal 1 Ramadhan bertepatan dengan 1 Juni. Saat itu Indonesia baru punya satu stasiun televisi, yaitu TVRI.

Bintang lapangan saat itu adalah Michel Platini. Gelandang andalan Juventus ini baru memenangkan ajang cup winner cup bersama klubnya. Tak pelak lagi Platini menjadi andalan Perancis untuk memenangkan gelar kampiun eropa di rumah sendiri.

Posisi bermain Michel Platini disebut sebagai gelandang serang  dan playmaker. Platini juga tajam, seperti tercermin dari statusnya sebagai top skorer serie A selama dua musim berturut-turut. Bersama Jean Tigana, Luis Fernández dan Alain Giresse, Platini membentuk lini tengah yang solid yang dikenal dengan sebutan "carré magique" atau bujursangkar ajaib.

Perancis tampil lima kali dalam putaran final Euro 1984 tersebut. Perancis memenangkan seluruh lima pertandingan tersebut. Hanya satu partai yang harus diselesaikan lewat perpanjangan waktu, yaitu partai semifinal melawan Spanyol. Dalam lima partai, Platini selalu mencetak gol untuk Perancis. Total Platini mencetak 9 gol untuk Perancis.

Perancis keluar sebagai juara Euro 1984 setelah mengalahkan Belgia di partai final. Michel Platini membuka skor untuk Perancis. Bruno Bellone menutup skor 2-0 untuk kemenangan Perancis.


Total 9 gol yang dicetak Platini di Euro 2014 masih menjadi rekor gol terbanyak yang dicetak seorang pemain pada suatu putaran final piala Eropa.

Referensi:

https://en.wikipedia.org/wiki/UEFA_European_Championship
https://en.wikipedia.org/wiki/1960_European_Nations%27_Cup
https://en.wikipedia.org/wiki/UEFA_Euro_1984
https://en.wikipedia.org/wiki/Michel_Platini