Thursday 15 January 2015

Louis Van Gaal Masih Belum Melewati David Moyes?

Ada kesan bahwa Louis Van Gaal terkesan lebih sukses dari David Moyes. apalagi mengingat saat ini MU masih berada di zona Champions. Walau begitu sejumlah media menyebut pencapaiannya sama saja dengan Moyes musim lalu. Dalam 21 pertandingan pertama EPL, MU asuhan Van Gaal mendapatkan poin 37, sama persis dengan tim asuhan Moyes tahun lalu.

Situs independent.co.uk menyebut bahwa Van Gaal mendapat lebih banyak dukungan dan dana dari klub untuk mendatangkan pemain-pemain yang dia butuhkan. Pada transfer musim panas LVG mendatangkan Ander Herrera, Daley Blind, Luke Shaw, Angel Di Maria, Marcos Rojo and Radamel Falcao. Tahun lalu transfer musim panas untuk David Moyes hanya mendatangkan satu pemain, yaitu Marouane Fellaini.

Situs theguardian.com membahas lebih jauh lagi. Banyaknya formasi yang telah dicoba Van Gaal mungkin justru membingungkan pemainnya sendiri. Musim ini LVG sudah mencoba 3-5-2, 5-3-2, 4-4-2, 4-4-1-1, 3-1-4-2 and 3-3-2-2.

Lalu dengan nilai sama-sama 37, bagaimana MU saat ini bisa berada di peringkat 4, padahal tahun lalu bersama Moyes mereka berada di peringkat 7?

Musim lalu persaingan memperebutkan EPL sangat ketat. Ada tiga tim bersaing menjadi juara, yaitu Chelsea, Liverpool dan Manchester City. Arsenal juga sempat menjadi favorit juara dan memuncaki klasemen.

Musim ini tingkat persaingan EPL lebih rendah. Chelsea dan Manchester City adalah yang terdepan mengejar gelar juara dan berjarak cukup jauh dengan tim-tim lainnya. Tim kuat lainnya, Liverpool dan Arsenal, tampil mengecewakan sampai paruh musim.

Berikut adalah klasemen sementara EPL musim ini dengan masing-masing klub sudah memainkan 21 pertandingan:
1. Chelsea, nilai 49.
2. Manchester City, nilai 47.
3. Southampton, nilai 39.
4. Manchester United, nilai 37.
5. Arsenal, nilai 36.
6. Tottenham Hotspurs, nilai 34.
7. West Ham, nilai 33.

Bandingkan dengan klasemen musim lalu pasca gameweek 21:
1. Arsenal, nilai 48.
2. Manchester City, nilai 47.
3. Chelsea, nilai 46.
4. Liverpool, nilai 42.
5. Everton, nilai 41.
6. Tottenham Hotspurs, nilai 40.
7. Manchester United, nilai 37.

David Moyes sekarang menangani Real Sociedad. Dalam tujuh pertandingan La Liga dibawah pimpinannya, Real Sociedad mencatatkan hasil dua kemenangan, empat seri dan satu kali kalah. Kemenangan paling penting sampai saat ini adalah saat Real Sociedad mengalahkan Barcelona 1-0 dalam partai la liga 4 Januari lalu.

Referensi:
1. independent.co.uk.
2. theguardian.com.
3. "Eksperimen Gagal Van Gaal", Harian Bola, Selasa 13 Januari 2014.
4. EPL 2013-2014 @ wikipedia.
5. Hasil pertandingan Real Sociedad akhir-akhir ini.
6. Foto: Louis Van Gaal.

Sunday 11 January 2015

Pelatih Terbaik Dunia 2014 Adalah ...?

Hari ini 12 Januari 2014 dijadwalkan untuk pemberian penghargan FIFA Ballon d'Or 2014 di Zurich. Daripada membahas kandidat pemain terbaik 2014 yang relatif mudah ditebak, artikel ini akan membahas pelatih terbaik 2014. Beberapa pelatih unggulan menunjukkan performa luar biasa tahun 2014 dan berpotensi terpilih sebagai pelatih terbaik dunia 2014.

Joachim Löw tentu saja adalah salah satu kandidat kuat. Pelatih tim panzer ini sukses membawa Jerman menjadi juara dunia 2014. Sukses yang tidak datang secara instan. Joachim Löw membangun tim ini sejak delapan tahun lalu dan membantu mematangkan talenta-talenta muda Jerman. Jerman tidak terkalahkan di piala dunia 2014 dan berhasil menjadi kampiun setelah memukul Argentina 1-0 di partai puncak.

Ada kandidat lain yang juga membawa timnya menjadi juara dunia. Dialah Carlo Ancelotti yang tahun ini membawa Real Madrid menjadi juara dunia antar klub 2014 dan juara liga Champions Eropa. Ancelotti mampu mengembalikan persatuan tim yang sempat goyah pada akhir masa tugas pelatih sebelumnya Jose Mourinho. Ancelotti juga mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya, lihat bagaimana musim lalu Angel di Maria dipindah menjadi gelandang tengah untuk memberi tempat untuk Gareth Bale di tim utama. Musim ini juga Ancelotti dapat memanfaatkan rekrutan baru Tony Kroos dan James Rodriquez untuk menggantikan peran Di Maria dan Xabi Alonso yang hengkang keluar Madrid.

Kandidat kuat lainnya adalah Diego Simeone dari Atletico Madrid. Tahun ini Simeone membawa timnya menjuarai liga Spanyol, menghentikan dominasi Real Madrid dan Barcelona. Di liga Champions, Atletico menyingkirkan Barcelona dan Chelsea untuk lolos ke babak final, Di partai final di Lisbon Atletico menyerah ditangan Real Madrid dan harus puas dengan posisi runner-up. Dibawah asuhan Simeone, Atletico memainkan sepakbola yang agresif, kuat dan cepat.

Seandainya keputusan pemilihan pelatih terbaik 2014 ada ditangan saya, pilihan saya adalah Diego Simeone. Ancelotti diuntungkan oleh kekuatan finansial Madrid yang mampu mendatangkan pemain-pemain terbaik berharga mahal. Joachim Löw juga beruntung menangani negara yang kaya talenta seperti Jerman,

Simeone tidak punya faktor keberuntungan itu. Atletico Madrid bukan tim yang secara tradisi selalu mampu bersaing di papan atas. Kondisi keuangan klub ini tidak menggembirakan. Alih-alih mendatangkan pemain megabintang, Atletico lebih sering terdengar menjual pemain megabintang yang mereka miliki seperti Fernando Torres, Sergio Aguero, Radamel Falcao dan Diego Costa. Dengan kondisi keterbatasan itu, Simeone tetap mampu membawa Atletico menjuarai La Liga 2014 dan mencapai final liga Champions 2014.

Menurut saya, pelatih terbaik 2014 adalah Diego Simeone.

Saturday 10 January 2015

Sejauh mana piala Asia 2015 mengganggu kompetisi liga Eropa?

Putaran final Piala Asia 2015 bergulir bulan ini di Australia, dari tanggal 9 sampai 31 Januari 2015. Ajang ini bertabrakan waktunya dengan kompetisi liga sepakbola di Eropa. Para pemain Asia yang bermain di Eropa dan negaranya lolos ke putaran final piala Asia 2015 dipanggil pulang untuk bergabung dengan timnas negaranya.

Penulis mendata 47 nama pemain Asia yang bermain di liga-liga Eropa. Dari nama-nama ini, tidak semuanya mampu menembus tim inti Tidak semuanya pula berkompetisi di liga divisi paling atas di negara-negara tersebut. Penulis hanya mendapatkan 19 nama pemain Asia yang bermain di divisi teratas negara Eropa dan mampu menembus tim utama.

Dari sini kita bisa menyusun tim impian Asia, yang terdiri dari pemain-pemain Asia yang sukses berkarir di Eropa musim ini. Formasi yang digunakan adalah 3-5-2, atau bisa juga dianggap sebagai 3-2-3-2. Pilihan formasi ini disesuaikan dengan materi pemain yang ada.

Pilihan terbaik dibawah mistar adalah Mathew Ryan. Kiper Australia ini adalah pilihan utama Club Brugge, pemuncak liga Belgia. Club Brugge tentunya akan kerepotan karena harus bertanding tanpa kiper utamanya selama piala Asia berlangsung.

Gotoku Sakai, bek kanan Stuttgart asal Jepang menjadi pilihan di lini belakang. Dia ditemani temannya di timnas Jepang, Maya Yoshida, yang tahun ini turut berkontribusi membawa Southampton sementara bersaing di EPL mengincar zona Champions. Satu posisi lagi untuk Vitaliy Denisov, bek kiri Uzbekistan yang memperkuat tim papan atas liga Rusia, Locomotiv Moskov.

Makoto Hasebe menjadi salah satu pihan utama sebagai gelandang bertahan. Kapten timnas Jepang ini terdaftar sebagai pemain Eintracht Frankfurt. Sebagai tandemnya adalah Mile Jedinak. Kapten Australia ini bermain di EPL untuk tim Crystal Palace.

Di sayap kanan ada Keisuke Honda, pemain AC Milan berpaspor Jepang. Pemain ini cukup tajam dengan catatan 6 gol sampai saat ini di seri A. Sayap kiri ditempati Son Heung Min dari Bayer Leverkusen. Pemain Korea Selatan ini aslinya adalah seorang second striker, yang musim ini sudah mencatat 11 gol di Semua kompetisi. Posisi gelandang serang dibelakang dua penyerang jatuh kepada kapten Korea Selatan Ki Sung-Yueng. Pemain Bayer Leverkusen ini sudah mencatatkan 3 gol musim ini.

Satu posisi striker menjadi milik penyerang Iran, Sardar Azmoun. Pemain muda yang kabarnya diincar Arsenal ini berkontribusi untuk membawa Rubin Kazan sementara menjadi pemuncak liga Rusia. Sebagai tandemnya adalah penyerang Jepang Shinji Okazaki, yang musim ini mencetak 8 gol Bundesliga untuk Mainz 05.

Negara Asia yang punya pemain berbasis Eropa paling banyak adalah Australia dengan 13 pemain. Jepang menyusul di tempat kedua dengan 10 pemain. Berikutnya adalah Korea Selatan dengan 6 pemain dan Iran dengan 5 pemain. Menarik dicatat bahwa empat negara ini adalah empat wakil Asia di piala dunia 2014.

Sejumlah negara peserta putaran final piala Asia sama sekali tidak punya pemain yang bermain di luar Asia. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Tiongkok dan Qatar seluruhnya mengandalkan pemain-pemain dari kompetisi dalam negeri. Negara-negara Arab yang negerinya tidak dilanda perang dan konflik rata-rata tidak punya pemain di Eropa, sebut saja Yordania, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, UAE dan Bahrain. Satu-satunya pengecualian adalah Oman yang punya Ali Al-Habsi, kiper Wigan Athletic.

Negara Palestina yang porak poranda punya Alexis Norambuena di GKS Belchatów (Polandia), Jaka Ihbeisheh di NK Krka (Slovenia) dan Mahmoud Eid di Nyköpings BIS (Swedia). Irak yang sedang diamuk perang punya Ali Adnan di Rizespor (Turki),  Yaser Kasim di Swindon Town (Inggris), Ahmed Yasin di Orebro (Swedia) dan Osama Rashid di Alphense Boys (Belanda). Korea Utara yang agak terkucil dari pergaulan dunia masih punya Cha Jong-hyok di Wil 1900 (Swiss) dan Pak Kwang-ryong di Vaduz (Liechtenstein).

Uzbekistan yang pecahan Uni Sovyet punya Vitaliy Denisov di Lokomotiv Moscow (Rusia), Odil Ahmedov di Krasnodar (Rusia) dan Sanzhar Tursunov di Vorskla Poltava (Ukraina).

Dampak piala Asia 2015 terhadap liga sepakbola Eropa terbilang kecil, karena jumlah pemain Asia di liga-liga Eropa memang tidak banyak. Liga besar yang paling terpengaruh adalah bundesliga yang harus melepas 12 pemain ke piala Asia 2015 ini. Tim yang terkena dampak paling besar adalah Mainz 05 yang punya tiga pemain Asia: Shinji Okazaki (Jepang), Park Joo-ho (Korea Selatan) dan Koo Ja-cheol (Korea Selatan).

Friday 2 January 2015

Manchester City Tak Butuh Penyerang?

Manchester City sempat mengalami masa krisis striker Desember lalu. Ketiga penyerang senior mereka Sergio Aguero, Edin Dzeko dan Stevan Jovetic tak bisa bermain karena cedera. City harus bermain dalam empat partai EPL tanpa penyerang senior, padahal mereka sedang dalam trend performa bagus untuk mengejar Chelsea di puncak klasemen.

Sebagai tim yang memainkan formasi 4-2-3-1, Manchester City membutuhkan setidaknya satu pemain di posisi penyerang. Pada partai tandang melawan Leicester 13 Desember 2014, manajer Manuel Pellegrini mencoba penyerang muda 18 tahun asal Spanyol, Jose Angel Pozo. Pada tiga partai selanjutnya menghadapi Crystal Palace, West Brom dan Burnley, gelandang James Milner yang diserahi tugas menjadi striker tunggal.

Walaupun Pozo dan Milner sama-sama tidak mencetak gol, Manchester City mencatatkan tiga kemenangan dan satu hasil seri dalam tiga laga itu. Dalam empat laga itu tim Manchester biru mencatatkan sembilan gol, atau rata-rata 2.25 gol per pertandingan. Tanpa striker senior sekalipun, Manchester City ternyata tetap tajam.

Lalu kira-kira apa rahasia ketajaman City?

Tanpa Milner yang dialihtugaskan menjadi penyerang, City masih punya stok gelandang berlimpah. Dua posisi gelandang bertahan bisa dirotasi antara Yaya Toure, Fernando dan Fernandinho. Tiga posisi gelandang serang juga bisa dirotasi oleh Navas, David Silva, Samir Nasri dan Frank Lampard. Berlimpahnya stok gelandang juga berguna saat tim membutuhkan pergantian pemain demi strategi dan kemenangan.

Dalam keempat partai tanpa striker senior ini, semua gelandang City punya andil positif dalam menyerang, Semua gelandang bertahan mampu membobol gawang lawan, Toure mencetak dua gol, Fernando dan Fernandinho masing-masing satu gol. Raja gol adalah gelandang serang David Silva yang mencetak empat gol. Satu gol lagi dicetak Frank Lampard.

Navas dan Samir Nasri tidak mencetak gol dalam empat partai tersebut, tapi mereka menyumbangkan assist. Navas dan Nasri sama-sama mencatatkan dua assist. James Milner yang dimajukan sebagai striker membukukan satu assist.

Gol Frank Lampard ke gawang Leicester 13 Desember 2014 sangant ditentukan oleh manuver Samir Nasri ke kotak penalti dan umpan sangat matang yang dikirimkannya ke Lampard. Gol ini adalah satu-satunya gol yang terjadi di pertandingan itu.

Pada pertandingan menghadapai Crystal Palace 20 Desember 2014, bek kanan Pablo Zabaleta menerima umpan terobosan di kotak penalti, menyodorkannya pada David Villa dibelakangnya. Tembakan keras Villa sempat membentur pemain lawan sebelum menggetarkan gawang Crystal Palace. Berikutnya giliran bek kiri Kolarov yang mengirimkan umpan silang mendatar ke kotak penalti untuk diselesaikan Silva menjad gol kedua. Sebuah serangan balik cepat dari Yaya Toure bekerjasama dengan James Milner yang mengembalikan lagi bola ke Toure untuk mencetak gol ketiga Manchester City. Skor akhir pertandingan 3-0.

Enam hari kemudian, City kembali mencetak tiga gol saat unggul 3-1 di kandang West Brom. Fernando mencetak gol memanfaatkan kemelut setelah kiper West Brom, Ben Foster, gagal menghalau umpan silang. Dari titik putih tendangan penalti Yaya Toure menghasilkan gol kedua City. Proses menuju gol ketiga dimulai ketika Fernando menggiring bola menuju kotak penalti, lalu mengumpan ke Navas di kotak penalti. Navas menyodorkan ke David Silva di belakangnya yang mencetak gol dengan sebuah tembakan akurat dalam kotak penalti.

Dua hari kemudian saat menghadapi Burnley di Etihad stadium, Navas kembali membuat assist untuk Silva. Samir Nasri membuat umpan daerah ke kotak penalti burnley yang dikejar oleh Navas. Sebelum bola keluar lapangan Navas masih sempat mengumpan ke David Villa yang tak terkawal, yang langsung mencetak gol dengan tendangan kaki kiri.

Samir Nasri kembali mengawali gol kedua. Kesulitan menerobos pertahanan rapat Burnley di kotak penalti, Nasri mengumpan kebelakang kepada Fernando. Tembakan keras Fernando dari luar kotak penalti masuk ke bagian kanan atas gawang Burnley. Burnley sanggup membalas dua gol dan pertandingan ini berakhir seri 2-2.

Apakah Manchester City betul-betul tidak membutuhkan striker.

Baik Leicester, Crystal Palace, West Brom maupun Burnley, semuanya bukan tim besar. Ceritanya bisa berbeda jika yang dihadapi adalah sesama tim kuat. Di bulan Januari ini Manchester City harus menjamu Arsenal tanggal 18 dan bertandang ke Stamford Bridge menghadapi Chelsea tanggal 31. Akan lebih bagi Manchester City jika para striker seniornya sudah pulih dan bisa tampil di dua partai berat tersebut.

Saat mengalahkan Sunderland 3-2 tanggal 1 Januari 2015, Stevan Jovetic sudah sembuh dari cedera dan dimainkan sebagai striker tunggal.

Referensi

1. Leicester vs Manchester City 13 Desember 2014 @ whoscored.
2. Manchester City vs Crystal Palace 20 Desember 2014 @ Whoscored.
3. West Brom vs Manchester City 26 Desember 2014 @ Whoscored.
4. West Brom vs Manchester City 26 Desember 2014 @ Livescore.
5. Manchester City vs Burnley 28 Desember 2014 @ Whoscored.

Thursday 1 January 2015

Tinjauan 2014: Pengunjung Blog Ini Lebih Suka Artikel Tentang Pemain Muda Indonesia

Pada dini hari 1 Januari 2015 dini hari saya mengecek statistik hit count dari artikel-artikel di blog ini. Lima artikel yang menempati posisi teratas berdasarkan banyaknya hit count tersebut. Lebih lanjut akan dijelaskan dibawah ini.

Posisi kelima ditempati artikel berjudul "Adik-Adik" Paulo Sitanggang Menjuarai Piala Suratin 2014. Ini adalah artikel mengenai keberhasilan Jember United menjuarai piala Suratin, kompetisi nasional untuk level U17. Paulo Sitanggang yang terkenal lewat kiprahnya di timnas U19 adalah jebolan klub Jember Unitedd ini. Artikel ini mencapai 1.87% dari total hit count.

Posisi keempat untuk artikel tentang pemain terbaik LSI 2014 yang tidak dipanggil ke timnas senior untuk piala AFF 2014. Judulnya Kenapa Ferdinand Sinaga Tidak Dipanggil Ke Timnas AFF 2014? Singkatnya, Ferdinand kalah bersaing. Pilihan Alfred Riedl pada Sergio Van Dijk dan Christian Gonzales mungkin karena kedua pemain itu mampu menjadi striker tunggal dalam formasi 4-2-3-1. Ferdinand juga kalah bersaing dengan Samsul Arif yang menunjukkan performa lebih baik tahun ini di timnas senior. Reputasi Boaz Solossa juga lebih menjadi preferensi Riedl bahkan sekalipun pemain ini tidak pernah bermain sebelumnya di timnas asuhan pelatih asal Austria ini. Artikel ini mencapai 3.58% dari total hit count.

Di posisi tiga ada artikel yang membahas siapa saja Pemain Timnas U19 yang Pantas Langsung Masuk Timnas Senior. Penulis merekomendasikan Putu Gede, Evan Dimas, Paulo Sitanggang dan Maldini Pali. Pada kenyataannya hanya Evan Dimas yang dipanggil ke timnas senior ke piala AFF 2014. Itupun baru dimainkan saat timnas sudah tersisih, pada partai terakhir melawan Laos yang sudah tidak menentukan. Artikel ini mencapai 4.74% dari total hit count.

Posisi runner-up adalah artikel yang ditulis sebelum piala dunia 2014, bertajuk Kenapa Kaka, Ronaldinho dan Robinho tak dipanggil ke timnas Brazil Piala Dunia 2014? Topik ini mengangkat mengenai paradigma permainan timnas Brazil asuhan Luis Felipe Scolari menjelang piala dunia 2014. Bagaimana Scolari lebih mempercayai nama-nama seperti Fred dan Jo alih-alih Kaka, Ronaldinho dan Robinho. Artikel ini mencapai 7.94% dari total hit count.

Tempat teratas, cukup mengejutkan, adalah artikel mengenai Fachry Husaini, Pelatih Timnas U19 dan U16 saat ini. Pembaca ternyata antusias mengenai sosok pengganti Indra Sjafri ini, dan tentunya timnas U16 dan U19 yang ditanganinya. Tahun 2015 ini Fachry sepertinya akan tetap jadi pusat perhatiannya, karena anak asuhannya akan menghadapi piala AFF U16 dan U19. Artikel ini mencapai 8.35% dari total hit count.

Mungkin bisa disimpulkan kalau pengunjung blog ini lebih mencari artikel tentang sepakbola dalam negeri daripada sepakbola dunia. Pengunjung juga lebih memilih artikel tentang pemain muda dari pemain senior. Dapat dimengerti karena bagaimanapun yang menjadi buah bibir tahun 2014 adalah timnas U19 asuhan Indra Sjafri.

Referensi:

1. Foto: Evan Dimas Darmono.