Tuesday 31 March 2015

Timnas Korea Selatan di Piala AFC U23 Bukan Tim Yang Dikalahkan Evan Dimas Cs Dua Tahun Lalu

Timnas Korea Selatan U23 yang tampil di kualifikasi piala AFC U23 di Jakarta bukanlah tim yang dikalahkan timnas U19 asuhan Indra Sjafri tiga tahun lalu. Angkatan tim Garuda Jaya ini rata- rata kelahiran 1995 dan 1996. Mereka dianggap istimewa sehingga cukup mendominasi timnas Indonesia U23. Fenomena seperti itu tak terjadi di Korea Selatan. Hampir semua pemain Korea Selatan U23 lahir tahun 1993 atau 1994.

Hanya ada satu  pemain Korea yang bermain sejak menit awal dalam kekalahan dua tahun lalu. Dialah gelandang Lee Gwang-hyeok, gelandang yang bermain untuk klub Pohang Steelers. Pemain ini turun sejak menit awal pada partai Korea Selatan melawan Timor Timur dan mencetak dua gol.

Pemain Korea Selatan U23 umumnya berkompetisi di Jepang atau Korea, di kompetisi kasta pertama atau kedua. Hanya ada satu pemain yang berkompetisi di Jerman, yaitu Ryu Seung-woo. Gelandang ini terikat kontrak dengan klub Bundesliga Bayer Leverkusen, tapi sedang dipinjamkan ke Eintracht Braunschweig yang berkompetisi di kasta kedua liga Jerman.

Korea Selatan sepertinya sangat menjaga kebugaran pemainnya, terlebih karena dalam kualifikasi piala AFC U23 ini mereka harus bermain dua kali sehari. Tim yang diturunkan saat membekuk Brunei 5-0 berbeda dengan tim yang menundukkan Timor Leste 3-0. Hanya kapten Yeon Jeimin yang selalu dimainkan dari awal pada dua partai itu. Artinya, Korea Selatan dalam kondisi kebugaran prima saat menghadapi pasukan Aji Santoso 31 Maret 2015.

Akhirnya, selamat berjuang untuk timnas U23. Semoga sukses lolos ke putaran final piala AFC U23 di Qatar tahun depan, sebagai juara grup atau salah satu runner-up terbaik.

Referensi:

1. Foto: Aji Santoso.

Saturday 28 March 2015

Terancam Tanpa Evan Dimas, Timnas Piala AFC U23 Jangan Meremehkan Brunei

Kemenangan 5-0 atas Timor Leste Jumat 27 Maret 2015 lalu membuat optimisme pendukung Indonesia meletup-meletup. Harian Bola edisi 28-29 Maret 2015 menyebut bahwa "Kemenangan Telak Jadi Harga Mati". Mungkin dasar optimisme itu adalah karena Brunei baru kalah telak 5-0 dari Korea Selatan, dan Brunei selama ini bukanlah negara yang disegani dalam hal sepakbola.

Tapi lebih baik jangan takabur. Jangan lupa bahwa Brunei U21 mengalahkan Indonesia U21 2-0 di final piala Hassanal Bolkiah Cup 2012. Timnas U21 saat itu diperkuat pemain seperti Andik Vermansyah dan Yosua Pahabol.

Peristiwa serupa terjadi di babak penyisihan grup Hassanal Bolkiah Cup 2014. Kalau ini yang ditumbangkan Brunei adalah tim kebanggaan timnas U19 kebanggaan kita. Pasukan Indra Sjafri ini dikalahkan dengan skor 3-1.

Dalam daftar pasukan yang dibawa ke kualifikasi piala AFC di Jakarta ini, ada setidaknya tiga pemain yang ikut menumbangkan tim Garuda Jaya tahun lalu. Bahkan Aminuddin Zakwan ikut tampil dalam kedua partai yang disebut diatas. Gelandang ini menyumbangkan satu gol pada kemenangan Brunei tahun 2012.

Dua pemain lain juga berposisi sebagai gelandang. Mereka adalah Yura Indera Putera dan M Asnawi Syazni. Sayang sekali agak sulit mencari informasi detail tentang pemain Brunei di internet.

Tentu saja Indonesia punya peluang lebih besar untuk memenangkan partai ini. Pertandingan digelar didepan dukungan penonton Jakarta. Moral tim sedang bagus pasca kemenangan besar atas Timor Leste, sementara moral Brunei sedang terpuruk pasca kekalahan dari Korea.

Tapi timnas juga tak lepas dari masalah. Gelandang Zulfiandi yang endapat kartu merah saat menghadapi Timor Leste tidak bisa ditampilkan menghadapi Brunei. Paulo Sitanggang bisa menempati posisi Zilfiandi, tapi tipernya berbeda. Jika Zulfiandi adalah gelandang box-to-box, Paulo lebih cenderung menjadi deep-lying playmaker.

Pukulan yang lebih telah adala cederanya Evan Dimas. Belum bisa dipastikan apakah robekan di bahu kiri Evan Dimas akan pulih sebelum waktu pertandingan menghadapi Brunei hari ini 29 Maret 2015. Pelatih Aji Santoso sudah memikirkan alternatif pemain untuk menggantikan Evan Dimas. Safri Al Irfandi disebut-sebut menjadi alternatif untuk posisi Evan Dimas Darmono.

Referensi: 

1. Foto: Evan Dimas Darmono.

Thursday 26 March 2015

Menilai Kualitas Umpan Timnas Saat Menghadapi Kamerun

Pada Rabu 25 Maret 2015 timnas Indonesia berkesempatan menjajal timnas Kamerun dalam partai persahabatan. Kali ini mari kita lupakan perbedaan peringkat antara timnas Indonesia dengan para singa yang tidak bisa dijinakkan itu. Kita nilai pertandingan ini berdasarkan kualitas umpan dan possession football dari kedua tim.

Possession football memanfaatkan penguasaan bola untuk membangun irama permainan dan menyusun serangan. Untuk itu tentunya diperlukan kemampuan mempertahankan bola yang sedang dikuasai dari gangguan lawan, dan kemampuan untuk mengirim umpan dengan akurat. Pada tim yang fasih memainkan possession football kita sering melihat rangkaian umpan beruntun diantara pemain mereka. Sayang saya jarang melihat permainan operan seperti ini dipergarakan timnas.

Dalam pertandingan ini saya melihat timnas jarang bikin melakukan rangkaian operan lebih dari lima operan. Artinya, timnas jarang bisa menguasai bola dalam waktu lama. Konsekuensinya, strategi yang bisa digunakan terbatas.

Tak heran jika akhirnya operan kunci yang diandalkan untuk menerobos lini pertahanan lawan adalah umpan panjang. Strategi yang tidak terlalu efektif, karena terkadang umpannya tak akurat, atau situasinya fifty-fifty dan pemain Kamerun yang berhasil menang duel. Terkadang malah Kamerun sukses memasang perangkap offside.

Tidak banyak peluang yang didapat timnas di pertandingan ini. Sebuah peluang terjadi di menit 12 saat kerjasama satu dua Tantan dan Boaz Salossa membawa Tantan memasuki kotak penalti. Sayang tendangan Tantan tidak menyulitkan kiper Kamerun.

Di menit 64 lewat serangan balik Hariono mengirim bola panjang ke Zulham Zamrun di sayap kiri, yang mampu mengirimkannya pada Boaz di kanan. Sayang peluang yang dibangun dengan baik gagal karena tendangan penyelesaian Tantan jauh dibawah harapan.

Tak lama kemudian berawal dari kerjasama Tantan dan Boaz Salossa di sayap kanan, Hashim Kipuw mengirim umpan silang ke Ferdinand Sinaga di kotak penalti. Sayang sundulan Ferdinand lemah dan mengarah ke kiper Kamerun. Ini adalah peluang terbaik Indonesia untuk mencetak gol di pertandingan ini.

Di menit 70 baru Indonesia menunjukkan rangkaian umpan yang ciamik dalam sebuah serangan balik. Kembali disini terlihat peran Boaz dan keahlian Hariono melepas umpan panjang, plus kecepatan dan skill Bayu Gatra. Sayang sekali tembakan Zulham Zamrun yang sudah menguasai bola di kotak penalti tak mampu mengatasi pemain Kamerun yang menjaganya dan tembakannya dapat diblok.

Menit 74 Boaz berusaha dengan kecepatan dan skill individunya menusuk di sayap kanan, tapi umpan silang mendatar ke kotak penalti mudah dipatahkan Kamerun.

Menit 79 berawal dari intercept Raphael Maitimo, Boaz dan Bayu Gatra bekerjasama mendobrak, lagi-lagi dari sisi kanan. Sayang umpan Bayu Gatra di kotak penalti masih bisa dibuang oleh kaki kiper Kamerun.

Menit 91 giliran Bayu Gatra yang menusuk dengan dribble lagi-lagi dari sisi kanan. Sayang Ferdinand Sinaga tak mampu meneruskan usaha Bayu Gatra. Lini belakang Kamerun dengan tenang berhasil membuang bola.

Kualitas permainan operan Kamerun lebih baik dari timnas. Di babak pertama, saat menguasai bola, para pemain Kamerun bisa melakukan rangkaian delapan operan sebelum bola lepas dari penguasaan mereka. Di babak kedua angka ini sering mencapai 10 operan atau lebih. Tak heran jika peluang untuk Kamerun juga lebih banyak dan lebih berbahaya.

Akurasi operan Kamerun juga lebih baik. Tak seperti timnas, Kamerun tidak mengalami kesulitan untuk mengirimkan umpan panjang secara akurat. Indonesia beruntung Made Wirawan tampil cemerlang dibawah mistar sehingga Indonesia tidak kebobolan banyak gol.

Skor akhir pertandingan ini adalah 1-0 untuk Kamerun. Gol Kamerun diawali oleh dribble Henry Bedimo di sayap kiri yang menerobos masuk kotak penalti sementara lini belakang kita seperti tidak bereaksi. Jika Boaz dan Bayu mampu menyusur pinggir lapangan dengan dribble, Bedimo mampu menggunakan dribble untuk masuk ke kotak penalti. Tentu saja dribble seperti yang dilakukan Bedimo lebih berbahaya. Umpan Bedimo di kotak penalti pada Vincent Aboubakar diselesaikan dengan dingin oleh penyerang Kamerun ini untuk mencetak gol tunggal di pertandingan ini.

Referensi:
1. Rekaman pertandingan babak pertama sejak menit 7.
2. Rekaman pertandingan babak kedua.
3. Foto: Vincent Aboubakar.

Sunday 22 March 2015

The David Ospina Effect

David Ospina belakangan memantapkan posisinya di bawah mistar Arsenal. Ospina selalu diturunkan dalam sepuluh partai terakhir Arsenal di EPL. Hasilnya cukup mujarab, Arsenal memenangkan sembilan dari sepuluh partai terakhirnya tersebut. Satu-satunya kekalahan adalah saat bertandang ke White Hart Line, saat Arsenal dipukul 1-2 oleh Tottenham Hotspurs.

Kesempatan Ospina datang setelah setelah Arsenal dikalahkan Southampton 0-2 di partai pembuka tahun 2015. Buruknya performa kiper utama Wojciech Szczesny menjadi perhatian Arsene Wenger. Alhasil manajer asal Perancis itu memberi kesempatan pada David Ospina untuk membuktikan kemampuannya.

Kesempatan berharga ini tidak disia-siakan oleh Ospina. Dalam 10 partai EPL musim ini, Ospina sudah mencetak 5 clean sheet. Hanya enam gol yang bersarang ke gawang Ospina dalam sepuluh pertandingan tersebut.

Kehebatan David Ospina mungkin tidak mengherankan karena pria setinggi 1.83 m itu adalah kiper utama tim nasional Kolombia. Ospina berlaga bersama di putaran final piala dunia 2014 yang lau. Bersama pemain sekaliber James Rodriquez, Mario Yepes dan Juan Cuadrado, Ospina ikut membawa Kolombia melaju sampai perempat final, sebelum dihentikan Brazil 1-2.

Pasca piala dunia, Ospina bergabung dengan Arsenal. Agaknya Ospina masuk radar Arsene Wenger karena dia enam tahun bermain untuk klub liga Perancis, Nice. Arsene Wenger dikenal kerap menarik ke Arsenal pemain yang bermain di liga Perancis. Selain David Ospina di skuad Arsenal saat ini ada Mathieu Debuchy, Laurent Koscielny, Olivier Giroud, Vassiriki Abou Diaby dan Francis Coquelin.

Performa gemilang Ospina turut andil membawa Arsenal mantap di posisi ketiga EPL saat ini. Jika bisa mempertahankan performanya, agaknya David Ospina punya masa depan cerah di Arsenal. Untuk musim ini, sasaran terdekat adalah gelar piala FA dan posisi setinggi-tingginya di zona champions EPL.

Referensi:
1. Foto: David Ospina.

Friday 20 March 2015

Saat Manchester United Dipastikan Nirgelar Musim Ini

Perempat final piala FA di Old Trafford menghadapi Arsenal tanggal 9 Maret 2015 lalu adalah partai penting bagi Manchester United. Piala FA adalah peluang terakhir MU untuk memenangkan suatu gelar musim ini. Piala Liga sudah dimenangkan oleh Chelsea, dan di EPL juga Chelsea cukup jauh meninggalkan lawan-lawannya.

Tentu saja Arsenal tak membiarkan pertandingan berjalan sesuai keinginan MU. Mereka adalah juara bertahan piala FA, dan Arsenal berniat mempertahankan gelar. Piala FA jadi tumpuan Arsenal untuk memenangkan suatu gelar musim ini setelah kekalahan 0-3 di kandang dari Monaco menipiskan peluang mereka terus melaju di Liga Champions.

Arsenal tampil mengambil insiatif menyerang sejak awal pertandingan. Di awal pertandingan mereka aktif menyerang dari sisi kiri. Peluang mulai datang untuk Arsenal. Apalagi setelah barisan kanan Arsenal juga mampu mengatasi barisan belakang MU untuk melancarkan tekanan ke gawang MU. Gol tercipta setelah sayap kanan Alex Oxlade Chamberlain yang melewati hadangan sejumlah pemain MU berhasil mengirim umpan akurat  pada bek kiri Nacho Monreal di kotak penalti, yang memanfaatkannya untuk menjebol gawang MU. Skor 1-0 untuk Arsenal.

Musim lalu Arsenal masih bermasalah dalam transisi serangan ke pertahanan. Musim lalu Mourinho dan Chelsea memanfaatkannya saat menghantan Arsenal enam gol tanpa balas pada 22 Maret 2014. Barangkali kekalahan itu ikut berperan sehingga Arsene Wenger bertindak memperbaiki lini belakang Arsenal.

Sekarang Arsenal sudah lebih bagus dalam transisi menyerang ke bertahan. Pemain-pemain Arsenal sudah mulai terlihat merebut bola atau melancarkan tackle sejak dini untuk mencegah MU melakukan serangan balik. Di lini pertahanan sendiripun, Arsenal mampu membentuk tembok untuk membendung gempuran pemain MU.

Kelemahan lini belakang Arsenal  mungkin adalah bola atas, Terbukti bahwa gol balasan MU di babak pertama datang dari sundulan Wayne Rooney menyambut umpan silang Angel Di Maria. Skor imbang 1-1 bertahan sampai turun minum.

Di babak kedua, Arsenal tidak lagi terlihat mendominasi. MU terlihat punya rencana sendiri dengan mengandalkan di Maria. Peluang terbaik MU datang saat Di Maria menerima umpan dari Maroanne Fellaini, membawanya memasuki kotak penalti, tapi sayang tembakannya masih menyamping ke kanan gawang Szczesny.

Tembakan gawang David Gea tidak berbahaya, langsung mengarah ke pemain-pemain MU. Phil Jones menerimanya lalu mengirim bola ke Antonio Valencia yang berdiri didekatnya. Bencana datang saat Valencia mengirim back pass menuju kiper David De Gea, Bola malah dikuasai striker Arsenal Danny Wellbeck. Mantan striker MU ini melakukan trik untuk melewati De Gea dan lalu mencetak gol ke gawang klub yang membesarkannya.

Kartu merah untuk Di Maria makin mempersulit upaya MU mengejar ketertinggalan. Skor 2-1 bertahan hingga akhir pertandingan. Gol Wellbeck menyingkirkan MU dari piala FA dan memaksa MU menjalani musim ini nirgelar.


MU (4-5-1): De Gea (GK), Valencia (RB), Smalling (CB), Rojo (CB)/Januzaj, Shaw (LB)/Jones, Blind (DMC), Fellaini (MC), Herrera (MC)/Carrick, Di Maria (MR), Young (ML), Rooney (FC).

Arsenal (4-2-3-1): Szczesny (GK), Bellerin (RB)/Chambers, Mertesacker (CB), Koscielny (CB), Monreal (DL), Coquelin (DMC), Cazorla (DMC), Oxlade-Chamberlain (MR)/Ramsey, Ozil (MC), Sanchez (ML), Wellbeck (FC)/Giroud.

Referensi:1. Foto: Danny Wellbeck.
2. Highlight pertandingan ini
3. Daftar pemain dan formasi.

Tuesday 17 March 2015

Kenapa Monaco "Batal" Menjadi Klub Kaya Raya Seperti PSG?

Pembelian Paris Sant Germain (PSG) oleh Qatar Sports Investment tahun 2011 mengubah peta sepakbola Perancis. PSG dikhawatirkan akan menjadi kekuatan tunggal yang terlalu dominan di liga Perancis, karena kekuatan finansialnya jauh melebihi klub-klub lain. PSG sanggup mendatangkan nama-nama besar seperti Thiago Silva, David Luiz, Edinson Cavani, Ezequiel Lavezzi dan Zlatan Ibrahimovic. Tak heran jika mereka mampu merebut gelar juara Liga Prancis 2012-2013 dan 2013-2014.

PSG juga menjadi klub Perancis yang diperhitungkan di kancah Eropa. Di liga Champions pun PSG adalah nama yang diwaspadai klub sekuat apapun. Kesuksesan PSG baru-baru ini menyingkirkan Chelsea di 16 besar liga Champions hanya salah satu bukti kejayaan mereka.

PSG sempat ditengarai akan mendapatkan lawan sebanding. Akhir 2011 pengusaha Rusia Dmitry Rybolovlev datang dengan modal besar membeli klub Monaco. Klub yang bermarkas di negara mungil Monaco ini saat itu berkompetisi di kasta kedua liga Perancis.

Di akhir musim 2012-2013 Monaco lolos ke kasta pertama liga Perancis. Ambisi klub ini makin terlihat. Pemain-pemain bintang didatangkan dengan bandrol mahal. Duo gelandang Joao Moutinho didatangkan dengan biaya transfer 25 juta Euro beserta rekan satu timnya James Rodriquez yang menghabiskan biaya transfer 45 juta Euro. Pembelian paling spektakular adalah Radamel Falcao yang diperkirakan ditebus senilai 60 juta Euro. Hasilnya, Monaco menempati posisi kedua liga Perancis 2013-2014 dan lolos ke liga Champions. 

Mengawali musim 2014-2015, anomali mulai terlihat. Dimulai dari penjualan gelandang andalan James Rodriquez ke Real Madrid seharga 80 juta Euro. Radamel Falcao menyusul bergabung dengan Manchester United dengan status pinjaman. Entah kenapa, sepertinya ambisi besar Monaco mengalami arus balik.

Ekonom Pierre Rondeau punya jawabannya. Walaupun penduduk Monako secara ekonomi termasuk sejahtera, mereka tidak terlalu tertarik menonton sepakbola. Jumlah total penduduk negara mini hanya sekitar 37 ribu jiwa. Rata-rata penonton Monaco setiap pertandingan adalah sekitar 7835 penonton. Angka yang jauh dari ideal. Kesimpulannya, Monako tidak memiliki daya dukung untuk sebuah klub dengan ambisi besar.

Dengan demikian, Monako adalah kota yang salah untuk ambisi membentuk klub sepakbola elit dan berprestasi. Rondeau menyebutkan kalau investor asing lebih baik pergi ke Lyon, Marseille dan Paris untuk ambisi seperti itu. Kota-kota itu memiliki basis pendukung bola yang cukup fanatik untuk membantu menopang klub.

Saat ini Monaco masih cukup kuat walaupun ditinggal Rodriquez dan Falcao. Mereka masih punya Ricardo Carvalho, Jeremy Toulalan, Joao Moutinho dan Dimitar Berbatov. Saat ini mereka berada di peringkat 4 liga Prancis. Monaco melaju ke perempat final liga Champions setelah menyingkirkan Arsenal di babak 16 besar.

Referensi:
1. Foto : Monte Carlo, Monaco.

Monday 16 March 2015

Bio Pierre Paulin Segera Beralih Kewarganegaraan Menjadi WNI

Bio Pierre Paulin adalah bek berusia 30 tahun asal Kamerun. Pemain ini sudah bermain selama setidaknya tujuh tahun di Indonesia. Bek tangguh ini tetap setia memperkuat Persipura Jayapura datang  ke Indonesia tahun 2007.

Bio Pierre Paulin memberi kontribusi besar atas prestasi Persipura tahun-tahun belakangan ini. Sebagai andalan di lini belakang, dirinya ikut andil atas sederet prestasi Persipura. Bersama Persipura, Bio Pierre Paulin sudah memenangkan gelar juara ISL sebanyak tiga kali, yaitu 2008-2009, 2010-2011 dan 2013. Pencapaian itu masih ditambah dengan gelar juara Indonesia Community Shield 2009 dan gelas juara Indonesia Inter Island Cup 2011.

Setelah bertahun-tahun bermain di Indonesia, akhirnya Bio Pierre Paulin memutuskan beralih menjadi warga negara Indonesia. Dirinya akan mengambil sumpah sebagai warga negara Indonesia 23 Maret mendatang di kantor kementrian Hukum dan HAM propinsi Papua. Setelah pengambilan sumpah ini Bio Pierre Paulin akan resmi menjadi warga negara Indonesia.

Sebagai pemain sepakbola yang mencari nafkah di Indonesia, Bio Pierre Paulin mengambil keputusan yang menguntungkan. Nilai tawarnya menjadi lebih tinggi karena punya kemampuan setara pemain asing handal, tapi berstatus warga negara Indonesia. Hal ini bisa sangat membantu kelancaran karirnya. Lihat saja pemain naturalisasi lainnya, Christian Gonzales masih berkibar bersama Arema walaupun usianya sudah menginjak angka 38 tahun.

Jika dipanggil oleh tim nasional Indonesia, Bio Pierre Paulin bisa reuni dengan mantan rekannya di Persipura, yaitu Victor Igbonefo. Bek tengah Arema Cronus kelahiran Nigeria ini juga merupakan pemain naturalisasi. Bio Pierre Paulin memiliki tinggi 1.87 meter, sementara Igboneffo 1.84. Jika diduetkan di sentral pertahanan, timnas akan memiliki sepasang bek tengah yang tangguh menghadapi bola-bola atas.



aya akan mengambil sumpah WNI pada 23 Maret di kantor Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Papua di Jayapura," ucapnya.
Runners-up

Friday 13 March 2015

Bagaimana Semen Padang Memikat Pemain Muda Berbakat Dari Pelosok Indonesia

Tim muda Semen Padang adalah juara ISL U21 musim lalu. Prestasi yang pantas karena tim kabau sirah ini memang serius mempersiapkan pemain-pemain mudanya. Pemain-pemain Semen Padang U21 tidak hanya berasal dari Sumatera Barat saja. Tim ini aktif merekrut talenta-talenta muda di berbagai pelosok negeri ini.

Pencarian bakat ini bahkan sudah mulai dilakukan sejak level U16. Menurut Very Mulyadi, manajer Semen Padang U16, U19 dan U21, pencarian bakat ini difokuskan ke daerah-daerah yang menjadi kantung bakat sepakbola, seperti Maluku, Papua dan Jawa. Pencarian pemain ini adalah sebuah program jangka panjang sudah berlangsung sejak 2012.

Jadi jangan heran jika banyak pilar Semen Padang U21 berasal dari daerah lain. Nerius Alom misalnya, pemain terbaik ISL U21 ini berasal dari Papua. Pemain penting lain adalah Gugum Gumilar yang berasal dari Jawa Barat. Ada juga Safrial Irfandi yang berasal dari Sumatera Utara. Dan jangan lupa Hendra Bayauw yang berasal dari Tulehu, Ambon.

Pilar asli daerah juga tak mau kalah. Leo Guntara menjadi harapan baru pecinta sepakbola ranah minang yang rindu akan sosok bintang sepakbola asal daerah sendiri. Ada juga Rezzi Syafrianto, talenta yang terdeteksi dari turnamen Semen Padang Cup U21 tahun 2013. Direktur teknik tim junior Semen Padang, Weliansyah menyatakan komposisi pemain adalah 60 persen asli Sumatera Barat dan 40 persen untuk pemain Indonesia lainnya.

Apa daya tarik Semen Padang bagi para pemain muda U21, U19, dan U16?

Harian Bola edisi Rabu 11 Maret 2015 melaporkan bahwa Semen Padang relatif royal pada para pemain mudanya. Anggaran yang besar disediakan untuk masing-masing pemain U16, U19 dan U21 untuk biaya sekolah, asrama, makan, uang saku dan transportasi. Pemain usia sekolah bisa bersekolah di SMP atau SMA milik Semen Padang. Pemain usia kuliah juga dibebaskan bila ingin melanjutkan kuliah.

Fasilitas latihan juga relatif bagus. Apalagi Semen Padang adalah satu-satunya tim ISL yang memiliki lapangan latihan sendiri.

Bandingkan dengan fasilitas di diklat  Salatiga yang dulu menghasilkan pemain sekaliber Bambang Pamungkas dan Kurniawan Dwi Julianto. Fasilitas begitu minim, tidak punya lapangan sendiri, dan mess pemain penuh sesak. Dengan segudang prestasi yang sudah dihasilkan diklat ini, tetap saja ini bukan kondisi yang ideal untuk pembinaan sepakbola.


Referensi:
1. Pembinaan Sepakbola di Semen Padang - Jalankan Filosofi Jaman Kolonial, Harian Bola 11 Maret 2015.
2. Satu pemain Rp 200 juta per tahun, Harian Bola 11 Maret 2015.

Thursday 12 March 2015

Nilai Jual Sepakbola Bali

Saat Pieter Tanuri memutuskan memindahkan markas klub yang baru dibelinya ke Bali, tentunya sudah melalui pertimbangan matang. Klub yang beralih nama menjadi Bali United Pusam FC adalah satu-satunya klub ISL di Bali. Masalahnya bagaimana caranya agar masyarakat Bali merasa memiliki tim ini dan datang mendukung dalam setiap laga kandang.

Direkrutnya Indra Sjafri sebagai pelatih Bali United menunjukkan keseriusan Pieter Tanuri dalam merebut simpati khalayak Bali. Indra Sjafri adalah seorang pelatih terkenal yang menjadi buah bibir masyarakat saat melatih timnas U19. Pilihan ini bukannya tanpa resiko, karena Indra Sjafri belum pernah melatih klub ISL sebelumnya.

Pemain asli Bali juga menjadi faktor yang sangat penting untuk merebut simpati publik Bali. Untuk itu Bali United serius menyeleksi putra daerah Bali yang layak untuk berlaga di ISL. Terpilihlah lima pemain putra daerah untuk bergabung, yaitu bek kanan I Komang Adi Parwa, bek kiri Felisianus Junius Bate, bek tengah I Nengah Sulendra, bek tengah I Ketut Mahendra, gelandang I Nyoman Sukarja,

Mungkin Pieter Tanuri juga sudah memikirkan nilai klubnya untuk siaran langsung televisi. Pertama karena mereka punya pelatih terkenal Indra Sjafri. Kedua karena Bali yang eksotis terkenal dalam hal pariwisata. Ketiga karena letaknya yang dekat dengan pula Jawa, sehingga stasiun televisi tidak mengalami masalah infrastruktur siaran langsung.

Mungkin karena itu statiun televisi stasiun televisi RTV menayangkan siaran langsung turnamen pramusin Bali Island Cup 2015 langsung dari stadion Kapten Dipta, Gianyar Bali. Turnamen ini berlangsung 12 sampai 16 Maret 2015, diikuti oleh Persib Bandung, Pelita Bandung Raya, Persiram Raja Ampat dan tuan rumah Bali United Pusam.

Referensi:

1. Foto: Uluwatu.

Wednesday 11 March 2015

Danny Welbeck, Striker Terbaik yang Diorbitkan Sir Alex Ferguson.

Gol dari Danny Welbeck membuat Arsenal menyingkirkan MU 2-1 di semifinal piala FA 2014/2015. Hal ini mungkin cukup menyedihkan bagi para pendukung MU. Sebelum memperkuat Arsenal awal musim ini, Welbeck adalah pemain MU. Wellbeck bahkan asli adalah lulusan akademi MU. Danny Wellbeck adalah yang terbaik diantara striker-striker MU produksi sendiri yang diorbitkan oleh Sir Alex Ferguson.

Sir Alex Ferguson adalah seorang pelatih legendaris, yang terkenal akan kemampuannya menangani pemain muda. Banyak pemain hebat yang dididik di akademi MU dan mengawali debutnya dibawah asuhan Ferguson, Diantaranya Ryan Giggs, David Beckham, Paul Scholes, Gary Neville, Philip Neville dan Nicky Butt. Namun mereka semua adalah bek atau gelandang, bukan penyerang.

Ternyata Ferguson tidak terlalu mumpuni dalam hal menghasilkan striker. Dari 56 penyerang yang permain untuk MU dimasa kepemimpinannya, kebanyakan nama-nama tersohor didapat dari hasil transfer, bukan lulusan akademi MU. Sebut saja Ruud van Niltelrooy (dari PSV Eindhoven), Robin van Persie (dari Arsenal), Carlos Tevez (dari West Ham), Dwight Yorke (dari Aston Villa), Ole Gunnar Solksjaer (dari Molde), Alan Smith (dari Leed United), Louis Saha (dari Fulham), Wayne Rooney (dari Everton), Michael Owen (dari Newcastle United), Henrik Larrson (dari Helsingborgs IF), Diego Forlan (dari Independiente), Andy Cole (dari Newcastle United), Eric Cantona (dari Leeds United), Dimitar Berbatov (dari Tottenham Hotspurs) dan Teddy Sheringham (dari Tottenham Hotspurs).

Yang kita sebut sebagai striker didikan Ferguson adalah striker yang sempat mengecap pendidikan di akademi MU dan melakukan debutnya bermain untuk MU di premier league dibawah asuhan Ferguson. Striker seperti Mark Hughes dan Norman Whiteside bukan didikan Ferguson. Walaupun mereka memang didikan MU dan cukup lama malang melintang di MU, Hughes dan Whiteside sudah lulus dari akademi sebelum Ferguson datang ke MU.

Umumnya striker lulusan akademi MU kesulitan untuk bersaing dengan para penyerang kelas dunia yang datang ke Old Trafford dari bursa transfer. Diantara striker didikan Ferguson kita temui nama Fraizer Campbell. Menjalani debut tahun 2006, dia hanya sempat dua kali memperkuat MU tanpa mencetak gol, penyerang ini ke sempat dipinjamkan Royal Antwerp, Hull City dan Tottenham Hotspurs, sebelum akhirnya dilepas tahun 2009. Karirnya cukup bagus. Saat ini Campbell menjadi andalan klub EPL Crystal Palace.

Striker didikan Ferguson lainnya adalah Federico Macheda. Walaupun sempat terlihat menjanjikan pada tahun debutnya 2008, Macheda sulit menembus tim inti. Setelah sempat mencetak 4 gol dalam 19 pertandingan untuk MU, Macheda sempat dipinjamkan ke sejumlah klub: Sampdoria, QPR, Stuttgart. Doncaster Rovers dan Birmingham City. Awal musim ini Macheda dilepas MU dan saat ini menjadi andalan Cardiff City di divisi Championship.

Striker bertalenta didikan Ferguson lainnya adalah Guiseppe Rossi. Debut tahun 2004, Rossi hanya sempat mencetak 1 gol dalam 5 pertandingan bersama MU. Setelah sempat dipinjamkan ke Newcastle United dan Parma, Rossi justru bersinar setelah tak lagi memperkuat United. Penampilannya cukup cemerlang bersama Villareal dan lalu Fiorentina.

Tapi striker terbaik didikan Ferguson tak pelak lagi adalah Danny Welbeck. Menjalani debut tahun 2008, Welbeck juga sempat menjalani masa peminjaman ke Preston North End dan Sunderland. Wellbeck bertahan di MU sampai tahun 2014. Dia mencatatkan 20 gol dalam 90 pertandingan. Wellbeck cukup berkontribusi dalam kesuksesan MU menjuarai EPL 2012-2013.

Penyerang MU didikan Ferguson yang paling mendekati pencapaian Wellbeck adalah Mark Robins yang memperkuat MU tahun 1988 sampai 1992. Walaupun bukan pilihan utama, Robins mampu mencetak 11 gol dalam 48 penampilannya bersama MU.

Referensi:
1. Foto Danny Welbeck.

Monday 9 March 2015

Menebak Tim Inti timnas Piala AFC U23

Timnas piala AFC U23 sudah menyelesaikan jadwal ujicoba sebelum maju ke kualifikasi piala AFC U23 akhir Maret ini di Jakarta. Dari serangkaian ujicoba yang dilakukan, kita akan mencoba memprediksi siapakah yang akan dipercaya menjadi pilihan utama di tim inti. Patut diingat bahwa pelatih Aji Santoso adalah penggemar formasi 4-2-3-1.

Penjaga gawang Natshir Fadil (Persib) agaknya akan menjadi pilihan utama Aji. Walaupun miskin pengalaman ISL dan bukan pilihan utama di klubnya, Natshir Fadil menjadi pilihan utama Aji dalam dua uji coba terakhir menghadapi Malaysia dan Vietnam. Pesaingnya adalah Teguh Amiruddin (Barito Putera) yang justru lebih kaya pengalaman berkompetisi di ISL. Mantan kiper timnas U19 Ravi Murdianto (Mitra Kukar) agaknya sulit bersaing dengan mereka.

Hansamu Yama dan Manahati Lestusen menjdi pilihan utama sebagai duet lini tengah. Keduanya berasal dari klub Barito putera. Hansamu selalu dimainkan dalam empat pertandingan uji coba terakhir. Manahati adalah kapten dari tim ini. Hal yang wajar mengingat Manahati memang paling kaya pengalaman, tercatat memperkuat timnas senior di piala AFF 2014, timnas Asian Games 2014. timnas Sea Games 2013. Jebolan program SAD Uruguay juga sempat mencicipi kompetisi Belgia lewat klub CS Vise.

Abduh Lestaluhu (Persija) diprediksi akan menjadi menempati salah satu posisi bek sayap. Pemain ini bisa bermain sebagai bek sayap kanan maupun kiri. Satu posisi lagi akan diperebutkan bek kanan Putu Gede (Persebaya) atau bek kiri Andik Rendika Rama (Persela).

Wawan Febriyanto (Pelita Bandung Raya) diprediksi akan berpasangan dengan Paulo Sitanggang (Barito Putera) sebagai gelandang bertahan. Di depan mereka ada gelandang serang Evan Dimas. Di timnas U19 dulu Evan Dimas dikenal sebagai gelandang yang produktif mencetak gol. Sayangnya produktivitas itu belum mampu diulanginya di timnas piala AFC U23 ini. Sangat disayangkan karena tim ini minim pencetak gol, sementara Evan Dimas (Persebaya) adalah pemain yang paling punya reputasi soal ketajaman menjebol gawang lawan.

Pemain muda terbaik ISL 2014, Hendra Bayauw (Semen Padang) agaknya akan dipercaya menempati posisi sayap kiri. Sayap akan sepertinya akan dipercayakan kepada Adam Alis (Persija). Sektor ini sangat penting karena secara tradisional sepakbola Indonesia mengandalkan kecepatan sayap-sayapnya dalam melakukan serangan. Opsi alternatif di posisi sayap adalah Ilham Udin Armayn (Persebaya).

Lini depan agaknya paling tidak meyakinkan. Posisi striker tunggal adalah yang paling pelik, karena belum ada pemain yang terbukti mumpuni di posisi ini. Agaknya pilihan Aji akan jatuh kepada Antoni Putro Nugroho (Barito Putra). Cristofer Sibi (Persipura) dan Mukhlis Hadi (PSM) menjadi penyerang pelapis.

Sunday 8 March 2015

Pemprov DKI Jakarta Batal Membeli Persija Jakarta?

Rencana pemprov DKI Jakarta membeli klub Persija Jakarta sempat santer diberitakan awal tahun ini. Rencana pembelian ini sudah  direstui PSSI. Rencana pemprov membeli Persija melalui BUMD Jakarta Propertindo (JakPro) disebut tidak melanggar aturan.

Pemilik Persija saat ini adalah PT Persija Jaya Jakarta. Perusahaan inilah yang memiliki lisensi untuk berlaga di ISL atas nama Persija Jakarta. Belakangan ini Persija memang terkesan memiliki masalah keuangan. Persija sempat dibayangi sanksi jika tidak bisa membayar gaji ke pemain dan ofisial musim. Baru pada jumat 13 Februari 2015 akhirnya Persija melunasi tunggakannya.

Dalam proses negosiasi pembelian ini, muncul fakta yag mengejutkan. Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebut kalau Persija Jakarta memiliki hutang senilai 76 milyar. Jumlah yang sangat besar karena setara dengan anggaran Persija selama dua musim. Tak heran kalau Ahok menyebutkan Persija sudah "bangkrut".

Gubernur Ahok sendiri punya rencana besar dengan Persija jika jadi dibeli pemprov melalui Jakpro. "Perusahaan Persija di bawah Jakpro jadi dia bisa dibangun. Keren banget nantinya. Punya gedung sendiri, hari biasa orang bisa datang, bila perlu punya hotel, punya tempat beli pernak-pernik,” demikianlah penuturan Ahok.

Sayangnya proses pembelian ini terancam gagal. Dengan penilaian kondisi keuangan seburuk itu, wajar jika Ahok menuntut saham 95 persen atau lebih untuk pemprov. Sementara pihak pengelola PT Persija Jakarta saat ini hanya bersedia melepas 60 persen untuk pemprov DKI.

Referensi:
1. Foto: gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.

Saturday 7 March 2015

Timnas Piala AFC U23 Mengangkut Delapan Alumni Garuda Jaya

Timnas piala AFC U23 dipersiapkan untuk menghadapi kualifikasi piala AFC U23 yang akan digelar di Jakarta akhir Maret ini. Indonesia tergabung dalam grup H bersama Korea Selatan, Brunei Darussalam dan Timor Leste.

Ada sepuluh grup dalam babak kualifikasi ini. Sepuluh juara grup dan lima runner-up terbaik akan melaju ke Piala Asia U23 tahun depan di Qatar. Artinya, untuk lolos timnas harus menjadi juara grup atau menjadi salah satu dari lima runner-up terbaik.

Mungkin tidak mengherankan jika timnas piala AFC U23 ini ternyata diperkuat oleh banyak mantan pemain timnas U19 saat dilatih Indra Sjafri. Dari 20 pemain yang dibawa ke Vietnam untuk uji coba Senin 9 Maret 2015, ada delapan pemain tim Garuda Jaya. Mereka adalah kiper Ravi Murdianto, bek kanan Putu Gede Juni Antara, bek tengah Rudolof Yanto Basna dan Hansamu Yama Prata, gelandang Evan Dimas dan Paulo Sitanggang, serta penyerang Mukhlis Hadi dan Ilham Udin Armayn. Para alumni Garuda Jaya rata-rata baru 20 tahun, padahal batas usia maksimum yang diperbolehkan adalah 22 tahun.

Dalam timnas piala AFC U23 ini banyak terdapat nama-nama minim pengalaman yang bahkan belum banyak mendapat kesempatan berlaga di ISL. Sebut saja kiper M Natshir Fadhil, bek sayap M Abduh Lestaluhu, bek kiri Andik Rendika Rama, stopper Jajang Maulana, gelandang serang Adam Alis Setyano, sayap kiri Antoni Putro Nugroho dan penyerang Christofer Manuel Sibi.

Nama-nama yang terbilang sudah cukup matang di ISL adalah kiper Teguh Amiruddin, bek/gelandang Manahati Lestusen, winger Hendra Adi Bayauw dan Ahmad Nufiandani, serta gelandang Wawan Febriyanto,

Mengingat kesukaan pelatih Aji Santoso memainkan pola 4-2-3-1, agaknya kendala terbesar adalah mencari striker yang nyaman bermain sebagai penyerang tunggal dan mampu memberikan kontribusi besar untuk tim.

Referensi:
1. http://www.tempo.co/read/news/2015/02/09/099641177/Jadwal-Timnas-U-22-di-Kualifikasi-Piala-Asia.
2. Daftar pemain timnas AFC U23 yang dibawa uji coba ke Vietnam Maret 2015.
3. Foto Aji Santoso.