Sunday 19 October 2014

Banjir Pelatih Asal Padang

Indra Sjafri bukanlah satu-satunya. Tahun-tahun belakangan ini sejumlah pelatih asal Padang unjuk prestasi di level nasional. Perkembangan yang sangat menggembirakan karena sebelumnya tidak banyak pelatih level nasional asal daerah ini. Sebelumnya publik mungkin hanya mengenal pelatih sepuh Suhatman Imam dan mantan pelatih Semen Padang lainnya, Jenniwardin.

Nil Maizar yang memulai kiprah generasi pelatih baru asal Padang. Konflik ISL versus IPL tahun 2011 membawa Semen Padang asuhan Nil sebagai tim terkuat di IPL. Alih-alih tinggal di Semen Padang untuk meraih gelar juara IPL, Nil justru memilih tugas berat menjadi pelatih tim nasional. Prestasi sulit didapat karena timnas hanya diperkuat pemain IPL saja. Pasca rekonsiliasi, posisi Nil sebagai pelatih timnas digantikan oleh Jacksen Tiago dan Rachmad Darmawan. Musim ini Nil Maizar melatih tim Putra Samarinda di ISL.

Nama Indra Sjafri luput dari perhatian saat sukses membawa timnya menjuarai kejuaraan HKFA di Hong Kong tahun 2012. Ini adalah embrio dari timnas U19 yang menjuarai piala AFF U19 2013, prestasi yang disambut gegap gempita oleh publik sepakbola Indonesia yang haus kemenangan. Walaupun kritik berdatangan karena prestasi yang tidak menggembirakan di piala AFC U19 2014, Indra Sjafri sudah penya reputasi sebagai pelatih yang penya pendekatan menyerang, modern, dan piawai mendeteksi bakat-nakat muda. Timnas U19 setidaknya sudah menghasilkan pemain-pemain potensial seperti Putu Gede, Evan Dimas, Paulo Sitanggang, Ilham Udin dan Maldini Pali.

Jafri Sastra membawa Semen Padang berkibar di ISL tahun ini. Ditengah anggapan kalau klub eks IPL kalah kelas dari klub ISL, Jafri sukses menunjukkan kalau Semen Padang adalah tim kuat yang tak bisa dianggap remeh. Musim ini Semen Padang punya catatan kemenangan atas tim-tim sekuat Persib, Arema dan Persipura. Prestasi yang mengesankan untuk pelatih debutan seperti Jafri Sastra. Saat ini Jafri memimpin pasukannya di babak delapan besar ISL.

Delvi Adri menjadi nama terbaru yang menorehkan prestasi di level nasional. Mantan striker PSP ini sukses membawa Semen Padang U21 menjuarai ISL U21, menumbangkan Sriwijaya U21 di final dengan skor 4-0. Semen Padang memang rajin mendeteksi talenta-talenta muda dari seluruh Indonesia untuk diboyong ke Padang. Di tim Semen Padang U21 misalnya ada Nelsius Alom asal Papua dan Hendra Adi Bayauw asal Maluku.

Menarik untuk dicatat bahwa keempat pelatih ini semuanya pernah bermain untuk PSP Padang, tim yang saat ini terbenam di divisi regional.

Monday 6 October 2014

Pemain Timnas U19 yang Pantas Langsung Masuk Timnas Senior

Kira-kira 19 atau 20 tahun yang lalu, kita juga punya timnas U19 yang sangat dibanggakan. Tim yang dikenal dengan namanya Primavera ini sanggup menyumbangkan pemain ke timnas senior. Kurniawan Dwi Julianto(61 penampilan/31 gol) dan Bima Sakti(56/11) menjadi andalan timnas dalam waktu yang lama. Sayang sejumlah pemain lain seperti Kurnia Sandy(24/0), Eko Purjianto (29/3), Yeyen Tumena (13/0) dan Indriyanto tidak mampu mencapai ekspektasi dan tidak bertahan lama di timnas senior.

Usia 19 tahun mungkin terkesan "terlalu muda" untuk bergabung dengan timnas senior. Tapi asal punya kemampuan dan mampu mempertahankan performa, itu bukan hal yang tidak mungkin. Seperti ditunjukkan oleh Bambang Pamungkas (86/38), dan beberapa tahun kemudian disusul Ismed Sofyan (53/3). Dua pemain timnas U19 tahun 1998 ini mampu menjadi andalan timnas dalam waktu yang panjang.

Bagaimana dengan timnas U19? Saking bangganya dengan tim Garuda Jaya, publik sering menganggap bahwa seharusnya timnas U19 saja yang dikirim ke ajang senior ataupun ajang U23. Tapi kalau bisa secara realistis, apakah ada pemain tim Garuda Jaya yang walaupun masih miskin pengalaman kompetisi, namun layak bermain di timnas senior.

Dibawah mistar gawang, Ravi PurjiantO menjadi andalan timnas U19. Dilihat dari segi apapun, Ravi masih kalah kelas dibanding senior-seniornya seperti Kurnia Meiga 6/0) dan Andritany Ardhiyasa(9/0). Ravi lebih baik berkonsentrasi menemukan klub yang menjamin dirinya bermain reguler untuk menambah jam terbang.

Bek kanan Putu Gede punya kans untuk masuk timnas senior. Sebagai bek sayap modern, kemampuan dan pengalamannya masih dibawah Alfin Tuasalamony. Tapi lebih baik membawa talenta 19 tahun sebagai pelapis daripada veteran seperti Supardi Nasir(20/0) dan Zulkifli Syukur (23/0).

Sebaliknya bek kiri Fatchu Rohman belakangan sering dianggap sebagai titik lemah timnas U19. Memang para seniornya juga tidak ada yang betul-betul bagus, sebut saja Danny Saputra, Diego Michiels(3/0), Ruben Sanadi(7/0) atau Roni Beroperay. Logikanya, seseorang pantas masuk timnas karena kualitasnya bagus. Bukan karena para saingannya juga kurang bersinar.

Bek tengah timnas senior diperebutkan pemain seperti Victor Igboneffo(7/0), Muhammad Roby(32/1), Hamka Hamzah(32/0), Ahmad Jufriyanto (9/1) dan Manahati Lestusen. Rasanya pintu belum terbuka untuk kedua bek tengah timnas U19, Hansamu Yama Pratama dan Sahrul Kurniawan. Seperti Ravi, Hansamu dan Sahrul lebih baik berkonsentrasi di level klub.

Gelandang bertahan Hargianto menghadapi persaingan keras untuk maju ke timnas senior. Nama-nama Raphael Maitimo(16/3), Ahmad Bustomi(27/0), Hariono(19/1), Ahmad Jufriyanto (9/1) dan Dedi Kusnandar masih lebih didepan. Peluang belum terbuka untuk Hargianto bermain di timnas senior.

Paulo Sitanggang punya peluang yang lebih baik. Saat ini di Indonesia jarang sekali kita lihat pemain yang mampu menjadi defensive-minded playmaker seperti Paulo. Saingannya di posisi ini mungkin hanya gelandang Persib, Taufiq(15/0).

Evan Dimas Darmono paling punya kemampuan untuk langsung menjadi pemain inti di timnas. Evan cocok untuk menjadi suksesor Firman Utina (60/5). Kemampuannya masih lebih baik dari Fandy Eko Utomo dan Syakir Sulaiman. Kecuali jika pemain naturalisasi Stefano Lilipaly(1/0) sudah bisa dipanggil secara regular oleh timnas.

Sayap kanan Ilham Udin adalah salah satu pemain tertajam di timnas U19. Hanya untuk timnas senior, sulit untuk bersaing dengan Bayu Gatra (1/0), Titus Bonai(8/1) atu Zulham Zamrun(11/2). Ilham lebih baik fokus dulu dengan karir di klub dan kompetisi.

Penyerang kiri Maldini Pali lebih menarik, karena pilihan penyerang yang hobi melakukan dribble dari kiri cukup terbatas. Saingannya seperti Ramdani Lestaluhu dan Ian Kabes(5/0). Sepertinya Maldini punya punya modal untuk bersaing, walau mungkin bukan pilihan utama.

Penyerang tengah Mukhlis? Jelas belum mampu bersaing dengan Christian Gonzales(23/11), Boaz Solossa(30/8), Greg Nwokolo(6/1), Samsul Arif(14/1) atau Ferdinand Sinaga(7/0).

Sementara pelatih Indra Sjafri, agaknya sudah cukup mumpuni untuk melatih timnas senior. Hanya saja dia harus membiasakan diri melatih timnas yang pemainnya hanya berkumpul saat jeda kompetisi dan international week. Program pelatnas jangka panjang seperti timnas U19 tidak mungkin diterapkan di timnas senior yang pemain-pemainnya terikat kontrak dengan klub-klub ISL.