Tuesday 30 June 2015

Panggung Ramon Diaz di Copa America

Penggemar Diego Maradona mungkin masih kenal Ramon Diaz. Mereka berdua bahu membahu di lini depan untuk memenangkan Piala Dunia Junior 1979. Ramon diaz menjadi top skorer dalam kejuaraan ini, sementara Maradona berkibar sebagai bintang baru dunia sepakbola saat itu . Mereka sama-sama berlaga membela timnas Argentina di piala dunia 1982.

Sayangnya, setelah itu kesempatan Diaz untuk berlaga untuk timnas Argentina menjadi menyempit. Padahal karir sepakbola Diaz tergolong bagus. Dia menjuarai serie A 1988-1989 bersama Internazonale, piala Prancis 1990-1991 bersama Monaco dan 5 gelar Primera Division Argentna bersama River Plate. Tapi panggung dunia bersama tim nasional seolah menjauhi Diaz. Ramon Diaz tidak dipanggil saat Argentina menjuarai piala dunia 1986 dan menjadi finalis piala dunia 1990.

Pensiun menjadi pemain, Ramon Diaz beralih menjadi pelatih. Gelar juara copa Libertadores 1996 bersama River Plate menunjukkan reputasinya sebagai pelatih top di Amerika Selatan. Sebagai manager Ramon Diaz memenangkan 6 gelar Primera Division Argentna bersama River Plate dan satu lagi bersama San Lorenzo.

Sayangnya tim nasonal Argentina mash belum memilihnya sebagai pelatih tim nasional. Ramon Diaz akhirnya menerima tawaran Paraguay untuk menjadi pelatih tim nasional mereka. Saat itu Paraguay baru saja terpuruk sebagai juru kunci kualifikasi piala dunia zona Amerika Selatan. Panggung dunia terbuka untuk Ramon Diaz, walaupun tidak bersama Argentina.

Di copa America 2015, Ramon Diaz membuktikan dirinya bukan pelatih sembarangan. Dari posisi ketinggalan 2-0 dari Argentina, timnas Paraguay asuhan Diaz melancarkan gempuran demi gempuran untuk menyamakan skor menjadi 2-2. Tim mantan juara dunia lainnya, Uruguay, juga ditahan 1-1. Tim tamu Jamaika ditundukkan 1-0. Di babak perempat final, pasukan Ramon Diaz menyingkirkan Brazil dengan adu penalti. Hasil itu membawa Paraguay ke semifinal untuk sekali lagi bertemu Argentina.

Hebatnya, Ramon Diaz melakukannya tanpa melakukan Revolusi. Pemain-pemain andalannya tetap pemain senior seperi Justo Villar (38 tahun), Paulo Da silva (35), Lucas Barrios (30), Nelson Valdez (30) dan Roque Santa Cruz. Formasi andalannya adalah 4-4-2.

Menarik untuk menunggu kiprah Ramon Diaz sebagai pelatih Paraguay di lanjutan copa America 2015 dan kualifikasi piala dunia 2018.

Referensi:
1. Foto: Ramon Diaz.
2. Ramon Diaz @ wikipedia
3. Tim nasonal Paraguay @ wikipedia


Monday 29 June 2015

Transfer Petr Čech dan Kebijakan Finansial Chelsea

Secara finansial, transfer Petr Čech ke Arsenal adalah bisnis yang bagus. Kiper kedua berusia 33 tahun yang bisa dilepas dengan harga sekitar 10 juta euro ke Arsenal. Sebuah berita bagus untuk keseimbangan pembukuan keuangan Chelsea.

Chelsea hari ini berbeda dengan Chelsea pada masa awal kepemilikan Roman Ibrahimovich. Dahulu Chelsea terkenal sebagai tim bermodal kuat yang tidak segan-segan merekrut oemain bintang dengan transfer mahal. Sekarang Chelsea adalah tim yang bisa mencatatkan keuntungan pada pembukuan tahunan. Tahun lalu Chelsea mencatatkan keuntungan 18.4 juta pounsterling.

Musim 2003-2004, Petr_Čech adalah kiper Rennes, tim yang berjuang harus sampai pertandingan terakhir agar tidak degradasi dari Ligue 1. Claudio Ranieri, manajer Chelsea saat itu, mengincarnya untuk menjadi pelapis kiper utama Chelsea, Carlo Cudicini. Diakhir musim Čech direkrut Chelsea dengan nilai transfer 7 juta Euro.

Saat Čech datang, posisi manajer Chelsea sudah beralih ketangan Jose Mourinho. Cederanya Caulo Cudicini diawal musim memberi kesempatan bagi Čech untuk langsung debut partai pembukaan EPL 2004-2005. Alih-alih kiper pelapis, Čech malah membuktikan dirinya layak menjadi kiper utama, dengan catatan 21 clean sheets di EPL musim itu.

Petr Čech adalah bagian penting dari kisah sukses Chelsea saat itu. Sebagai pilihan utama didepan gawang, kiper setinggi 196 cm ini berkontribusi memenangkan tiga gelar juara EPL 2004-2005, 2005-2006 dan 2009-2010. Karena ketangguhannya didepan gawang, Čech memenangkan sarung tangan emas EPL musim 2004-2005 dan 2013-2014.

Čech adalah pahlawan Chelsea saat memenangkan liga champions 2011-2012 dengan menundukkan Bayern Munich di final. Partai final tersebut harus diselesaikan dengan adu penalti, Čech menyelamatkan penalti Ivica Olić untuk membantu  Chelsea menjuarai liga Champions untuk pertama kalinya.

Kembalinya Thibaut Courtois ke Chelsea di musim 2014-2015 membuat Cech tergeser menjadi kiper kedua. Courtois adalah kiper berbakat yang sudah direkrut Chelsea sejak usia 19 tahun, untuk lalu dipinjamkan ke Atletico Madrid selama tiga tahun. Di musim ketiganya di Atletico, Courtois membantu timnya menjadi juara La Liga 2013-2014 dan finalis liga Champions di musim yang sama. Sebagai kiper utama Chelsea, Courtois sukses membantu Chelsea mememangkan gelar EPL 2014-2015.

Petr Čech tidak betah menjadi kiper kedua. Kepindahannya ke Arsenal adalah untuk mendapatkan kesempatan bermain lebih banyak. Čech cukup berpeluang untuk memenangkan persaingan dengan Wojciech Szczęsny dan David Ospina untuk posisi kiper utama Arsenal.

Chelsea mungkin akan mencari kiper baru untuk menggantikan posisi Čech. Sebenarnya Chelsea sudah punya kiper muda potensial hasil binaan sendiri bernama Jamal Blackman. Kiper setinggi 199 cm ini masih belum genap 21 tahun, pernah dipanggil ke timnas Inggris U16, U17 dan U19.



Referensi:
1. Foto: Petr Čech saat menyelamatkan penalti Ivica Olić di final liga Champions 2012.
2. Chelsea @ wikipedia.
3. Arsenal @ wikipedia.
4. Petr Čech @ wikipedia.
5. Thibaut Courtois @ wikipedia.
6. Jamal Blackman @ wikipedia.
7. Final Champions League 2011-2012 @ wikipedia.
4. Chelsea merauh keuntungan finansial tahun 2014.
8. Premier League Golden Glove @ wikipedia.
9. Petr Čech menyelamatkan penalti Ivica Olić di final liga Champons 2012.



Saturday 27 June 2015

Mencari Pengganti Batistuta di Argentina

Argentina bukan hanya favorit juara di copa America 2015. Banyak penyerang berkelas di lini depan berpotensi menerbitkan ekspektasi bahwa Argentina bukan saja akan menang dan juara, tapi juga akan menjadi tim yang tajam dan mencetak banyak gol. Lihat saja deretan penyerang Argentina: Carlos Tevez, Sergio Aguero, Ezequiel Lavezzi, Gonzalo Higuain dan kandidat kuat pemain terbaik dunia tahun ini: Lionel Messi.

Ternyata langkah Argentina copa America ini tidak mudah. Lawan-lawan Argentina yang sadar akan kemampuan ofensif tim tango berusaha memperkokoh pertahanan. Dari empat partai yang sudah berlangsung, dengan mengabaikan babak adu penalti, hanya empat gol yang dicetak oleh Argentina, salah satunya dari dicetak dari tendangan penalti Lionel Messi.

Pada partai pertama grup B menghadapi Paraguay pada 13 Juni 2015, Argentina tampil dengan formasi 4-3-3. Sergio Aguero  menjadi penyerang tengah dan Lionel Messi menjadi penyerang sayap kanan. Higuain dan Tevez masuk belakangan sebagai pemain pengganti. Dalam pertandingan ini Aguero mencetak gol pertama memanfaatkan kesalahan barisan belakang Paraguay melakukan backpass. Lionel Messi menggandakan skor lewat golnya dari titik putih. Namun Paraguay mampu mengejar ketinggalan untuk memaksakan hasil seri 2-2.

Pada partai berikutnya melawan Uruguay pada 17 Juni 2015, Argentina memilih formasi 4-2-3-1. Sergio Aguero  menjadi striker tunggal dan Lionel Messi menjadi gelandang sayap kanan. Carlos Tevez masuk belakangan sebagai pemain pengganti. Dalam pertandingan ini Aguero mencetak gol tunggal dengan menyundul umpan lambung dari bek kanan Pablo Zalabaleta. Skor akhir 1-0 untuk Argentina.

Pada partai terakhir di grup B melawan Jamaika pada 20 Juni 2015, Argentina kembali ke formasi 4-3-3. Kali ini Gonzalo Higuain yang menjadi penyerang tengah, sementara Lionel Messi kembali menjadi penyerang sayap kanan. Carlos Tevez sekali lagi masuk belakangan sebagai pemain pengganti. Dalam pertandingan ini Higuain mencetak gol tunggal setelah menerima umpan mendatar Angel Di Maria di kotak penalti. Argentina kembali meraih kemenangan tipis 1-0.

Kolombia menantang tim tango di babak perempat final, Kali ini Argentina memakai formasi 4-2-3-1. Carlos Tevez kali ini menjadi striker tunggal. Lionel Messi tampil sebagai  gelandang sayap kanan dan Ezequiel Lavezzi menjadi gelandang sayap kiri. Sergio Aguero masuk belakangan sebagai pemain pengganti. Argentina gagal mencetak gol di waktu normal plus perpanjangan waktu. Untunglah Argentina akhirnya tetap lolos ke semifinal setelah menang 5-4 dalam adu penalti.

Angel di Maria mengakui kesulitan Argentina menghadapi lawan yang bermain defensif. Lebih lanjut Di Maria menyoroti kurang tangguhnya striker Argentina di udara. Di Maria mengandaikan jika Argentina punya penyerang seperti Gabriel Batistuta dan Hernan Crespo, dua mantan striker andalan  yang dikenal tangguh di udara, Argentina bisa punya opsi tambahan berupa umpan lambung kepada striker tersebut.

Menarik untuk dicatat bahwa para striker Argentina memang tak terlalu tinggi. Lionel Messi tingginya 169 cm. Carlos Tevez, Sergio Aguero dan Ezequiel Lavezzi sama-sama 173 cm. Tapi Gonzalo Higuain sebenarnya cukup menjulang dengan tinggi 184 cm, sebanding dengan Batistuta (185 cm) dan Crespo (184 cm).

Dari semua striker Argentina yang dibawa ke copa America 2015, Gonzalo Higuain adalah satu-satunya yang punya catatan apik dalam duel udara. Diluar timnas, ada Rodrigo Palacio (Inter Milan), German Denis (Atalanta) dan Maxi Lopez (Torino) yang kuat di udara. Tapi mereka semua adalah striker veteran, agaknya bukan solusi yang tepat buat timnas Argentina.

Sejumlah striker lain bisa dipertimbangkan timnas Argentina karena ketangguhan mereka di udara. Mauro Icardi (181 cm) dari Inter Milan misalnya, Top skorer serie A musim lalu dengan 22 gol. Rekrutan baru Juventus Paulo Dybala (177 cm) juga layak dpertimbangkan. Peman ini membuat 13 gol musim lalu untuk Palermo. Ada juga striker Werder Bremen, Franco Di Santo (193 cm) yang musim lalu mencetak 13 gol di Bundesliga. Alternatif lain adalah striker Sevilla, Joaquin Larrivey (185 cm) yang mencetak 11 gol musim lalu di La Liga.

Tentu tetap harus diingat bahwa serangan dengan umpan lambung hanya opsi alternatif bagi Argentina. Serangan Argentina harus tetap mengandalkan skill, kecepatan dan kemampuan finishing para striket andalannya. Untuk sementara di copa America 2015 ini, Argentina bisa memasang Gonzalo Higuain untuk alternatif serangan lewat bola-bola udara.

Referensi:
Foto: Gabriel Batistuta.
Timnas Argentina @ whoscored.com.
Argentina vs Paraguay 13 Juni 2015 @ whoscored.com.
Gol Sergio Aguero dalam partai Argentina vs Paraguay 13 Juni 2015.
Gol Lionel Messi dalam partai Argentina vs Paraguay 13 Juni 2015.
Argentina vs Paraguay 17 Juni 2015 @ whoscored.com.
Gol Sergio Aguero dalam partai Argentina vs Uruguay 17 Juni 2015.
Argentina vs Jamaika 20 Juni 2015 @ whoscored.com.
Gol Gonzalo Higuain dalam partai Argentina vs Jamaica 20 Juni 2015.
Argentina vs Kolombia 26 Juni 2015
Angel Di Maria tentang kebutuhan Argentina terhadap striker yang kuat di udara.
Gabriel Batistuta @ Wikipedia
Hernán Crespo @ wikipedia
Lionel Messi @ whoscored.com.
Carlos Tevez. @ whosocred.com.
Sergio Aguero.@ whoscored.com.
Ezequiel Lavezzi.@ whoscored.com.
Gonzalo Higuain @ whoscored.com.
Roberto Pereyra @ whoscored.com.
Eric Lamela @ whoscored.com.
Rodrigo Palacio @ whoscored.com.
Mauro Icardi @ whoscored.com.
Leonardo Ulloa @ whoscored.com.
German Denis @ whoscored.com.
Alejandro Rodriquez @ whoscored.com.
Pablo Chavarria @ whoscored.com.
Gonzalo Bergessio @ whoscored.com.
Diego Perrotti @ whoscored.com.
Paulo Dybala @ whoscored.com.
Paulo Dybala @ wikipedia.
Maxi Lopez @ whoscored.com.
Joaquín Larrivey @ whoscored.com.
Pablo Piatti @ whoscored.com.
Franco di Santo @ whoscored.com

Friday 26 June 2015

Menanti Transfer Mahal Dari AC Milan

AC Milan terpuruk dalam dua musim terakhir. Setelah hanya mencapai peringkat 8 serie A 2013-2014, AC Milan makin jatuh lagi ke peringkat 10 serie A musim 2013-2014. Hasil yang sangat tidak menggembirakan untuk tim yang pernah 7 kali menjuara liga Champions Eropa dan 18 kali menjadi scudetto di serie A.

AC Milan tercatat tidak banyak melakukan transfer mahal dua tahun terakhir ini. Satu-satunya transfer diatas €10 juta adalah Alessandro Matri. Sejumlah pemain didatangkan dengan nilai transfer yang tidak begitu "mewah" seperti Cristián Zapata (€6 juta), Adil Rami (€4.25 juta) dan Giacomo Bonaventura (€7 juta). Kaka, Alex, Jérémy Ménez dan Diego López bahkan bebas transfer. Sementara Alessio Cerci datang dengan status pinjaman.

Sebuah tim yang baik tidak harus dibangun dengan transfer mahal. Tapi anggaran pengeluaran Milan berarti Milan tidak ikut memburu pemain-pemain yang paling bersinar di bursa transfer. Sementara saingan terkuat di serie A, Juventus, semakin kuat, Musim lalu Juventus tak hanya juara seria A, mereka bahkan mampu menjadi finalis liga Champions. Jarak yang harus dikejar dengan Juventus cukup jauh, sehingga transfer pemain mahal menjadi opsi yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Penjualan 48% saham Milan pada Bee Taechaubol membawa angin segar. Milan sekarang setidaknya punya dana €100 juta. Penggemar Milan bisa berharap timnya akan mendatangkan pemain-pemain kelas satu untuk menantang Juventus musim depan.

Tapi sampai saat ini belum ada berita bagus untuk Milan dari bursa transfer. Gelandang bertahan idaman Geoffrey Kondogbia memilih bergabung ke Inter dengan nilai transfer €40 juta. Sementara Jackson Martinez, penyerang incaran berbanderol €35 juta juga lebih memilih Atletico Madrid untuk rumah barunya.

Apakah setelah beberapa tahun minim aktivitas transfer AC Milan jadi kehilangan sentuhan dalam merekrut pemain. Sebenarnya jika pemain yang diincar memang bagus dan sesuai dengan kebutuhan klub, seharusnya Milan tidak mundur untuk pemain kelas satu hanya karena harganya €35 juta atau €40 juta. Sekarang ini nilai segitu adalah wajar untuk pemain bintang yang sedang bersinar.

Dailymail menyebutkan Axel Witsel sebagai gelandang bertahan baru incaran Milan, Sementara untuk posisi penyerang, Milan berharap bisa memboyong salah satu dari Edinson Cavani atau Zlatan Ibrahimovic.


Referensi:
1. AC Milan @ wikipedia.
2. AC Milan musim 2013-2014 @ wikipedia.
3. AC Milan musim 2014-2015 @ wikipedia.
4. 48% saham milan dijual pada Bee Taechaubol.
5. Gambar: stadio Guiseppe Meazza, markas AC Milan dan Internazionale.

Wednesday 24 June 2015

Kesempatan Robinho Memimpin Serangan Tim Samba.

Dunga sepertinya tidak memproyeksikan timnas Brazil saat ini untuk piala dunia 2018. Mungkin target di copa America 2015 ini adalah untuk mengembalikan kebanggan dan kepercayaan diri Brazil. Ada banyak pemain pilihan utama yang usianya sudah melewati atau mendekati tiga puluh tahun.

Kiper Jefferson sudah 32 tahun. Empat pemain belakang didepannya juga adalah Dani Alves (32), Miranda (30), Thiago Silva (30) dan Filipe Luis (29). Di lini tengah ada Fernandinho (30) dan Elias (30). Tim inti Brazil saat ini terlalu dipenuhi pemain senior daripada darah muda.

Kartu merah dan skorsing empat pertandingan terhadap bintang muda Neymar membuka kesempatan pada satu lagi pemain senior. Itulah Robinho, 31 tahun, pemain AC Milan yang sedang dipinjamkan ke Santos. Saatnya untuk Robinho yang belakangan karirnya meredup untuk menunjukkan kemampuan yang sebenarnya untuk Brazil.

Piliham Dunga menjadikan Robinho sebagai pengganti Neymar cukup beralasan. Seperti halnya Neymar, Robinho bisa ditempatkan sebagai penyerang, sayap atau gelandang serang. Seperti Neymar juga, Robinho bisa bermain di sisi kanan ataupun sisi kiri. Apalagi Robinho sangat berpengalaman. Robinho sudah bermain 97 kali untuk timnas Brazil dan mencetak 27 gol.

Kebetulan mereka sama-sama hasil didikan dari klub yang sama, yaitu Santos. Mereka juga sama-sama pernah menjadi pemain muda nomor satu Brazil yang menarik perhatian klub besar Eropa. Neymar bergabung ke Barcelona tahun 2013 pada usia 21 tahun, Robinho juga dulu pindah ke Madrid tahun 2005 pada usia 21 tahun.

Robinho tampil meyakinkan pada kesempatan pertama, yairu partai menghadapi Venezuela pada 21 Juni 2015. Robinho mencatatkan 3 key passes dalam pertandingan ini, Sepak pojok Robinho disambut tendangan Thiago Silva untuk mencetak gol pertama Brazil. Dalam partai yang berakhir 2-1 ini, situs whoscored.com memberikan nilai 7.61 untuk Robinho. Hasil yang bagus untuk pemain yang harus menyandang beban berat menggantikan ikon Brazil saat ini, Neymar.

Rekaman highlight penampilan Robinho melawan Venezuela bisa dilihat disini. Tantangan berikutnya adalah perempat final Copa America pada 27 Juni 2015 saat Brazil menghadapi Paraguay.

Referensi:1. Foto: Robinho.
2. Robinho @ Wikipedia.
3. Neymar @ Wikipedia.
4. Robinho @ whoscored.com
5. Brazil @ whoscored.com.

Tuesday 23 June 2015

Geoffrey Kondogbia, Saat "Rupiah" Mengalahkan "Baht".

Mungkin momen terbaik Geoffrey Kondogbia musim lalu adalah golnya ke gawang Arsenal pada perdelapan final liga Champions. Tapi sebenarnya mencetak gol bukan keahlian utama gelandang Perancis yang musim lalu memperkuat Monaco ini. Kondogbia adalah seorang gelandang bertahan.

Menurut catatan situs whoscored.com, pemain berusia 22 tahun ini memiliki tinggi 188 cm dan berat badan 80 kg, postur yang meyakinkan untuk seorang poros halang. Lebih lanjut lagi disebutkan kalau pemain ini bagus dalam hal mengirim umpan, melakukan tackling dan punya daya konsentrasi tinggi. Kemampuan dribblingnya juga OK.

Sebagai gelandang bertahan, Kondogbia sering melakukan pelanggaran dan sering juga melanggar. Sebagai poros halang, tak heran jika Kondogbia harus melakukan tackle. Hebatnya, situs whoscored.com bahkan menyebutkan pemain in tidak punya kelemahan yang signifikan.

Tak heran jika pemain ini menjadi buruan di bursa transfer musim panas. Dua klub dar Milano memperebutkannya, itulah Internazionale dan AC Milan. Kedua tim sama-sama terpuruk musim lalu dan sama-sama bergerak aktif di bursa transfer untuk memperbaiki performa tim musim depan.

Presiden Internazionale Erick Thohir menunjukkan dukungannya pada manager Roberto Mancini dengan aktif berburu pemain incaran. Pengusaha Thailand bernama Bee Taechaubol membeli 48% saham Milan dengan harga €480 juta. Artinya, musim panas ini Milan memilik dana untuk bergerak aktif di bursa transfer.

Awalnya Milan yang menjadi favorit untuk mendapatkan Kondogbia. Tapi keberanian Inter untuk menawar lebih tinggi ternyata menjadi faktor penentu transfer ini. Inter harus membayar €40 juta pada Monaco. Kondogbia menandatangani kontrak selama lima tahun dengan Inter.

Sebenarnya target asli Roberto Mancini adalah gelandang Manchester City, Yaya Toure. Inter mengalihkan fokus ke Kondogbia setelah Toure memutuskan bertahan di Manchester City. Presiden Erick Thohir menyatakan bahwa Kondogbia bisa berkembang menjadi pemain yang lebih baik dari Toure.

Yang jelas, presiden Inter asal Indonesia itu telah memenangkan saga transfer Geoffrey Kondogbia melawan AC Milan yang baru saja mendapat suntikan dana dari Thailand.

Referensi:
1. Foto: Geoffrey Kondogbia.

Monday 22 June 2015

Putaran Final Euro U21 2015 disiarkan langsung.

Postingan ini cukup terlambat. Putaran final U21 2015 telah berlangsung sejak 17 Juni 2015 silam, Saya baru sadar belakangan kalau kejuaraan in ternyata disiarkan langsung di RCTI dan Global TV.

Putaran final Euro U21 ini diikuti oleh delapan negara yang terbagi atas dua grup. Grup A terdiri dari Ceko, Denmark, Jerman dan Serbia. Grup B berisikan Inggris, Italia, Portugal dan  Swedia.

Sejumlah pemain-pemain muda yang sudah punya nama ikut serta dalam putaran final Euro U21 ini. Di Jerman U21 ada Marc-Andre ter Stegen (Barcelona), Emre Can (Liverpool), Kevin Volland (1899 Hoffenheim) dan Serge Gnabry (Arsenal). Dari Denmar ada Jannick Vestergaard (Werder Bremen) dan Lasse Vigen Christensen (Fulham). Ceko diperkuat bek muda Chelsea, Tomáš Kalas. Serbia punya Filip Đuričić (Benfica), Miloš Jojić (Borussia Dortmund) dan Aleksandar Pešić (Toulouse). Semua pemain ini memperkuat negara yang bersaing di grup A.

Di grup B juga ada sejumlah talenta muda yang punya nama. Portugal punya Tiago Ilori (Liverpool), Ivan Cavaleiro (Benfica), Ricardo Domingos Barbosa Pereira (FC Porto) dan Bernardo Silva (Monaco). Inggris diperkuat Carl Jenkinson (Arsenal), Nathaniel Chalobah dan Ruben Loftus-Cheek (Chelsea), Jesse Lingard (Manchester United), Harry Kane (Tottenham Hotspurs) dan Danny Ings (Burnley). Swedia punya Simon Tibbling (FC Groningen), Isaac Kiese Thelin (Bordeaux) dan Branimir Hrgota (Borussia Mönchengladbach). Italia diperkuat tiga peman muda Juventus: Danele Rugani, Stefano Sturaro dan Domenco Berardi.

Kejuaraan ini selain memperebutkan gelar juara Euro U21, juga sekaligus sebagai ajang kualifikasi untuk mencari empat wakil Eropa ke Olimpiade 2016 di Brazil.

Saturday 20 June 2015

Antonio Di Natale Melewati 200 Gol Seri A

Striker veteran yang masih unjuk ketajaman di Seri A 2014-2015 tak hanya Luca Toni, Adalah Antonio Di Natale, striker 37 tahun milik Udinese yang mencetak 14 gol musim ini. Dalam sepuluh tahun terakhir, Di Natale konsisten mencetak minimal 10 gol semusim.

Striker didikan Empoli ini harus berjuang dari bawah. Empoli sudah mengontraknya sejak usia belum genap 19 tahun di musim 1996-1997 saat Empoli berada di Seri B. Tapi Di Natale lebih sering dipinjamkan ke klub divisi bawah seperti Iperzola, Varese, dan Viareggio.

Usai mencetak 12 gol dalam 25 penampilan untuk Viareggio di Serie C 1998-1999, Di Natale akhirnya ditarik untuk memperkuat Empoli di seri B. Tiga musim kemudian di musim 2001-2002, Di Natale menyumbangkan 16 gol dalam 38 penampilan untuk membantu Empoli promosi ke seri A. Dua tahun kemudian Empoli terdegradasi ke Serie B, tapi Di Natale yang direkrut Udinese tetap bertahan di Serie A. Di Natale bertahan sampai saat ini di Udinese. Dalam 11 tahun Di Natale mencetak 189 gol dari 362 penampilan untuk Udinese.

Mungkin karena tidak bermain di klub besar, Antonio Di Natale agak tidak beruntung di tim nasional. Berada satu generasi dengan striker sekaliber Francesco Totti, Alessandro del Piero, Filippo Inzaghi dan Luca Toni mempersempit peluang Di Natale bermain untuk tim Azzuri. Meski begitu, Di Natale masih mencatatkan 11 gol dalam 42 penampilan bersama timnas.

Pada 23 November Antonio Di Natale sudah mencetak 200 gol di seri A. Di Natale saat ini berada di peringkat 6 pencetak gol terbanyak seri A sepanjang masa. Koleksi gol Di Natale hanya kalah dari nama-nama besar seperti Silvio Piola (274), Francesco Totti (243), Gunnar Nordahl (225), Guiseppe Meazza (216) dan Jose Altafini (216).

Rekaman sejumlah gol yang dicetak Di Natale bisa dilihat disini. Di Natale tidak tinggi untuk ukuran Seri A, hanya 170 cm. Gol-gol yang dicetak Di Natale menunjukkan kemampuan penyelesaian akhir, penempatan posisi, tendangan keras menuju gawang dan ketenangan di kotak penalti.

Referensi:
1. Foto: Antonio di Natale.

Friday 19 June 2015

Luca Toni, Striker Veteran Masih Mampu Jadi Capocannoniere

Luca Toni masih tajam di usia 38 tahun. Musim 2014/2015 yang lalu striker Verona sukses menjadi capocannoniere di Seri A dengan mencetak 22 gol. Toni berbagi gelar pencetak gol tersebut dengan Mauro Icardi , striker Internazionale asal Argentina yang juga mencetak 22 gol.

Luca Toni terhitung late bloomer, yaitu pemain yang terlambat menunjukkan kemampuan sebenarnya. Toni memulai karirnya dari Modena di Seri C1. Ketajaman Toni baru kentara saat memperkuat Palermo sejak usia 26 tahun. Disini Toni mencetak 30 gol di Seri B 2003-2004 dan 20 gol pasca promosi ke Seri A musim berikutnya.

Pindah ke Fiorentina, Toni menjadi capocannoniere 2005-2006 dengan 31 gol. Di titik ini Luca Toni sudah punya reputasi sebagai striker bintang. Toni sempat memperkuat tim besar seperti Bayern München dan Juventus.

Karena satu generasi dengan penyerang sekaliber Alessandro Del Piero, Filippo Inzaghi dan Francesco Totti, kesempatan bermain Toni untuk tim nasional cukup terbatas. Meski begituToni mencatatkan 16 gol dalam 47 penampilan untuk Italia. Toni turut andil memenangkan piala dunia 2006 untuk Italia.

Gaya permainan Luca Toni dapat dilihat dari rangkaiannya dari rekaman gol-gol yang dicetaknya musim 2014-2015. Striker tinggi besar ini adalah tipe finisher dan big man. Walaupun terhitung veteran, Toni masih berbahaya di kotak penalti.

Di seri A saja Toni sudah mencatatkan 151 gol sepanjang karirnya.

Referensi:
1. Foto: Luca Toni.

Wednesday 17 June 2015

Sea Games 2015, Saat Menpora dan PSSI Sama-Sama Kalah

Perseteruan menpora dan PSSI sudah berlangsung berbulan-bulan. Menpora menyatakan PSSI dibekukan dan membentuk tim transisi untuk menggantikan perannya. Pembekuan tersebut membuat PSSI dalam posisi lemah dan bahkan tidak bisa melanjutkan ISL yang saat itu sedang berlangsung. FIFA menganggap tindakan menpora tersebut sebagai intervensi pemerintah dan memutuskan menjatuhkan sanksi pada sepakbola Indonesia.

Sea Games 2015 menjadi ajang terakhir untuk PSSI sebelum sanksi FIFA efektif berlaku. Timnas U23 yang dikirim ke Sea Games adalah binaan dan pilihan PSSI. Pelatih Aji Santoso dan manajer Gde Widiade juga ditunjuk oleh PSSI. Bahkan dana untuk timnas U23 pun tidak dari bantuan pemerintah.

Kandasnya timnas di babak semifinal mungkin bukan hasil yang terlalu buruk. Masalahnya adalah kekalahan-kekalahan yang diderita timnas dari 2-4 dari Myanmar, 0-5 dari Thailand dan 0-5 dari Vietnam. Tidak berlebihan jika dikatakan timnas sudah kalah kelas dari Myanmar, Thailand dan Vietnam.

Menpora juga tidak berjaya membina kontingen Indonesia dari semua cabang olahraga di Sea Games 2015. Target yang dipatok di Sea Games 2015 adalah peringkat kedua dalam hal perolehan medali. Menpora menargetkan 79 medali emas dalam Sea Games ini.

Kenyataannya, performa kontingen Indonesia dibawah harapan. Indonesia hanya menempati peringkat lima daftar perolehan medali. Dari 79 medali emas yang ditargetkan, hanya 47 yang berhasil didapatkan.

Alangkah baiknya jika menpora dan PSSI menghentikan perseteruan mereka demi kebaikan dunia olahraga negeri ini. Mungkin cabang-cabang olahraga lain membutuhkan bantuan menpora disaat menpora terlalu sibuk memperhatikan sepakbola. Sepakbola Indonesia yang terpuruk membutuhkan sinergi dari PSSI dan menpora untuk mengejar ketinggalan.

Sunday 14 June 2015

Coach Aji, Mainkan Ilham Udin sejak awal melawan Vietnam

Harapan Indonesia untuk meraih medali emas Sea Games 2015 pupus sudah. Thailand menghantam pasukan kita dengan kemenangan besar 5-0. Final akan berlangsung antara dua negara yang mengalahkan Indonesia di Sea Games ini: Thailand vs Myanmar.

Timnas mungkin memang kalah segalanya dari Thailand, tapi cukup beralasan untuk bilang kalau perlawanan timnas tidak maksimal. Tumpulnya opsi serangan dari sisi kiri lapangan karena absennya bek kiri Abduh Lestaluhu memudahkan Thailand menghalau upaya ofensif timnas. Apalagi pilihan utama Aji untuk gelandang sayap kiri adalah Paulo Sitanggang yang aslinya seorang gelandang tengah dan tidak terlihat nyaman menjadi winger. Sementara bek kanan Vava Mario Zagalo "terpaksa" beralih jadi bek kiri.

Untuk sebuah formasi 4-2-3-1 seperti yang dipakai timnas bisa berjalan dengan baik, opsi serangan dari kedua sisi lapangan dan dari lapangan tengah harus bisa diaktifkan. Sebenarnya, timnas Sea Games 2013 punya seorang gelandang sayap kiri murni, yaitu Ilham Udin Armayn. Entah kenapa alumni timnas Garuda Jaya itu seperti diabaikan oleh Aji Santoso. Ilham tidak pernah menjadi pilihan utama dalam lima partai yang sudah dimainkan Indonesia pada Sea Games ini.

Memang Aji tidak perlu memperlakukan istimewa mantan bintang timnas Garuda Jaya seperti Ilham. Tapi kenyataannya, semua alternatif yang dicoba Aji juga tidak tampil mengesankan. Wawan Febrianto yang aslinya gelandang sayap kanan tidak berhasil saat dicoba menjadi gelandang sayap kiri saat menghadapi Myanmar. Paulo Sitanggang yang dipercaya di posisi sayap kiri pada empat partai berikutnya, cenderung tampil lebih ketengah daripada menekan di pinggir kiri lapangan.

Aji sudah memberi isyarat akan melakukan rotasi pada perebutan medali perunggu melawan Vietnam. Apalagi timnas hanya punya waktu  pemulihan sekitar 40 jam usai kekalahan dari Thailand. Secara pribadi, yaitu ingin melihat Natshir Fadhil, Agung Prasetyo, Abduh Lestaluhu, Wawan Febrianto dan Ilham Udin Armayn dimainkan sejak awal.

Saturday 13 June 2015

Tanpa Sayap Kiri, Garuda Muda Menghadapi Thailand di Semifinal Games 2015

Timnas akan menghadapi Thailand di semifinal Sea Games 2015 tanpa sayap kiri murni sama sekali, karena Abduh Lestaluhu terkena akumulasi kartu. Vava Mario Zagalo yang direncanakan menggantikannya, posisi aslinya adalah bek kanan. Bek tengah Agung Prasetyo juga akan absen karena akumulasi kartu. Gelandang sayap kiri Ilham Udin Armayn biasanya tidak dipercaya untuk memulai pertandingan sejak menit awal.

Sembilan dari pemain Thailand ikut dalam skuad yang menjuarai Sea Games 2013. Saat itu di final Indonesia mengandalkan bek kanan Alfin Tuasalamony dan gelandang sayap kanan Bayu Gatra. Namun Thailand dapat mengatasi mereka dengan permainan intensitas tinggi, kira-kira seperti yang diperlihatkan Myanmar di pertandingan pertama.

Daya serang Thailand tak perlu diragukan, tercermin dari 15 gol yang sudah dicetak sejauh ini. Tampil defensif juga bukan opsi yang baik, karena kemampuan kita menggalang pertahanan yang tangguh masih kurang. Jangan mengira parkir bus itu sesuatu yang mudah dilakukan, apapagi oleh pemain-pemain Indonesia yang secara instinktif lebih suka keluar menyerang.

Strategi yang lebih baik untuk melawan Thailand adalah passing game ala Indra Sjafri. Hal ini cukup beralasan mengingat banyaknya alumni Garuda Jaya di lini tengah. Tapi tak mungkin semudah itu mengganti strategi dari skema Aji Santoso yang cenderung lebih direct.

Pada akhirnya, soal strategi tetap harus diserahkan pada pelatih Aji Santoso dan timnya. Selamat berjuang untuk timnas U23. Meminjam istilah komentator bola, kami mengharapkan penampilan yang "ganteng maksimal".

Referensi:
1. Foto: pelatih Aji Santoso.
2. "Thailand vs Indonesia - Siapa Kuat Mereka Lolos Ke final!", Harian Bola 13 Juni 2015.

Friday 12 June 2015

Tidak Ada Jaminan Untuk Alumni Garuda Jaya

Tidak mudah bagi alumni timnas U19 jaman Indra Sjafri untuk "naik kelas" ke timnas U23 yang berlaga Sea Games 2015. Dari daftar 19 pemain yang dibawa, hanya tujuh yang merupakan alumni Garuda Jaya. Mereka adalah Hansamu Yama Pratama, Paulo Sitanggang, Zulfiandi, Hargianto, Evan Dimas, Ilham Udin dan Muchlis Hadi.

Sejumlah pilihan utama di tim Garuda Jaya tidak terpilih ke timnas Sea Games. Kiper Ravi Murdianto kalah bersaing dengan Teguh Amiruddin dan Natshir Fadil. Demikian juga halnya dengan bek kanan Putu Gede Juni Antara dianggap kalah bersaing dengan Syaiful Indra Cahya dan Vava Mario Zagalo. Bek tengah Rudolf Yanto Basna juga dinilai tidak sebagus Manahati Lestusen dan Agung Prasetyo.

Sejumlah andalan tim Garuda Jaya bahkan sudah tersingkir sejak jauh-jauh hari. Misalnya bek kiri Fatchu Rohman dan bek tengah Sahrul Kurniawan. Bahkan daya serang dan kemampuan dribel Maldini Pali sepertinya tidak mengesankan bagi Aji Santoso.

Tujuh pemain yang yang terpilih untuk dikirim ke Sea Games juga tidak bisa berleha-leha. Ilham Udin sebagai satu-satunya sayap kiri di tim ini, sejauh ini hanya hanya bisa memasuki lapangan pertandingan sebagai pemain pengganti. Tak jauh berbeda halnya dengan Hargianto yang belum pernah dipercaya memulai pertandingan dari menit awal. Hansamu Yama Pratama kehilangan posisinya di tim inti setelah melakukan blunder yang berujung pada gol ketiga Myanmar saat timnas kalau 2-4 di pertandingan pertama Sea Games. Paulo Sitanggang harus bermain di posisi yang tidak ideal baginya: sayap kiri.

Evan Dimas adalah pemain terbaik di timnas Sea Games ini, karena itu posisinya aman. Muchlis Hadi juga relatif aman sebagai striker tunggal setelah mencetak tiga gol ke gawang Kamboja. Menurut penulis, sebenarnya daya dobrak Muchlis sebagai striker tunggal masih kurang dan kemampuan shooting dari Muchlis juga masih harus diperbaiki. Di lini tengah, Zulfiandi terlihat mulai menikmati perannya sebagai gelandang bertahan dan agaknya masih mampu meyakinkan Aji.

Tidak aneh sebenarnya jika pelatih yang berbeda punya visi permainan berbeda, dan untuk itu memilih susunan pemain yang berbeda pula. Mantan pelatih tim Garuda Jaya, Indra Sjafri, cenderung mengandalkan passing game untuk menguasai irama permainan. Serangan sering dimulai lewat defense-splitting pass pada salah satu dari tiga penyerang: Maldini, Muchlis dan Ilham.

Aji Santoso cenderung bermain lebih direct dan gemar memainkan pola 4-2-3-1 atau 4-1-4-1. Aji menyukai pemain yang agresif dan punya daya dobrak seperti Adam Alis dan Ahmad Nufiandani. Menariknya. Ahmad Nufiandani ini kelahiran 1995, sepantaran dengan timnas U19 generasi Evan Dimas.

Referensi:
1. Foto: Cavenagh Bridge, Singapore.

Thursday 11 June 2015

Tentang Kesetiaan Suporter Timnas

Tidak ada olahraga yang lebih populer dari sepakbola di Indonesia. Saat timnas bertanding, para penggemar bola yang tidak bisa menonton langsung mengamat siaran langsung televisi dengan seksama. Pada saat-saat euforia, acara nonton bareng diadakan dimana-mana. Pada piala AFF 2010 masa kejayaan Irfan Bachdim dan El Loco Gonzales, saya melihat puluhan pengendara motor berhenti di pinggir jalan untuk menonton dari atas motor masing-masing tayangan siaran langsung pertandingan timnas pada sebuah layar lebar.

Setelah pembekuan PSSI oleh kemenpora dan jatuhnya sanksi FIFA, para penggemar sepakbola tetap setia mendukung timnas. Mereka terpuruk saat Indonesia kalah dari Myanmar 2-4 tapi tetap berharap timnas akan memenangkan partai-partai berikutnya. Saat ini mereka sedang tersenyum gembira karena akhirnya timnas lolos ke semifinal Sea Games setelah menundukkan Singapura 1-0.

Kenapa mereka tetap mendukung timnas Indonesia? Bukankah katanya sepakbola Indonesia ini tak berprestasi?

Alasannya sama dengan alasan pendukung Juventus yang tidak meninggalkan  timnya pasca dihukum didegradasi ke Seri B tahun 2006.

Senada dengan alasan pendukung Arsenal tetap membela tim kesayangannya di masa-masa delapan tahun non gelar 2005 sampai 2013.

Tak beda dengan alasan pendukung MU yang tetap dibelakang timnya walaupun prestasi menurun pasca ditinggal Sir Alex.

Begitu juga dengan pendukung AC Milan dan Internazionale yang masih setia membela timnya walaupun terpuruk diluar zona Eropa.

Suporter sepakbola sejati akan tetap membela timnya pada saat-saat yang sulit sekalipun. Apalagi untuk pendukung timnas Indonesia yang juga membawa rasa nasonalisme dan kebanggaan akan tanah air. Supporter sejati akan tetap mendukung timnas di setiap ajang yang diikuti. Apalagi pasca Sea Games ini sepakbola kita akan menghadapi sanksi FIFA, entah sampai kapan.

Hanya pendukung timnas yang sejati yang mengerti hal ini.

Referensi:
1. Foto: Gelora Bung Karno saat masih tahap pembangunan tahun 1961.

Wednesday 10 June 2015

Visi Luar Biasa Rasiman Siregar

Rasiman Siregar adalah pelatih sekolah sepakbola Jakarta Football Academy, dan juga asisten pelatih timnas U19 yang terpaksa dibubarkan pasca sanksi FIFA. Berbagai media memuat surat terbuka Rasiman untuk presiden Jokowi. Surat ini bercerita tentang perjuangan Rasiman membina pemain muda dan juga bagaimana pembekuan PSSI dan sanksi FIFA justru sesungguhnya memukul pembinaan sepakbola usia muda.

Rasiman juga menjelaskan perjuangannya untuk mengirimkan anak didik untuk berlatih dan bahkan mencoba berkarir di Eropa. Saat menpora dan PSSI memperebutkan kompetisi, Rasiman justru sudah berpikir lebih jauh. Jika ingin mendongkrak prestasi timnas, pemain-pemain kita harus berjuang untuk berkarir di Eropa, seperti pemain-pemain Jepang, Korea dan Australia.

Surat terbuka Rasiman Siregar diantaranya dimuat di harian Bola edisi 10 Juni 2015. Menurut harian Bola, surat terbuka ini berasal dari "laman resmi PSSI". Sayangnya saya gagal menemukan laman dimaksud. Berikut teks surat terbuka Rasiman yang saya kutip dari Topskor.


Kepada
Yang terhormat Presiden Republik Indonesia
Ir. Joko Widodo di Jakarta

BAPAK Presiden yang terhormat, izinkanlah di kesempatan yang mulia ini saya memperkenalkan diri. Nama saya Rasiman, pembina sekolah bola Jakarta Football Academy yang berkedudukan di Jakarta Timur. Kami aktif membina anak-anak calon penerus generasi bangsa Indonesia sejak 2010. Saat ini kami memiliki sekitar 90 siswa dari kelompok usia 6 tahun sampai dengan 16 tahun. Kami berterima kasih atas dimulainya kepedulian pemerintah terhadap sepak bola nasional, di mana hal ini terasa kurang di tahun-tahun belakangan ini.

Sebagai warga negara yang baik, kami berusaha mengabdikan diri kami di bidang sepak bola dengan harapan di skala yang kecil bisa memberikan sesuatu bagi republik ini. Menyikapi dualisme kepengurusan PSSI, kami dan para orangtua siswa sangat khawatir dengan perkembangan sepak bola usia dini, sehingga kami menggunakan segala cara agar putra-putra terbaik yang kami miliki bisa menjadi penerus sepak bola nasional di masa mendatang . 

Ada pepatah “Carilah ilmu sampai ke negeri Cina” kami pegang teguh prinsip itu bahkan kami melakukan lebih. Dengan semangat pantang menyerah kami bersama orangtua berusaha menjajagi kemungkinan putra putra kami selamat dari turbulensi kisruh sepak bola nasional. Tahun 2012, kami dan anak-anak kami yang berumur 11 sampai 13 tahun berangkat ke beberapa negara Eropa untuk menjajaki kemampuan kami. Swedia , Inggris, dan Spanyol kami jelajahi untuk mencari kesempatan dan meyakinkan partner kami di Eropa bahwa tidak ada perbedaan bakat antara anak-anak Indonesia dan Eropa.

Di Inggris, kami berhasil menunjukkan hasil sangat impresif di mana dalam uji coba anak-anak kami menghempaskan Southampton dan Manchester City U-13. Di sanalah kami membuktikan bahwa anak-anak Indonesia sama bakatnya dengan mereka. 

Dengan kepercayaan diri tinggi kami pulang ke Tanah Air pada April 2012. Kami dan partner kami Scott Russel dari Inggris menyusun rencana ke depan untuk menempatkan putra-putra kami di Eropa. Kami di Jakarta menyiapkan diri dengan memberikan pelajaran ektra dan sport scince untuk mendukung keberangkatan putra-putra kami. Mengubah gaya hidup anak-anak yang masih belia adalah tantangan tersendiri. Belajar bahasa , menyesuaikan makanan, hawa dingin, budaya, dan sekolah di Eropa bukan pekerjaan yang ringan.

Ahirnya dengan berbagai pertimbangan dan penundaan akibat visa, delapan siswa kami berangkat ke Alicante Spanyol dan bergabung dengan Jove Espanyol. Semua orang tua berurai airmata ketika harus meninggalkan mereka di Alicante.

Bapak Presiden yang terhormat, saya yakin bapak mengerti dengan perasaan kami, di mana putra kami yang masih lucu-lucunya berumur 11 sampai 13 tahun harus kami tinggal di Alicante. Meninggalkan zona nyaman di Jakarta , di mana mereka harus berjalan kaki ke sekolah 30 menit pulang pergi, menyeretika baju, hingga membersihkan kamar sendiri.

Kami juga melaporkan kegiatan kami ke Ibu Duta Besar RI di Madrid, bahkan Ibu Duta Besar sering mengundang putra-putra kami untuk makan malam. Tanpa terasa, putra-putra kami kembali dengan selamat pada Juni 2013, ada dua  siswa kami tidak bisa kembali dikarenakan krisis ekonomi global yang ikut memengaruhi bisnis keluarganya.

Timnas U-16 2013

Awal kami berangkat, anggapan skeptis bermunculan di sana-sini. Mayoritas masyarakat kita menganggap bahwa keberangkatan mereka ke Eropa hanya life style . Bukti pertama dari keyakinan kami adalah terpilihnya lima pemain kami mengikuti TC timnas U-16 dan akhirnya tiga pemain ikut membawa Indonesia runner-up AFF U-16 di Myanmar pada 2013.


Tahun kedua kami kembali dengan jumlah lebih besar yaitu 15 pemain. Partner kami mendirikan akademi di Valencia (Royal European Foorball Academy / REFA ) dan banyak pemain dari Afrika bergabung sehingga tim menjadi lebih kompetitif. Di tahun kedua kami beruji coba dengan semua La Liga akademi di Spanyol termasuk La Masia Barcelona .

Timnas U-19

Sepulang dari Spanyol, timnas U-19 di bawah asuhan Fakhri Husaini sedang melakukan pemantauan. Putra-putra kami pun mengikuti proses seleksi layaknya pemain yang lain. Tujuh pemain dinyatakan lolos dan lima pemain harus kembali ke Spanyol sambil menunggu pelaksanaan TC. Dua pemain langsung  bergabung dengan timnas U-19 dan satu pemain lagi eks binaan kami yang sudah bermain di Persib U-21 menyusul bergabung .


Pada awal Mei 2015, lima putra kami dipanggil mengikuti TC tahap ahir timnas U-19. Total pemain binaan kami ada delapan pemain di timnas U-19. Putra-putra kami yang berada di Spanyol juga sedang menjalani tes di Huraccan Academy, salah satu akademi terbaik di Spanyol.

Merintis

Ada slogan yang berbunyi: “Jangan tanya apa yang negara berikan tapi apa yang kita berikan untuk negara”. Tanpa mengurangi rasa hormat kami ke seluruh warga negara Indonesai, kami para orangtua banting tulang untuk memenuhi kebutahan hidup putra-putra kami sebesar 30.000 Euro/tahun atau sekita Rp 450 juta. Kami sudah jual semua aset yang kami miliki demi kesuksesan Indonesia di pentas dunia.


Mungkin Bapak Presiden belum menyadari kalau di Asia hanya Jepang, Korea, dan Australia yang selalu lolos Piala Dunia. Kenapa? karena tiga negara di atas hampir semua pemain timnasnya merumput di Eropa . Hal itu yang kami rintis dengan mengirim putra-putra kami ke Eropa . Kalau tidak ada aturan FIFA yang baru bahwa pemain harus 18 tahun baru bisa di Pra Kontrak, niscaya putra-putra kami sudah ada yang bermain di Inter Milan Academy.

30 Mei yang Kelabu

Pada 30 Mei, kami para orangtua menjemput putra-putra kami di Sawangan setelah uji coba terakhir timnas U-19. Kami sangat terpukul melihat kenyataan bahwa usaha kami akan sia-sia dengan turunnya sanksi dari FIFA. Buat kami yang berjuang sampai keringat darah demi memberikan pendidikan sepak bola terbaik, di mana tunas-tunas mulai bermunculan justru patah sia-sia .


Kami Mohon Pak Presiden
Dengan segenap kerendahan hati, kami memohon Bapak Presiden membuka hati dengan memberikan PSSI haknya kembali untuk berorganisasi. Kami dukung pemerintah untuk membangun sepak bola. Kami juga sudah mengundang Menpora dan diwakili ketua BOPI untuk meninjau tempat latihan kami di Valencia. Bapak Nur Aman juga sangat terimpresi dengan  kondisi latihan dan sistim pembinaan kami.

Harapan kami, bukan hanya kami para orangtua yang memaksakan diri mampu untuk membiayai tapi Menpora juga bisa membiayai putra terbaik bangsa Indonesia sehingga cita-cita Bapak Presiden untuk meloloskan Indonesia di pentas dunia akan terwujud dengan banyaknya pemain Indonesia bermain di Eropa dan pembenahan sepak bola nasional bersama PSSI.

Demikianlah surat ini
Hormat saya,
Rasiman


Penulis adalah Pembina 
sekolah sepak bola Jakarta Football Academy



Referensi:1. "Surat Terbuka Rasiman untuk Jokowi", dimuat di Harian Bola tanggal 10 Juni 2015.
2. Foto: presiden Joko Widodo.

Monday 8 June 2015

Awas Jebakan Jadwal Sea Games ala Singapura

Menjadi tuan rumah adalah suatu keuntungan, dan Singapura berusaha memanfaatkan sebaik-baiknya. Salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah jadwal pertandingan. Singapura merancang jadwal pertandingan agar menguntungkan negerinya.

Pada pertandingan pertama pada 1 Juni 2015, Singapura memilih menjamu tim lemah Filipina. Di pertandingan kedua 4 Juni 2015, Singapura mengatur kondisi mereka lebih segar dari lawan berat, Myanmar. Singapura punya waktu tiga hari istirahat memulihkan diri, Myanmar hanya punya dua. Begitupun pada partai ketiga menghadapi Kamboja 8 Juni 2015. Singapura yang segar setelah istirahat empat hari menghadapi Kamboja yang lelah sehabis berjibaku menghadapi Indonesia dua hari sebelumnya.

Bandingkan dengan liga Inggris yang padat jadwalnya padat, apalagi untuk tim yang juga berlaga di liga Champions atau liga Europa. Biasanya satu tim bermain dua kali dalam seminggu, jadi ada waktu tiga atau empat hari untuk pemulihan. Jadi main dalam interval tiga hari itu biasa, tapi interval dua hari itu memberatkan. Para manajer EPL selalu dibuat pusing pada akhir Desember kala agenda boxing day memaksa tim-tim mereka bertanding dalam interval dua hari.

Strategi ini tidak berlangsung mulus. Singapura hanya menang tipis 1-0 atas Filipina di partai pertama. Di partai kedua, tim Myanmar yang kurang istirahat malah menghantam Singapura dengan skor 2-1. Asa Singapura lolos ke semifinal tetap terjaga pasca kemenangan 3-1 atau Kamboja di partai ketiga.

Skenario masih akan berlanjut di partai keempat 11 Juni 2015 menghadapi Indonesia. Pertandingan ini akan menentukan bagi peluang kedua tim lolos ke semifinal. Singapura diuntungkan jadwal karena punya waktu tiga hari untuk pulih, sementara Indonesia hanya dua.

Sementara Indonesia sepertinya tidak begitu menyadari hal ini. Kemenangan besar 6-1 atas Kamboja membawa euforia. Pelatih Aji Santoso menyebut ingin kembali menang besar menghadapi Filipina.

Saya rasa Aji harus lebih bijaksana membaca situasi. Lolos ke semifinal jauh lebih penting dari kemenangan besar atas Filipina. Menang tipis saja atas Filipina sebenarnya sudah cukup untuk membuat posisi kita diatas Singapura di klasemen sementara, unggul selisih gol.

Meremehkan Filipina juga tidak baik, walaupun mereka selalu kalah dalam tiga partai sebelumnya. Jika timnas sudah unggul atas Filipina dan posisi sepertinya aman, sebaiknya timnas tidak perlu memforsir mengejar menang besar. Lebih baik menjaga kondisi fisik dengan melambatkan tempo dan melakukan pergantian pemain.

Referensi:
1. Gambar: Business District, Singapore.

Misteri Gelandang Sayap Kiri Timnas Sea Games 2015

Setelah dua pertandingan, gelandang sayap kiri timnas Sea Games 2015 belum menunjukkan penampilan menggembirakan. Wawan Febrianto yang tampil pertama melawan Myanmar kurang mampu membantu menggedor pertahanan Myanmar. Paulo Sitanggang yang dipercaya di posisi itu pada partai berikutnya menghadapi Kamboja juga tidak lebih baik. Memang Wawan mencetak satu gol dan satu assist melawan Kamboja, tapi hal ini tidak diawali dengan tusukan dari sayap kiri.

Posisi asli Wawan di klubnya Persipasi Bandung Raya adalah sebagai gelandang sayap kanan. Pada kualifikasi piala AFC awal tahun ini Wawan juga ditempatkan sebagai gelandang sayap kanan, bersaing dengan Ahmad Nufiandani. Dani menjadi pilihan utama Aji Santoso di posisi gelandang sayap kanan timnas Sea Games 2015 ini. Penilaian yang tepat melihat performa bagus Dani dalam dua pertandingan terakhir.

Di kualifikasi piala AFC 2015, pilihan utama sebagai gelandang sayap kiri adalah Ilham Udin Armayn. Entah kenapa sepertinya mantan bintang timnas Garuda Jaya ini sepertinya gagal merebut hati Aji. Ilham hanya tampil dua kali sebagai pengganti saat melawan Myanmar dan Kamboja.

Tidak optimalnya posisi gelandang sayap kiri Indonesia adalah hal yang merugikan. Saat menghadapi lawan yang punya pertahanan kuat, kita akan butuh bantuan gempuran dari semua sisi. Saat menghadapi lawan kuat dan dalam kondisi harus membalas ketertinggalan, gelandang sayap kiri yang handal akan menjadi opsi yang berharga.

Mungkin opsi terbaik saat ini memamng Wawan Febrianto, walaupun masih harus memperbaiki performanya. Mungkin kepercayaan dirinya akan meningkat jika terus dimainkan dan timnas meraih hasil positif. Dalam posisi seperti sekarang ini, melakukan perubahan radikal mungkin buka hal yang bijaksana.

Tapi Aji sebaiknya juga punya backup plan. Mungkin dengan memajukan bek kiri Abduh Lestaluhu sebagai gelandang sayap kiri dan memainkan pelapisnya yaitu Zalnando sebagai bek kiri. atau mungkin seperti saat melawan Kamboja, Paulo Sitanggang menjadi gelandang kiri tapi Abduh Lestaluhu yang dibiarkan maju menusuk.

Sunday 7 June 2015

Menilai Rotasi Aji Santoso Dalam Partai Sea Games menghadapi Kamboja

Sebelumnya di blog ini saya menyebutkan perlunya dilakukan rotasi pemain timnas yang hendak dturunkan dalam partai Sea Games 2015 menghadapi Kamboja. Dalam pertandingan menghadapi Myanmar yang berakhir dengan kekalahan 2-4, sejumlah pemain gagal menampilkan performa terbaiknya. Rotasi adalah pilihan yang masuk akal sebagai usaha memperbaiki performa dalam partai selanjutnya, sekaligus untuk memperlihatkan adanya kompetisi antar pemain dalam tim ini.

Ada tiga rotasi yang dilakukan oleh Aji Santoso. Yang pertama adalah diturunkannya Teguh Amiruddn sebagai kiper menggantikan Muhammad Natshir. Teguh mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Hanya satu gol yang menjebol gawangnya, itupun datangnya dari kotak penalti.

Agung Prasetyo masuk sebagai bek tengah menggantikan Hansamu yang membuat blunder saat melawan Myamnar. Secara umum Agung sebenarnya tampil solid. Hanya ada satu momen dimana Agung hampr membuat blunder serupa. Dalam sebuah kontak fisik dengan penyerang Kamboja, Agung terjatuh duluan, sementara penyerang Kamboja itu berusaha terus melaju. "Untunglah" semeter dua meter kemudian penyerang Kamboja itu akhirnya jatuh juga, dan Agung djatuhi hukuman kartu kunng karena melakukan pelanggaran.

Paulo Sitanggang ditampilkan di posisi yang tidak biasanya, sayap kiri, tapi terlihat bermain tetap seperti gelandang tengah. Alhasil formasi Indonesia di babak pertama terlihat seperti 4-3-2-1. Evan, Zulfiandi dan Paulo menjaga lini tengah. Dani dan Adam Alis yang agresif mendobrak pertahanan lawan. Muchlis menjadi penyerang tunggal. Saat menonton saya bertanya-tanya apakah penampilan Paulo yang seperti itu memang seusa strateg ataukah gagal implementasi. D babak kedua baru kentara canggungnya Paulo bermain sebagai sayap kiri, hingga akhirnya digantkan oleh Wawan Febrianto.

Kemenangan 6-1 atas Kamboja patut disyukur, walau harus dicatat kalau Kamboja belum mampu memainkan sepakbola intensitas tinggi seperti Myanmar. Skill peman Kamboja juga dibawah pemain timnas. Tak heran jika timnas jadi terlihat bsa menyerang dengan leluasa.

Kamboja sempat menyajikan moment of scare. Di babak kedua dalam situasi ketinggalan 2-0, Kamboja mendapat hadiah penalti karena Syaiful Indra Cahya mengangkat kaki tinggi-tinggi untuk membuang bola di kotak penalti lalu menghantam penyerang Kamboja. Penalti sukses dan skor berubah menjadi 2-1. Tak lama kemudian, seorang penyerang Kamboja kembali lolos ke kotak penalti, lalu Syaiful Indra Cahya melakukan benturan bahu, lalu penyerang Kamboja itu terjatuh di kotak penalti. untunglah wasit tidak menganggapnya sebagai pelanggaran.

Muchlis memang mencetak tiga gol, tapi tiga gol itu semuanya tap-in. Kemampuan shooting dari Muchlis masih kurang. Kita mungkin akan membutuhkan shooting dari striker tunggal pada pertandngan lain menghadapi musuh yang lebh berat.

Peluang timnas lolos ke semifinal masih terbuka karena saingan kuat di grup ini, tuan rumah Singapura, ternyata juga kalah dari Myanmar dengan skor 1-2. Saya rasa Aji akan mempertahankan sebagian besar starting lineup saat menghadapi Filipina dan Singapura. Satu-satunya penggantian mungkin Wawan kembali menjadi pilihan utama sayap kiri menggantikan Paulo.

Mungkin akan lebih jelas jka anda menyaksikan highlight pertandingan ini, atau rekaman (hampir) lengkapnya.

Referensi:
1. Foto: Evan Dimas, gelandang timnas U23.



Friday 5 June 2015

Janji Jokowi dan Bubarnya Persipura

Dalam kampanye di GOR Waringin, Jayapura Kamis 5 Juni 2014, Joko Widodo yang saat itu masih calon presiden mengkritik pemerintah SBY. Menurut Jokowi pemerintah menyia-nyiakan potensi sepakbola Papua. "Kalau konsentrasi sepak bola ada di Papua, juaralah kita," demikian menurutnya. Jokowi akan menindaklanjuti jika terpilih menjadi presiden.

Ironisnya, tepat satu tahun kemudian, 5 Juni 2015, dimasa pemerintahan presiden Jokowi, Persipura Jayapura menyatakan membubarkan tim. Klub kebanggaan Papua ini tidak punya banyak pilihan karena tanpa kompetisi, tidak ada pemasukan dari klub dan sponsor. Sementara mereka tidak ingin berkompetisi dibawah tim transisi kemenpora.

Langkah Persipura ini sangat mungkin juga akan diikuti oleh tim-tim ISL lainnya. Tim-tim lain juga menanggung beban gaji pemain padahal tanpa kompetisi, tidak ada pemasukan dari klub maupun sponsor. Dalam kondisi sepakbola Indonesia yang terkena sanksi FIFA dan PSSI yang dibekukan kemenpora, membubarkan tim adalah satu opsi yang masuk akal.

Pilihan paling elegan bagi menpora adalah seperti "skenario Australia". Pemerintah membubarkan PSSI dan membentuk asosiasi sepakbola yang baru. Setelah itu mulai menghimpun lagi elemen-elemen sepakbola Indonesia untuk bergabung. Setelah solid barulah asosiasi baru ini didaftarkan ke FIFA. Patut diingat bahwa metoda ini butuh dana yang tidak sedikit. Australia menghabiskan sekitar 150 milyar untuk mereformasi sepakbolanya.

Jika pemerintah tidak punya rencana yang jelas dan tidak punya anggaran dana, berarti pemerintah telah bertindak gegabah. Sanksi kemenpora membekukan PSSI telah mengakibatkan ribuan orang kehilangan mata pencahariannya.

Referensi:
1. Gambar: presiden Joko Widodo.

Thursday 4 June 2015

Drogba versus Mourinho

Didier Drogba bergabung dengan Chelsea pada awal musim 2004-2005. Saat itu Drogba kadang dibandingkan dengan Djibril Cissé yang direkrut Liverpool dari Auxerre. Musim sebelumnya mereka sama-sama berlaga di Ligue 1. Cissé menjadi top skorer liga dengan 26 gol, sementara Drogba "hanya" mencetak 19 gol di liga untuk Marseille. Apalagi Cissé terkenal dengan kecepatannya yang istimewa. Kenapa Jose Mourinho yang baru saja menjadi manajer juara liga champions 2003-2004 bersama Porto memilih memboyong Drogba ke Chelsea?

Mourinho berhadapan dengan Drogba saat Porto dan Marseille tergabung pada grup F liga Champions 2003-2004. Pada pertemuan pertama di Stade Vélodrome, Drogba mencetak gol pertama di pertandingan ini. Tapi Porto bisa membalikkan keadaan untuk memenangkan pertandingan dengan skor 3-2. Porto juga memenangkan partai berikutnya menghadapi Marseille di Estádio do Dragão dengan skor 1-0.

Mourinho ternyata sangat terkesan pada Drogba. "Saya bisa bilang bahwa Didier Drogba adalah salah satu striker terbaik Eropa", menurut Mourinho saat Chelsea berusaha menarik Drogba dari Marseille. "Saya rasa dia butuh klub yang lebih baik dan liga yang lebih baik untuk menunjukkan dirinya yang sebenarnya", lanjutnya.

Chelsea juga mendatangkan Mateja Kezman, top skorer liga Belanda yang mencetak 31 gol untuk PSV Eindhoven. Tapi Drogba mampu memenangkan persaingan dengan Kezman untuk menjadi striker pilihan utama Chelsea. Drogba mempertahankan posisi sebagai striker utama Chelsea selama delapan tahun, termasuk setelah Mourinho pergi di musim 2007-2008. Drogba membantu Chelsea memenangkan liga Champions 2011-2012 beserta juara EPL 2004-2005, 2005-2006 dan 2009-2010. Drogba dan Chelsea juga menjuarai FA cup 2006-2007, 2008-2009, 2009-2010 serta piala liga 2004-2005 dan 2006-2007.

Drogba adalah sosok striker tunggal ideal. Drogba dapat membantu proses membangun serangan. Dia sering terlihat menyambut umpan panjang di sisi depan untuk dipantulkan lagi kepada gelandang. Kemampuannya melepas umpan juga bagus. Selama delapan musim di Chelsea 2004-2012 Drogba menyumbangkan 71 assist. 
Kekuatan dan posturnya juga merupakan senjata Drogba. Apalagi Drogba saat tangguh di udara. Drogba tak begitu tajam diawal kehadirannya di Chelsea, 10 gol di musim  di musim pertama di Chelsea, Drogba hanya mencetak 10 gol di EPL 2004-2005, 12 gol musim berikutnya. Di musim 2006-2007 baru Drogba menunjukkan ketajamannya dengan mencetak 20 gol, diperbaiki menjadi 29 di musim 2009-2010. Total selama 2004-2012 Drogba mencetak 100 gol di EPL.

Musim 2014-2015, Mourinho yang sudah kembali lagi ke Chelsea mengundang Drogba untuk kembali bergabung. Walaupun hanya berperan menjadi pelapis Diego Costa bersama Loic Remy, Drogba tetap mencatatkan kontribusi. Drogba yang sudah 36 tahun masih mampu mencetak 4 gol di EPL, 1 gol di piala liga dan 2 gol di liga Champions.

Chelsea mengakhiri musim 2014-2015 sebagai juara EPL dan piala liga. Kontrak Drogba tidak diperpanjang dan dan dia meninggalkan Chelsea di akhir musim. Walau begitu, Drogba tetaplah ikon dan legenda tentang kejayaan Chelsea.

Referensi:
1. Gambar: Didier Drogba.

Wednesday 3 June 2015

Prediksi Pergantian Pemain Inti Pada Partai Kedua Sea Games Melawan Kamboja

Kekalahan 4-2 melawan Myanmar di partai pertama Sea Games 2015 terasa menyesakkan. Harus diakui bahwa timnas bermain buruk dan Myanmar tampil lebih baik. Timnas harus tampil lebih baik di partai-partai berikutnya untuk menjaga peluang lolos ke semifinal.

Berikut adalah prediksi kemungkinan pergantian pemain inti di partai kedua melawan Kamboja. Ada 19 pemain yang dibawa Aji Santoso, yang berarti ada 8 pemain yang mengawali partai melawan Myanmar dari bangku cadangan. Berikut adalah prediksi peluang masing-masing dari 8 pemain itu terpilih menjadi pemain inti melawan Kamboja.

1. Teguh Amiruddin cukup pantas untuk menjadi pilihan utama dibawah mistar saat melawan Kamboja. Muhammad Natshir sebenarnya tida bisa dibilang tampil jelek melawan Myanmar. Hanya saja.

2. Vava Mario Zagalo  juga layak diturunkan sejak menit awal sebagai bek kanan. Syaiful Indra Cahya tidak tampilkan mengesankan menghadapi Myanmar. Sisi kanan pertahanan Indonesia menjadi bulan-bulanan serangan Myanmar.

3. Zalnando sepertinya masih harus menunggu di bangku serangan. Satu gol yang dicetak Abduh Lestaluhu ke gawang Myanmar memberi kesan positif pada bek kiri ini. Abduh agaknya akan tetap dipercaya menjadi bek kiri menghadapi Kamboja.

4. Agung Prasetyo seharusnya mendapat kesempatan menjadi starter melawan Myanmar, terutama mengingat blunder Hansamu Yama yang memudahkan myanmar mencetak gol ketiga. Tapi peluang Agung tak begitu besar karena bagaimanapun juga Hansamu Yama lebih berpengalaman dan punya reputasi.

5. Hargianto layak dimainkan melawan Kamboja. Dari semua gelandang tengah eks Garuda Jaya asuhan Indra Sjafri, Hargianto yang paling cocok mengisi posisi gelandang bertahan. Agak sulit dimengerti kenapa Aji Santoso memainkan Zulfiandi di posisi gelandang bertahan saat melawan Myanmar.

6. Paulo Sitanggang juga layak dimainkan melawan Kamboja. Timnas terlihat kurang ide saat melawan Myanmar dan Paulo bisa membantu dengan kreativitasnya. Kesulitannya, Aji sepertinya lebih suka permainan box-to-box Adam Alis.

7. Ilham Udin layak dimainkan sebagai sayap kiri. Wawan Febrianto tidak banyak memberi kontribusi saat menghadapi Myanmar. Ilham Udin mungkin bisa berbuat lebih jika sudah diturunkan sejak awal.

8. Yandi Sofyan, walaupun buan striker tajam, setidaknya memperlihatkan passion dan kerja keras saat menghadapi Myanmar. Sementara Mukhlis berusaha tampil stylish tapi kurang taktis menghadapi barisan belakang Myanmar. Mukhlis sempat mendapat peluang dalam posisi bebas di kotak penalti tapi tendangannya lemah dan mudah diantisipasi kiper Myanmar.

Setidaknya saya mengharapkan lima diantara mereka menjadi pilihan utama menghadapi Kamboja: Teguh Amiruddin, Vava Mario Zagalo, Hargianto, Paulo Sitanggang dan Ilham Udin.

Referensi: 
1. Gambar, pelatih timnas Sea Games, Aji Santoso.

Tuesday 2 June 2015

Brazil menuju Copa America 2015 Tanpa Oscar dan Marcelo

Skuad Dunga yang berangkat ke Copa America berbeda dengan Skuad Scolari di piala dunia 2014. Sejumlah pemain veteran tidak dipanggil lagi seperti Julio Cesar, Maxwell, Maicon, Dani Alves. Yang cukup mengejutkan, nama-nama mentereng seperti Oscar dan Ramires juga tak dibawa. Dari 22 pemain yang dipersiapkan ke Copa America, 13 diantaranya tidak dipanggil ke piala dunia 2015.

Jefferson menjadi pilihan utama dibawah mistar. Sementara Danilo, rekrutan baru Real Madrid, menjadi pelanjut posisi Maicon dan Dani Alves di bek kanan. disisi seberangnya Filipe Luis () agaknya menjadi pilihan pertama setelah Marcelo absen karena cedera punggung.

Perubahan signifikan terlihat di sentral pertahanan. Miranda yang jadi cadangan di piala dunia sekarang tampaknya menjadi pilihan utama Dunga untuk satu posisi di jantung pertahanan. David Luiz dan Thiago Silva harus bersaing untuk menjadi partner Miranda.

Luiz Gustavo yang tadinya dipanggil harus absen karena cedera lutut. Fernandinho dan Elias () menjadi favorit untuk mengisi posisi dua gelandang bertahan. Elias diperkirakan tampil lebih bertahan sementara Fernandinho lebih box-to-box.

Tidak dipanggilnya Oscar membuka pertanyaan mengenai siapa yang akan mengisi posisi dua atau tiga gelandang serang. Satu nama yang sepertinya aman di tim inti adalah Willian. Philippe Coutinho, Douglas Costa dan Roberto Firmino  bersaing memperebutkan tempat di posisi inti.

Lini depan juga masih jadi pertanyaan. Tentu saja Neymar adalah pilihan utama. Pertanyaannya, apakah Brazil akan bermain dengan Neymar sebagai striker tunggal, ataukah Neymar di sayap kiri sementara Diego Tardelli  menjadi striker tunggal, ataukah Neymar berduet di depan dengan salah satu dari Robinho dan Diego Tardelli. Formasi final mungkin baru akan terlihat pada ujicoba melawan Mexico (7 Juni 2015) dan Honduras (10 Juni 2015).

Dunga memimpin Brazil memenangkan delapan pertandingan ujicoba berturut-turut pasca piala dunia 2014. Diantaranya adalah kemenangan 1-0 atas Colombia, 2-0 atas Argentina dan 1-0 atas Chile. Ketiga negara tersebut adalah negara kuat yang mungkin akan menghalangi langkah Brazil menjuarai Copa America 2015.

Brazil tergabung di grup C bersama Kolombia, Peru dan Venezuela. Copa America akan berlangsung dari 11 Juni sampai 4 Juli 2015. Seluruh 26 pertandingan ditayangkan langsung oleh Kompas TV.

Berikut adalah daftar 22 pemain Brazil untuk dikirim ke copa America 2015. Satu pemain lagi untuk menggantikan Luis Gustavo yang cedera masih belum diketahui.



Kiper: Jefferson (Botafogo), Neto (Fiorentina), Marcelo Grohe (Gremio)

Bek: Danilo (Real Madrid), Fabinho (Monaco), Filipe Luis (Chelsea), David Luiz (Paris Saint-Germain), Geferson (Internacional), Marquinhos (Paris Saint-Germain), Miranda (Atletico Madrid), Thiago Silva (Paris Saint-Germain)

Gelandang: Casemiro (Porto), Douglas Costa (Shakhtar Donetsk), Philippe Coutinho (Liverpool), Elias (Corinthians), Fernandinho (Fernandinho), Roberto Firmino (Hoffenheim), Everton Ribeiro (Al-Ahli), Willian (Chelsea)

Penyerang: Neymar (Barcelona), Robinho (Santos), Diego Tardelli (Shandong Luneng)


Referensi:
1. Gambar: Neymar, kapten timnas Brazil.

Monday 1 June 2015

Menanti Prestasi Tim Binaan Menpora

Agak sepi dari perhatian, kejuaraan antar PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar) sudah selesai dilangsungkan di Bangka Belitung. Kejuaraan yang berjalan atas restu menpora ini dibuka pada 26 Mei 2015 diikuti oleh 15 propinsi. Tim PPLP Aceh tampil sebagai juara setelah menundukkan tim PPLP Jawa Tengah di final dengan skor 1-0 pada 31 Mei 2015.

Kemenpora punya program lanjutan dari kejuaraan ini. "Hasil Kejurnas ini akan dipilih 25 pemain yang akan digabung SKO Ragunan, untuk diseleksi lagi untuk memperkuat Indonesia pada Kejuaraan Pelajar Asia di Nanjing, China," jelas Koordinator Talent Scouting yang ditunjuk Kemenpora, Subagdja Suihan. Sumber lain justru menyebutkan dari kejuaraan ini sudah terjaring 18 pemain untuk mengikuti seleksi guna persiapan Kejuaraan Asian School 2015 di Thailand, Juli nanti.

Hasil pencarian di mesin pencari google tidak memberikan hasil apapun mengenai kejuaraan pelajar Asia di Nanjing atapun Asian School 2015 di Thailand. Mungkin kedua ajang ini kurang dikenal oleh kalangan umum dan kurang publikasi. Mungin bisa disimpulkan bahwa para pemain terbaik dari kejuaraan antar PPLP ini disiapkan oleh kemenpora untu tampil di satu atau dua turnamen di luar negeri.

Jika menpora serius ingin menjadikan PPLP sebagai basis pengembangan olahraga sepakbola di tanah air, sebaiknya menpora memperbaiki fasilitas PPLP. Dengan demikian kualitas pembinaan PPLP akan membaik dan para atlet terbaik juga datang. Sayangnya menpora sekedar menghimbau pemerintah daerah" untuk memperbaiki fasilitas PPLP.

Saya rasa pemain PPLP itu masuk kategori U16. Sebenarnya kita punya timnas U16 yang menjanjikan dibawah asuhan pelatih Fachry Husaini. Fachry dan timnya blusukan untuk mengumpulkan pemain dari berbagai SSB di seluruh Indonesia. Timnas U16 sanggup mengalahkan Jepang dengan skor 2-1 dalam partai ujicoba pada 15 April 2015. Sayang peluang mereka berkiprah di piala AFF 2015 di rumah sendiri tertutup karena kebijakan menpora yang memancing sanksi FIFA.

Apapun itu, tim pemain-pemain PPLP yang dibentuk menpora akan membawa nama Indonesia di ajang internasional. Semoga mereka dapat meraih prestasi gemilang di ajang-ajang yang diikuti. Dengan demikian menpora dapat menunjukkan prestasinya membina sepakbola.

Reference:
1. Foto: menpora Imam Nahrawi.