Wednesday 17 June 2015

Sea Games 2015, Saat Menpora dan PSSI Sama-Sama Kalah

Perseteruan menpora dan PSSI sudah berlangsung berbulan-bulan. Menpora menyatakan PSSI dibekukan dan membentuk tim transisi untuk menggantikan perannya. Pembekuan tersebut membuat PSSI dalam posisi lemah dan bahkan tidak bisa melanjutkan ISL yang saat itu sedang berlangsung. FIFA menganggap tindakan menpora tersebut sebagai intervensi pemerintah dan memutuskan menjatuhkan sanksi pada sepakbola Indonesia.

Sea Games 2015 menjadi ajang terakhir untuk PSSI sebelum sanksi FIFA efektif berlaku. Timnas U23 yang dikirim ke Sea Games adalah binaan dan pilihan PSSI. Pelatih Aji Santoso dan manajer Gde Widiade juga ditunjuk oleh PSSI. Bahkan dana untuk timnas U23 pun tidak dari bantuan pemerintah.

Kandasnya timnas di babak semifinal mungkin bukan hasil yang terlalu buruk. Masalahnya adalah kekalahan-kekalahan yang diderita timnas dari 2-4 dari Myanmar, 0-5 dari Thailand dan 0-5 dari Vietnam. Tidak berlebihan jika dikatakan timnas sudah kalah kelas dari Myanmar, Thailand dan Vietnam.

Menpora juga tidak berjaya membina kontingen Indonesia dari semua cabang olahraga di Sea Games 2015. Target yang dipatok di Sea Games 2015 adalah peringkat kedua dalam hal perolehan medali. Menpora menargetkan 79 medali emas dalam Sea Games ini.

Kenyataannya, performa kontingen Indonesia dibawah harapan. Indonesia hanya menempati peringkat lima daftar perolehan medali. Dari 79 medali emas yang ditargetkan, hanya 47 yang berhasil didapatkan.

Alangkah baiknya jika menpora dan PSSI menghentikan perseteruan mereka demi kebaikan dunia olahraga negeri ini. Mungkin cabang-cabang olahraga lain membutuhkan bantuan menpora disaat menpora terlalu sibuk memperhatikan sepakbola. Sepakbola Indonesia yang terpuruk membutuhkan sinergi dari PSSI dan menpora untuk mengejar ketinggalan.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA