Friday 12 June 2015

Tidak Ada Jaminan Untuk Alumni Garuda Jaya

Tidak mudah bagi alumni timnas U19 jaman Indra Sjafri untuk "naik kelas" ke timnas U23 yang berlaga Sea Games 2015. Dari daftar 19 pemain yang dibawa, hanya tujuh yang merupakan alumni Garuda Jaya. Mereka adalah Hansamu Yama Pratama, Paulo Sitanggang, Zulfiandi, Hargianto, Evan Dimas, Ilham Udin dan Muchlis Hadi.

Sejumlah pilihan utama di tim Garuda Jaya tidak terpilih ke timnas Sea Games. Kiper Ravi Murdianto kalah bersaing dengan Teguh Amiruddin dan Natshir Fadil. Demikian juga halnya dengan bek kanan Putu Gede Juni Antara dianggap kalah bersaing dengan Syaiful Indra Cahya dan Vava Mario Zagalo. Bek tengah Rudolf Yanto Basna juga dinilai tidak sebagus Manahati Lestusen dan Agung Prasetyo.

Sejumlah andalan tim Garuda Jaya bahkan sudah tersingkir sejak jauh-jauh hari. Misalnya bek kiri Fatchu Rohman dan bek tengah Sahrul Kurniawan. Bahkan daya serang dan kemampuan dribel Maldini Pali sepertinya tidak mengesankan bagi Aji Santoso.

Tujuh pemain yang yang terpilih untuk dikirim ke Sea Games juga tidak bisa berleha-leha. Ilham Udin sebagai satu-satunya sayap kiri di tim ini, sejauh ini hanya hanya bisa memasuki lapangan pertandingan sebagai pemain pengganti. Tak jauh berbeda halnya dengan Hargianto yang belum pernah dipercaya memulai pertandingan dari menit awal. Hansamu Yama Pratama kehilangan posisinya di tim inti setelah melakukan blunder yang berujung pada gol ketiga Myanmar saat timnas kalau 2-4 di pertandingan pertama Sea Games. Paulo Sitanggang harus bermain di posisi yang tidak ideal baginya: sayap kiri.

Evan Dimas adalah pemain terbaik di timnas Sea Games ini, karena itu posisinya aman. Muchlis Hadi juga relatif aman sebagai striker tunggal setelah mencetak tiga gol ke gawang Kamboja. Menurut penulis, sebenarnya daya dobrak Muchlis sebagai striker tunggal masih kurang dan kemampuan shooting dari Muchlis juga masih harus diperbaiki. Di lini tengah, Zulfiandi terlihat mulai menikmati perannya sebagai gelandang bertahan dan agaknya masih mampu meyakinkan Aji.

Tidak aneh sebenarnya jika pelatih yang berbeda punya visi permainan berbeda, dan untuk itu memilih susunan pemain yang berbeda pula. Mantan pelatih tim Garuda Jaya, Indra Sjafri, cenderung mengandalkan passing game untuk menguasai irama permainan. Serangan sering dimulai lewat defense-splitting pass pada salah satu dari tiga penyerang: Maldini, Muchlis dan Ilham.

Aji Santoso cenderung bermain lebih direct dan gemar memainkan pola 4-2-3-1 atau 4-1-4-1. Aji menyukai pemain yang agresif dan punya daya dobrak seperti Adam Alis dan Ahmad Nufiandani. Menariknya. Ahmad Nufiandani ini kelahiran 1995, sepantaran dengan timnas U19 generasi Evan Dimas.

Referensi:
1. Foto: Cavenagh Bridge, Singapore.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA