Thursday 27 November 2014

Alfred Riedl Tidak Tahu Sebelas Pemain Terbaiknya

Dalam dunia IT ada ungkapan yang berbunyi, "If it's not broken, don't fix it". Aplikasi yang sudah bekerja dengan baik tidak dianjurkan untuk diganti, sekalipun tim developer yakin mampu membangun aplikasi yang lebih canggih. Yang dilakukan hanyalah enhancement dan tuning agar aplikasi itu meningkat kinerjanya. Aplikasi itu hanya diganti jika ditemukan bugs atau jika ada kebutuhan baru dari klien.

Dalam bahasa sepakbolanya adalah "don't change the winning team". Ada 11 pemain hebat di lapangan tidak serta merta berarti mereka adalah tim yang hebat. Sebuah kesebelasan adalah sebuah organisasi yang memiliki sistem permainan. Bukan hal mudah untuk mengintegrasikan seorang pemain kedalam tim.

Salah satu masalah yang dihadapi Riedl adalah sulitnya mengumpulkan seluruh pemain yang diinginkannya. Kompetisi liga Indonesia masih bergulir dua minggu sebelum piala AFF 2014 dimulai. Dalam uji coba menghadapi Timor Leste tanggal 11 November 2014, Riedl harus memainkan timnas tanpa pemain Persib dan Persipura, dua tim yang berlaga di final ISL.

Ternyata tim yang menghadapi Timor Leste tampil gemilang dan sukses memenangkan pertandingan 4-0. Fachrudin dan M Roby mungkin tidak meyakinkan di jantung pertahanan, tapi setidaknya gawang Kurnia Meiga tidak kebobolan. Bek sayap Rizki Ripora dan Zulkifli Syukur agresif membantu penyerangan. Evan Dimas menjadi opsi serangan yang penting di belakang Sergio Van Dijk, sementara Zulham Zamrun dan Ramdani Lestaluhu menyerang sebagai gelandang sayap. Manahati dan Maitimo tinggal menyeimbangkan tim di lapangan tengah. Bayu Gatra dan Samsul Arif tampil bagus sebagai pengganti. Timnas sudah punya skema permainan yang teruji di pertandingan selanjutnya. Seharusnya Riedl mempertahankan tim ini sebagai pilihan utamanya.

Sayangnya setelah itu pemain-pemain Persib dan Persipura datang, Riedl tergoda untuk membongkar kembali timnya. Pelatih asal Austria itu ingin melihat kerjasama duo persipura Imanuel Wanggai dan Boaz Salossa. Riedl agaknya juga berharap pada the Persib connection: Ahmad Jufriyanto, Ridwan, Firman Utina dan mantan striker maung Bandung, Sergio Van Dijk.

Untuk itu Riedl berani mendepak Bayu Gatra, seorang gelandang sayap yang cepat, terampil dan jago dribel. Riedl juga memulangkan Ahmad Bustomi, gelandang bertahan yang memiliki naluri menyerang bagus. Minus dua pemain itu, Rield sebetulnya kehilangan opsi serangan. Keputusan Rield untuk tidak memainkan Evan Dimas dan Ramdani membuat opsi serangan timnas makin minim dan monoton. Kekalahan 0-2 melawan Suriah dan hasil seri 2-2 melawan Vietnam seharusnya cukup untuk memaksa Riedl mengubah pendiriannya. Tapi Riedl tetap tak bergeming.

Dengan timnas coba-coba itulah Riedl menghadapi piala AFF 2014. Timnas sudah sangat beruntung bisa menahan seri Vietnam 2-2. Keberuntungan yang tidak berulang saat menjamu pasukan naturalisasi Filipina, yang memukul tanpa ampun 4-0.

Referensi:

1. Foto: Alfred Riedl.

Monday 24 November 2014

Kemampuan Ofensif Vietnam Sudah Setingkat Diatas Timnas

Agak menarik bahwa sebelas pemain timnas yang diturunkan sejak awal partai piala AFF 2014 menghadapi Vietnam hampir sama dengan susunan pemain yang diturunkan dalam partai uji coba menghadapi Suriah. Perubahan hanya Immanuel Wanggai yang diturunkan melawan Suriah tidak menjadi pilihan menit awal menghadapi Vietnam, Posisinya digantikan gelandang naturalisasi Raphael Maitimo.

Artinya, pelatih Alfred Riedl menganggap Vietnam "setara" dengan Suriah. Artinya Vietnam dan Suriah sama-sama dianggap lebih kuat daripada timnas. Hal itu agaknya mempengaruhi susunan pemain yang diturunkan. Dari sebelas pemain yang memulai laga melawan Vietnam 22 November 2014 lalu, tujuh pemain bisa dimainkan sebagai bek. Mereka adalah Jufrianto, Roby, Rizki Ripora, Zulkifli, Ridwan, Maitimo dan Manahati. Artinya fokus timnas memang di lini pertahanan.

Kekhawatiran Riedl terbukti. Vietnam tampil sangat trengginas dalam menyerang dan membuat timnas bulan-bulanan. Mereka sangat fasih menyerang dalam formasi, menekan dari lini tengah, sambil memainkan passing game. Sepakbola menyerang mereka sudah cukup sophisticated. Kemampuan ofensif mereka satu tingkat lebih baik dari timnas kita. Pasukan Riedl yang hampir selalu memulai serangan dengan umpan panjang, baik itu menyilang, mendatar atau umpan terobosan, berharap salau satu penyerang atau sayap akan mampu menjangkau bola dan melepaskan diri dari kawalan.

Untungnya walau kalah dalam kualitas serangan, para pemain timnas tetap gigih dan berjuang keras. Dua kali timnas ketinggalan dari Vietnam, dua kali juga timnas menyamakan kedudukan untuk memaksa skor akhir 2 - 2. Itu artinya Riedl sudah menyiapkan mental bertanding pasukannya.

Dahsyatnya lini ofensif bukan monopoli timnas senior Vietnam saja. Timnas U19 angkatan Evan Dimas juga sudah merasakan kehebatan Vietnam. Dalam piala AFF U19 tahun 2013, Vietnam mengalahkan pasukan Indra Sjafri dengan skor 2-1. Saat bertemu lagi final seminggu kemudian, tim Garuda Jaya hanya menang adu penalti.

Tahun berikutnya, kedua tim bertemu kembali dalam Hassanal Bolkiah Trophy 2014. Dalam pertemuan ketiga ini Vietnam U19 membalas kegagalan mereka menjuarai piala AFF U19 tahun sebelumnya. Tim Garuda Jaya harus menelan kekalahan 1-3.

Bisa disimpulkan, bagusnya kemampuan ofensif Vietnam tak hanya di level timnas, tapi sudah terlihat di timnas U19 mereka. Indonesia harus memperbaiki sistem pembinaan untuk dapat mengejar ketinggalan. Jika tidak, kita akan selalu kewalahan menghadapi Vietnam, dan bisa-bisa jadi bulan-bulanan.

Dalam pertandingan lanjutan piala AFF 2014 hari in menghadapi Philipina, timnas harus berani tampil lebih ofensif. Saya harap Riedl berani mencadangkan Boaz dan memainkan Evan Dimas di belakang Sergio Van Dijk. Saya juga berharap gelandang Ramdani Lestaluhu akan diberi kepercayaan di sayap kanan menggantikan M Ridwan.

Referensi:
1. Pertandingan lengkap timnas Indonesia vs Vietnam di babak penyisihan piala AFF 2014 .
2. Kilas baik Indonesia U19 melawan Vietnam di piala AFF U19 14 September 2013.
3. Kilas balik final piala AFF U19 2013 Indonesia vs Vietnam
4. Kilas balik HBT 2014 partai Indonesia U19 vs Vietnam U19.
5. Foto Alfred Riedl.

Sunday 16 November 2014

Pulau Es yang Mengandaskan Tim Oranye

Negara itu bernama Islandia, atau Iceland, secara harfiah berarti "tanah es". Negara pulau ini terletak di timur laut Eropa. Luasnya agak lebih kecil dibandingkan pulau Jawa. Sementara penduduknya hanya sekitar tiga ratus dua puluh lima ribu, kira-kira setara dengan jumlah penduduk kota Cirebon.

Dahulu Islandia adalah negara lemah dalam sepakbola. Negara yang selalu bulan-bulanan dalam kualifikasi piala Eropa dan piala Dunia. Tapi kekuatan mereka meningkat pesat tahun-tahun terakhir. Dalam kualifikasi piala dunia 2014 kemaren, mereka menjadi runner-up grup E dan maju ke babak play-off menghadapi Kroasia. Sayang dua gol Mario Mandzukic dan Darijo Srna menghentikan langkah mereka.

Islandia memulai perjuangan berikutnya di kualifikasi piala Eropa 2016. Diawali dengan baik dengan mengalahkan Turki dan Latvia, keduanya dengan skor 3-0. Kemenangan penting dicatat pada partai ketiga. Negara raksasa sepakbola seperti Belanda bisa ditaklukkan 2-0 lewat dua gol Gylfi Sigurðsson.

Kemenangan atas tim Oranye menunjukkan kalau Islandia mempunyai sejumlah pemain berkelas. Gylfi Sigurðsson, pencetak dua gol ke gawang Belanda, bermain untuk tim EPL Swansea City. Ada Alfreo Finbogason yang bermain untuk klub La Liga, Real Sociedad. Kolbeinn Sigþórsson bermain di klub raksasa Eredivisie, Ajax. Gelandang Emil Hallfreðsson bermain untuk tim seri A, Verona. Hörður Björgvin Magnússon bermain untuk tim seri A lainnya, Cesena. Kesimpulannya, kualitas individu pemain-pemain Islandia cukup bagus untuk bermain di liga-liga terbaik Eropa.

Gairah sepakbola di Islandia memang luar biasa. Dari penduduk yang hanya sekitar 325 ribu, mereka punya 20 ribu pemain bola pria dan wanita yang terdaftar di klub sepakbola. Kasarnya, satu dari setiap enam belas penduduk Islandia adalah pemain bola. Karena itu mereka mampu membuat liga nasional yang diikuti 73 tim, terbagi atas lima divisi. Klub-klub Islandia belum bisa berbicara di kompetisi Eropa, tapi setidaknya mereka punya kompetisi untuk mengasah talenta para pemainnya. Umumnya pemain terbaik kemudian akan merantau ke klub yang lebih besar di liga yang lebih terkemuka.

Mari kita bandingkan dengan negeri sendiri. Indonesia punya penduduk dengan gairah sepakbola luar biasa, punya ratusan klub, dan punya kompetisi profesional. Lalu apa yang dimiliki Islandia tapi belum dimiliki oleh indonesia?

Yang pertama adalah fasilitas sepakbola yang berlimpah. Islandia punya 182 lapangan bola. Jumlah yang sangat memadai mengingat klub liga saja hanya ada 73. Tak hanya untuk kompetisi, banyaknya lapangan yang memadai berdampak positif bagi pembinaan pemain muda.

Yang kedua tak kalah pentingnya adalah kualifikasi pelatih. Islandia memiliki sekitar 9 pelatih dengan lisensi UEFA pro, kira-kira 165 pelatih dengan lisensi UEFA A, dan kurang lebih 520 pelatih dengan lisensi UEFA B. Angka-angka yang sangat tinggi mengingat jumlah klub anggota liga hanya 73.

Pelatih berkualitas dan infrastruktur mencukupi, itulah resep Islandia untuk memperbaiki kualitas sepakbola mereka. Pemain muda dengan bakat mentah akan sangat terbantu. Mereka mendapatkan pelatih-pelatih berkualitas untuk meningkatkan kemampuan mereka sebagai pesepakbola. Mereka juga mendapatkan kesempatan mempraktekkan dengan memadai di lapangan.

Indonesia mungkin masih punya cukup banyak lapangan bola, walaupun di kota-kota besar lahan untuk lapangan bola mulai tergusur karena perkembangan kota. Soal kualitas pelatih, mantan pelatih timnas Rahmad Darmawan mengakui masih sedikit pelatih Indonesia yang berkualiats. Kita hanya punya sekitar 30 pelatih yang punya ijazah A AFC dan 250 pelatih dengan ijazah A nasional. Apakah mungkin karena kebanyakan pelatih kita adalah mantan pemain dan tidak merasa perlu menambah ilmu?

Sebagai catatan, lihatlah Indra Sjafri yang sempat menjadi buah bibir dengan timnas U19. Berturut-turut Indra Sjafri mendapatkan lisensi C AFC, lalu B AFC, dan A AFC. Indra Sjafri juga ikut kursus penyegaran pelatih program FIFA Futuro. Lalu setelah itu Indra Sjafri mengambil lisensi A AFC Instruktur Akar Rumput FIFA. Singkatnya, Indra adalah pelatih yang rajin meningkatkan kemampuannya. Tak heran jika timnas U19 asuhannya bisa berprestasi.

1. Wikipedia tentang Islandia.
2. Wikipedia tentang pulau Jawa.
3. Wikipedia tentang Cirebon.
4. Wikipedia tentang timnas Islandia.
5. Wikipedia tentang sepakbola di Islandia.
6. Wikipedia tentang kasta pertama liga Islandia.
7. Wikipedia tentang kasta kedua liga Islandia.
8. Wikipedia tentang kasta ketiga liga Islandia.
9. Wikipedia tentang kasta keempat liga Islandia.
10. Wikipedia tentang kasta kelima liga Islandia..
11. Sebuah artikel yang membahas kemajuan sepakbola Islandia.
12. Sebuah artikel tentang kualitas pelatih sepakbola Indonesia.
13. Lisensi-lisensi kepelatihan Indra Sjafri.
14. Foto Gylfi Sigurðsson.

Wednesday 12 November 2014

Kenapa Ferdinand Sinaga Tidak Dipanggil Ke Timnas AFF 2014?

Alfred Riedl mencoret Ferdinand Sinaga tidak dipanggil ke timnas AFF 2014. Berita ini cukup mengejutkan para pecinta sepakbola nasional. Ferdinand turut andil membawa Persib Bandung menjadi juara ISL 2014, mencetak 11 gol sepanjang kompetisi, dan terpilih menjadi pemain terbaik ISL 2014. Kenapa Riedl bisa menepikan Ferdinand dari timnas?

Untuk memahaminya kita perlu mengganti sudut pandang. Adalah keliru untuk berusaha memahami ditinggalkannya Ferdinand dari kacamata penonton. Kita harus mengambil paradigma Alfred Riedl untuk dapat memahami alasan keputusannya.

Alfred Riedl harus segera menentukan skuad 23 pemain untuk dibawa ke piala AFF 2014, dimana Riedl dibebani target juara. Dalam partai persahabatan menghadapi Timor Leste Selasa 11 November 2014 di GBK, formasi yang dimainkan adalah 4-5-1. Artinya, Riedl tidak akan membawa terlalu banyak striker. Jika memperhitungkan kemungkinan formasi alternatif dengan dua striker, saya rasa maksimal Riedl akan membawa empat striker.

Dalam partai menghadapi Timor Leste tersebut, Sergio Van Dijk terlihat nyaman ditempatkan sebagai penyerang tunggal. Sosok tinggi besar pemain naturalisasi ini agaknya memang cocok untuk menjadi striker satu-satunya. Walaupun belum begitu tajam di liga Thailand tempatnya berkiprah saat in, pemain setinggi 1.85 mrter ini tetap dipercaya Riedl di lini depan. Sergio membalasnya dengan mencetak gol pertama di pertandingan itu, yang sekaligus merupakan gol pertama selama memperkuat timnas.

Sebagai pelapis Van Dijk di posisi striker tunggal, Christian Gonzales sepertinya punya peluang terbesar. Apalagi mengingat empat tahun yang di piala AFF 2010 El Loco adalah striker andalan Alfred Riedl. Sosoknya memang tidak semenjulang Sergio Van Dijk, dan umurnya juga sudah 38 tahun, tapi El Loco masih tajam. Musim ini dia mencetak 15 gol untuk Arema di ISL. Tahun ini El Loco sudah mencetak satu gol untuk timnas, yaitu ke gawang Pakistan.

Jika Riedl hendak menggunakan formasi dua penyerang, Samsul Arif adalah opsi yang layak dipertimbangkan. Pemain ini mencetak 15 gol untuk Arema musim ini. Tahun ini Samsul sudah mencetak tiga gol untuk timnas, masihng-masing ke gawal Nepal, Malaysia dan Timor Leste. Nilai tambahnya, Samsul juga mampu bermain sebagai gelandang serang.

Boaz Solossa masih layak jadi pertimbangan. Bagaimanapun juga, Boaz adalah penyerang yang berpengalaman yang sudah sepuluh tahun berada di level timnas. Kemampuan finishing Boaz terbilang mumpuni, sehingga dia tercatat pernah mencetak gol ke gawang Uruguay, Arab Saudi, Oman dan Tiongkok. Di ISL musim ini Boaz mengemas 11 gol. Kekurangan Boaz adalah dia belum pernah tampil untuk timnas tahun ini, sehingga mungkin ada kendala adaptasi, padahal piala AFF 2014 tinggal 9 hari lagi.

Kesimpulannya, Ferdinand Sinaga kalah bersaing dengan Sergio Van Dijk, El Loco, Samsul Arif dan Boaz. Sudah lima kali kesempatan Ferdinand memperkuat timnas tahun ini tapi tidak mencetak satu gol pun. Sesudah Ferdinand, Alfred Riedl masih mungkin mencoret lagi nama striker yang ada sesuai strategi permainan yang diinginkannya. apalagi mengingat sayap kiri Zulham Zamron juga bisa dimainkan sebagai striker.

Referensi:

1. Timnas Indonesia @ wikipedia.
2. Foto Ferdinand Sinaga.

Tuesday 11 November 2014

Debut Timnas Evan Dimas

Evan Dimas sudah pantas membela timnas senior. Di posisi gelandang serang, saingannya hanya Firman Utina, Stefano Lilipaly dan Ahmad Bustomi. Firman sudah veteran, Lilipaly susah dipanggil ke timnas, sedangkan Bustomi lebih efektif jika dimainkan lebih kebelakang sebagai gelandang box-to-box. Tidak ada alasan untuk tidak memanggil bintang timnas U19 ini.

Kesempatan debut Evan di timnas datang pada partai persahabatan melawan Timor Leste di GBK. Dalam formasi 4-5-1, Evan bermain di posisi idealnya, dibelakang striker Sergio Van Dijk. Mereka dibantu Ramdani Lestaluhu di sayap kanan dan Zulham Zamrun di sayap kiri.

Evan tampil gemilang di pertandingan ini, seolah tak punya beban mental dalam proses transisi naik kelas ke timnas senior. Pemuda ini mmbuktikan diri pantas menjadi tumpuan serangan timnas. Evan menjadi momok yang sangat merepotkan lini pertahanan Timor Leste.

Proses gol Evan Dimas sangat terbantu dari penampilan gemilang Zulkifly Syukur yang berlari kencang mengejar sebuah operan jauh di sisi kiri pertahanan Timor Leste. Setelah menguasai bola, Zulkifly melepaskan umpan panjang mendatar ke kotak penalti. Bola akhirnya sampai di kaki Evan yang menyelesaikan dengan tenang seolah tanpa tekanan.

Evan Dimas bukan satu-satunya yang tampil gemilang. Sergio Van Dijk menunjukkan dirinya nyaman sebagai striker tunggal. Saat timnas masih dilatih Jacksen Tiago, kita sering melihat Sergio tak nyaman menjadi sayap gantung di sisi kiri. Kali ini Alfred Riedl menempatkannya di posisi ideal, dan Sergio membalasnya dengan penampilan bagus. Van Dijk mencetak gol perdana Indonesia usai menerima umpan panjang dari bek kiri Rizki Ripora.

Tapi Sergio tak boleh merasa aman sebagai striker inti. Samsul Arif menantangnya dengan sebuah gol hasil kolaborasi dengan Bayu Gatra. Aksi Bayu Gatra membuahkan ruang gerak cukup luas untuk Samsul. Memanfaatkan situasi, Samsul menembak dengan akurat dari luar kotak penalti. Persaingan di posisi striker juga akan dipanaskan oleh Boaz Salossa yang masih  beristirahat pasca final ISL 2014.

Zulham Zamrun agaknya tak punya saingan di sayap kiri. Dengan dukungan Rizky Ripora dibelakangnya, Zulham tampil baik. Tak hanya mengancam dari sayap, Zulham juga mencetak gol hasil menyundul umpan silang Zulkifly Syukur.

Uji coba terakhir sebelum dimulainya piala AFF 2014 akan digelar Sabtu 15 November 2014 di GBK. Kali ini lawannya adalah Suriah. Dalam pertandingan ini, para pemain Persib dan Persipura sudah bergabung.

Rekaman pertandingan ini dapat dilihat disini.

Indonesia

1. Kurnia Meiga (12. Dian Agus Prasetyo),  3.Zulkifli Syukur, 5. Fachruddin, 16. M Roby, 11. Rizki Rizaldi Pora, 6. Evan Dimas (17. Samsul Arif), 8. Raphael Maitimo, 18. Manahati Lestusen (19. Ahmad Bustomi); 7. Zulham Zamrun (21. Dedi Hartono), 15. Ramdani Lestaluhu (14. Bayu Gatra), 20. Sergio van Dijk (9. Cristian Gonzales)

Timor Leste

12. Ramos Ribeiro, 3. Paulo Cesar da Silva, 4.Cacio de Souza, 15. Ezequiel dos Santos (19. Agostinho Araujo), 17. Adelino de Oliveira, 8. Felipe dos Santos (18. Carlos Magno), 24. Nicolalu Fernandes, 9. Patrick Fabiano Alves, 10. Murilo de Almeida, 14. Chiquito do Carmo (21. Nataniel de Jesu Reis), 23. Jose Carlos da Fonseca

Referensi:
1. Referensi Daftar pemain..