Wednesday 29 April 2015

Peringatan Kotak penalti Untuk Bayern München

Duel Bayern München dan Barcelona di semifinal liga Champions adalah sesuatu yang dinanti penggemar sepakbola. Pelatih Bayern München yaitu Pep Guardiola akan menghadapi tim yang membesarkan namanya sebagai pemain dan pelatih. Di pihak lain, ini adalah kesempatan bagi Luis Enrique untuk membuktikan diri pantas menjadi pelatih klub sekaliber Barca.

Seminggu menjelang jadwal partai pertama semifinal tersebut, pada tanggal 28 April 2015 Bayern München menjamu Borussia Dortmund di Allianz Area. Ini adalah partai semifinal DFB Pokal. Pertandingan harus berlanjut ke adu penalti karena sampai waktu ekstra berakhir skor masih 1-1. Gol München dicetak oleh Robert Lewandowski, yang dibalas Dortmund lewat Pierre Emerick Aubameyang.

Dormund memenangkan adu penalti ini dengan skor 4-0. Kalah menang dalam adu penalti itu biasa. Masalahnya, empat penendang penalti Bayern München gagal membobol jala gawang Mitchell Langerak.

Rekaman adu penalti dapat dilihat disini. Penalti pertama Bayern diambil oleh Philipp Lahm, yang tendangannya melayang diatas mistar. Penalti kedua adalah giliran Xabi Alonso, yang menendangnya melebar ke sisi kiri gawang Langerak. Pada kesempatan berikutnya, Langerak malah mampu menghentikan tendangan Mario Götze. Kekalahan Bayern dipastikan setelah tendangan penalti kipel Manuel Neuer menghantam mistar gawang.

Bayern tidak boleh mengabaikan hal ini. Semifinal dan final liga Champions memakai sistem gugur dan adu penalti bisa saja terjadi. Guardiola harus seceparnya memperbaiki kualitas tendangan penalti pemain-pemain asuhannya.


Bagaimana seandainya semifinal CL Bayern vs Barcelona harus diselesaikan dengan adu penalti? Sepertinya Guardiola akan segera bikin skedul latihan penalti.
Btw, manajemen Bayern menyebut Pep kemungkinan hengkang jika mendapat treble Tahun ini. Menurut saya, sekalipun sudah dipastikan tidak treble, Pep tetap berpotensi hengkang jika bisa menjuarai liga Champions tahun ini.

Referensi:

1. Gambar dari http://thumbs.dreamstime.com/x/fc-bayern-munich-21909424.jpg.

Saturday 25 April 2015

Skenario Australia untuk PSSI?

PSSI sudah resmi dibekukan oleh menpora Imam Nahrawi pada Sabtu 18 April 2015. Menpora serius menindaklanjuti pembekuan ini dengan mengirim surat kepada Polri untuk tidak memberikan izin pertandingan ISL. Terbukti semua pertandingan ISL yang dijadwalkan berlangsung 25 April 2015 terpaksa batal.

Ancaman yang langsung membayangi adalah kemungkinan sanksi dari FIFA. Menpora berusaha mengatasinya dengan menugaskan ketua KOI Rita Subowo untuk berkomunikasi  dengan ketua FIFA Sepp Blatter. Rita disebut memiliki hubungan baik dengan Blatter.

Pertanyaannya, bagaimana menpora akan merombak PSSI. Tidak mudah untuk menyingkirkan kubu La Nyalla yang menang telak dalam pemilihan ketua umum PSSI. Cukup sulit untuk mendadak meyakinkan para pemegang hak pilih untuk memilih pihak lain.

Mungkin menpora bisa mencoba metoda yang digunakan pemerintah Australia tahun 2003. Saat itu pemerintah Australia juga membekukan FFA (Footbal Federation Australia) karena sejumlah masalah. Setelah itu pemerintah Australia mendirikan Australia Soccer Association (ASA) untuk menjadi pengganti FFA. Pada 1 Januari 2005 ASA kembali mengganti namanya menjadi FFA.

Menpora bisa meniru pendekatan Australia tersebut. Setelah PSSI dibekukan dibentuk lembaga baru untuk menjadi induk persepakbolaan negeri ini. Setelah ini lembaga baru tersebut merangkul semua komponen persepakbolaan negeri ini. Setelah semuanya mulus, lembaga baru ini kembali mengganti nama menjadi PSSI, karena nama PSSI punya nilai historis yang besar. PSSI sudah berdiri sejak 1930 dan turut andil dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Tapi ada suatu catatan penting. Saat berdirinya ASA sebagai lembaga sepakbola baru, pemerintah Australia menggelontorkan dana 15 juta dollar. Bagaimanapun juga pengelolaan sepakbola membutuhkan dana yang tidak kecil, apalagi untuk negara yang sangat luas seperti Australia.

Pertanyaannya, apakah menpora dapat menyediakan dana yang sebanding untuk lembaga baru sepakbola Indonesia, setidaknya 150 milyar. Tidak mungkin mengurusi sepakbola di negara seluas Indonesia tanpa dukungan dana memadai. Mampukah menpora menyediakan dana itu, disaat kondisi perekonomian negara kita sedang bermasalah seperti saat ini.

Referensi:

1. Foto: menpora Imam Nahrawi.