Monday 24 November 2014

Kemampuan Ofensif Vietnam Sudah Setingkat Diatas Timnas

Agak menarik bahwa sebelas pemain timnas yang diturunkan sejak awal partai piala AFF 2014 menghadapi Vietnam hampir sama dengan susunan pemain yang diturunkan dalam partai uji coba menghadapi Suriah. Perubahan hanya Immanuel Wanggai yang diturunkan melawan Suriah tidak menjadi pilihan menit awal menghadapi Vietnam, Posisinya digantikan gelandang naturalisasi Raphael Maitimo.

Artinya, pelatih Alfred Riedl menganggap Vietnam "setara" dengan Suriah. Artinya Vietnam dan Suriah sama-sama dianggap lebih kuat daripada timnas. Hal itu agaknya mempengaruhi susunan pemain yang diturunkan. Dari sebelas pemain yang memulai laga melawan Vietnam 22 November 2014 lalu, tujuh pemain bisa dimainkan sebagai bek. Mereka adalah Jufrianto, Roby, Rizki Ripora, Zulkifli, Ridwan, Maitimo dan Manahati. Artinya fokus timnas memang di lini pertahanan.

Kekhawatiran Riedl terbukti. Vietnam tampil sangat trengginas dalam menyerang dan membuat timnas bulan-bulanan. Mereka sangat fasih menyerang dalam formasi, menekan dari lini tengah, sambil memainkan passing game. Sepakbola menyerang mereka sudah cukup sophisticated. Kemampuan ofensif mereka satu tingkat lebih baik dari timnas kita. Pasukan Riedl yang hampir selalu memulai serangan dengan umpan panjang, baik itu menyilang, mendatar atau umpan terobosan, berharap salau satu penyerang atau sayap akan mampu menjangkau bola dan melepaskan diri dari kawalan.

Untungnya walau kalah dalam kualitas serangan, para pemain timnas tetap gigih dan berjuang keras. Dua kali timnas ketinggalan dari Vietnam, dua kali juga timnas menyamakan kedudukan untuk memaksa skor akhir 2 - 2. Itu artinya Riedl sudah menyiapkan mental bertanding pasukannya.

Dahsyatnya lini ofensif bukan monopoli timnas senior Vietnam saja. Timnas U19 angkatan Evan Dimas juga sudah merasakan kehebatan Vietnam. Dalam piala AFF U19 tahun 2013, Vietnam mengalahkan pasukan Indra Sjafri dengan skor 2-1. Saat bertemu lagi final seminggu kemudian, tim Garuda Jaya hanya menang adu penalti.

Tahun berikutnya, kedua tim bertemu kembali dalam Hassanal Bolkiah Trophy 2014. Dalam pertemuan ketiga ini Vietnam U19 membalas kegagalan mereka menjuarai piala AFF U19 tahun sebelumnya. Tim Garuda Jaya harus menelan kekalahan 1-3.

Bisa disimpulkan, bagusnya kemampuan ofensif Vietnam tak hanya di level timnas, tapi sudah terlihat di timnas U19 mereka. Indonesia harus memperbaiki sistem pembinaan untuk dapat mengejar ketinggalan. Jika tidak, kita akan selalu kewalahan menghadapi Vietnam, dan bisa-bisa jadi bulan-bulanan.

Dalam pertandingan lanjutan piala AFF 2014 hari in menghadapi Philipina, timnas harus berani tampil lebih ofensif. Saya harap Riedl berani mencadangkan Boaz dan memainkan Evan Dimas di belakang Sergio Van Dijk. Saya juga berharap gelandang Ramdani Lestaluhu akan diberi kepercayaan di sayap kanan menggantikan M Ridwan.

Referensi:
1. Pertandingan lengkap timnas Indonesia vs Vietnam di babak penyisihan piala AFF 2014 .
2. Kilas baik Indonesia U19 melawan Vietnam di piala AFF U19 14 September 2013.
3. Kilas balik final piala AFF U19 2013 Indonesia vs Vietnam
4. Kilas balik HBT 2014 partai Indonesia U19 vs Vietnam U19.
5. Foto Alfred Riedl.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA