Friday 6 November 2015

Catalan dan Castilla dalam perspektif sejarah.

Persaingan Real Madrid dan Barcelona sering diasosiasikan sebagai persaingan Castilla dan Catalan. Real Madrid terletak di wilayah Castilla sementara Barcelona terletak di Catalan. Tulisan singkat ini berusaha membahas masalah Catalan dan Castilla dalam perspektif sejarah.

Sebelum kedatangan Romawi, daerah Spanyol dan Portugal dikenal dengan sebutan Iberia. Ada sejumlah suku yang tinggal di Iberia, misalnya suku Iberia, Celts, Lusitania, Tartessia ditambah para pendatang dari Yunani, Kartago dan Funisia. Belum ada istilah Castilla dan Catalan sebelum kedatangan Romawi.

Pendudukan Romawi membawa pengaruh besar bagi semenanjung Iberia, termasuk dalam hal budaya dan bahasa. Romawi menyebut daerah kekuasaanya sebagai Hispania. Dari sinilah akar kata "Spain" dan "Spanyol" yang digunakan saat ini.

Setelah zaman Romawi berakhir, Spanyol ditaklukkan berbagai kekuatan militer sebagaimana tercata dan sejarah. Daerah-daerah Spanyol pernah dikuasai oleh Vandal, Visigoth, Arab dan Afrika Utara. Butuh waktu sekitar 1600 tahun bagi Spanyol untuk muncul sebagai negara yang independen.

Di abad 15. Kerajaan Aragon dan Castilla bergabung membentuk cikal bakal negara yang saat ini dikenal sebagai Spanyol. Saat ini nama Castilla sudah muncul dalam sejarah. Catalan dan Barcelona waktu itu adalah daerah kekuasaan Aragon.

Keberhasilan Columbus menemukan benua Amerika menandai jaman baru untuk Spanyol. Dari negara yang belasan abad ditaklukkan kekuatan luar, Spanyol sempat menjelma menjadi kekuatan "adidaya". Spanyol sempat menjadi negara kolonialis yang memiliki daerah jajahan di Amerika, Pasifik dan Afrika.

Kembali ke soal Catalan, mungkin saat pertama kali Catalan berseberangan dengan Spanyol terjadi di abad 18. Dalam perebutan kekuasaan, Catalan yang mendukung dinasti Habsburg dikalahkan oleh Dinasti Bourbon yang lalu memerintah Spanyol. Raja Spanyol saat ini, Felipe IV, adalah keturunan dinasti Bourbon.

Di awal abad 19, Eropa dilanda perang dengan Napoleon Bonaparte dari Perancis sebagai tokoh sentralnya. Dimasa ini Catalan menjadi cukup dekat dan bersahabat dengan Perancis. Sebaliknya Spanyol sepertinya sedang menekan identitas Catalan dan mementingkan identitas nasional.

Setelah perang Napoleon selesai, Spanyol tidak lagi sekuat dulu. Koloni-koloni jajahan mereka banyak yang melepaskan diri. Wibawa kerajaan tidak lagi kuat dan kekuasaan sering jatuh kepada petinggi militer. Sementara itu perjuangan untuk menegakkan demokrasi juga berlangsung.

Tahun 1932 Spanyol sempat berbentuk republik. Dimasa ini Catalan mendapatkan otonomi. Sayangnya semua berakhir saat jendral Fransisco Franco menguasai Spanyol.

Sebagai diktator, Franco mempromosikan kebudayaan dan bahasa nasional, yang didominasi oleh Castilla. Ini adalah masa penuh tekanan bagi Catalan. Kebudayaan Catalan ditekan dan bahkan penggunaan bahasa Catalan dibatasi.

Dalam hal sepakbola, Real Madrid dianggap sebagai "klubnya Franco". Sang diktator disinyalir ikut campur agar bintang sepakbola masa itu, Alfredo Di Stefano, bergabung dengan Real Madrid dan bukan barcelona. Bersama Di Stefano dan bintang sejamannya, Real Madrid memenangkan piala Champions sebanyak lima kali berturut-turut.

Setelah Franco meninggal, yang menggantikannya adalah raja Juan Carlos pada tahun 1975. Raja ini bersikap pro demokrasi dan memimpin Spanyol menuju monarki konstitusional. Kebijakan ini dilanjutkan oleh putranya raja Felipe IV yang mulai naik tahta tahun lalu.

Saat ini tekanan terhadap budaya Catalan tidak ada lagi. Apalagi pariwisata adalah salah satu andalan Spanyol, dengan Barcelona sebagai salah satu ikonnya. Prestasi menjulang Real Madrid dan Barcelona tentunya juga memiliki pengaruh yang positif.

Walaupun begitu gerakan yang mengkampanyekan kemerdekaan Catalan dari Spanyol terus berlangsung.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA