Saturday 21 November 2015

Sepakbola Tanpa Hasil Seri, Aturan Usang Yang Sudah Dibuang Amerika dan Jepang

Turnamen piala jenderal Sudirman tidak mengenal hasil seri. Setiap partai di fase grup sudah harus ada pemenangnya. Jika skor masih seri setelah waktu normal 2x45 menit, pertandingan berlanjut ke adu penalti untuk menentukan pemenang.

Peraturan ini patut dipertanyakan. Kenapa setiap pertandingan harus ada pemenangnya sehingga kalau perlu ditentukan dengan adu penalti. Sementara penggunaan adu penalti untuk menentukan pemenang sering dianggap sebagai sesuatu yang tidak adil dan menimbulkan kontroversi.

Peraturan seperti ini memang pernah diterapkan di Amerika Serikat dan Jepang. Di kedua negara ini sepakbola bukanlah olahraga yang populer seperti di Indonesia. Saat J League dan MLS mulai bergulir di dekade 90'an, ada kekhawatiran akan penerimaan publik Jepang dan Amerika terhadap liga sepakbola.

Karena itulah di tahun-tahun awal, MLS dan J League menghindari hasil seri. Hasil imbang adalah suatu hal yang tidak dikenal di olahraga seperti bola basket atau baseball. Hasil seri agaknya dikhawatirkan akan "membingungkan" penonton pemula yang baru mengenal sepakbola.

Tapi sekarang aturan itu sudah dibuang. MLS sudah meninggalkan aturan harus menang ini sejak 2004. J League sudah lebih dulu melakukannya pada tahun 2003. Saat ini MLS dan J League sudah punya basis massa yang mengerti sepakbola, sehingga tidak perlu lagi melakukan adu penalti untuk menghindari hasil seri.

Aturan adu penalti untuk menghindari hasil seri ini tidak perlu dilakukan di Indonesia karena sepakbola sudah sangat populer disini. Rasanya tidak ada penggemar sepakbola sejati yang akan keberatan dengan hasil seri di liga atau di turnamen pada fase grup.

Referensi:
http://www.soccertimes.com/mls/2004/mar24.htm
https://en.wikipedia.org/wiki/J1_League

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA