Monday 26 May 2014

Tesis Ancelotti Menghasilkan La Decima: Bale dan di Maria Memang Harus Bermain Bersama

Carlo Ancelotti kembali membuktikan diri sebagai manajer kelas satu. Sebagai manajer Real Madrid, Ancelotti sukses mencapai yang sebelumnya gagal diraih oleh manager sekaliber Fabio Capello dan Jose Mourinho, yaitu gelar juara liga Champions. Gelar ini terasa spesial karena merupakan gelar supremasi antarklub Eropa yang kesepuluh bagi Madrid. Istilah kerennya: La Decima.

Salah satu hal yang harus ditangani Ancelotti awal musim ini adalah kedatangan Gareth Bale. Dengan nilai transfer 91 juta Euro, Bale jelas tidak didatangkan untuk jadi pemain pelapis. Pemain yang terancam tergusur adalah Angel di Maria. Sebenarnya lalu Di Maria tampil cukup baik dengan 7 gol dan 6 assist di La Liga, namun saingannya Gareth Bale tampil istimewa dengan 21 gol dan 4 assist untuk Tottenham Hotspurs di EPL.

Keputusan yang diambil Ancelotti cukup mengejutkan. Gareth Bale memang menjadi penyerang sayap pilihan pertama, tapi nama Angel Di Maria tidak menghilang dari tim utama Madrid. Ancelotti mengubah posisinya menjadi gelandang tengah bersama Xabo Alonso dan Luca Modric dalam formasi 4-3-3. Keputusan yang riskan karena kemampuan defensif Di Maria menjadi tanda tanya.

Kenyataannya, Di Maria tampil cemerlang di posisi barunya, setidaknya dalam sisi ofensif. Walaupun posisinya sebagai gelandang tengah, Di Maria tetap saja punya naluri menyerang untuk menusuk ke sayap dan menyerbu ke kotak penalti. Statistik menunjukkan kalau Di Maria tahun ini mencetak 4 gol dan 17 assist di la liga saja.

Gareth Bale juga tampil baik di musim pertamanya bersama Madrid. Bale, Benzema dan CR7 dikenal dengan sebutan BBC, tiga penyerang tajam milik Madrid. Musim ini Gareth Bale mencatatkan 15 gol dan 12 assist untuk Real Madrid di la liga.

Bale dan Di Maria tampil sejak awal pada final liga Champions 2014 menghadapi Atletico Madrid. Situasi menjadi mencekam bagi El Real saat Diego Godin menjebol gawang Iker Casillas yang sudah salah posisi dan membawa Atletico memimpin 1-0. Pekan sebelumnya sundulan bek tengah Uruguay ini membawa Atletico merebut gelar la liga 2014 dari tangan Barcelona. Hingga waktu normal 90 menit berlalu, serbuan demi serbuan Madrid masih gagal menyamakan kedudukan. Barulah pada masa injury time sepak pojok Luca Modric disambut Sergio Ramos dengan kepala untuk menjebol gawang Thibaut Courtois dan menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Pertandingan berlanjut ke babak perpanjangan waktu.

Disinilah Angel Di Maria menunjukkan kualitasnya. Menggiring bola di sayap kiri, tiba-tiba Di Maria memutuskan untuk langsung menerobos ke kotak penalti. Pergerakan Di Maria yang brilian mengecoh tiga pemain Atletico Madrid sekaligus. Angel di Maria memasuki kotak penalti dan kiper Thibaut Courtois bersiap menyambut. Tembakan menyusur tanah Di Maria dihadang Courtois dengan kakinya. Bola liar melayang di kotak penalti.

Di kotak penalti ada Gareth Bale dan Diego Godin. Reaksi striker dengan naluri pencetak gol seperti Bale kali ini lebih bagus dari reaksi Godin. Gareth Bale melompat menyambut bola dan menggetarkan gawang Atletico Madrid. Skor 2-1 untuk El Real.

Setelah gol ini sepertinya moral pemain Atletico Madrid sudah jatuh. Real Madrid menambah dua gol lagi lewat Marcelo dan Cristiano Ronaldo. Skor 4-1 untuk kemenangan Real Madrid yang memastikan gelar juara liga Champions untuk kesepuluh kalinya bagi El Real. Rekaman highlight pertandingan ini bisa disaksikan di http://www.youtube.com/watch?v=bYOPQ0rvWe8.

Carlo Ancelotti membuat keputusan brilian memainkan Gareth Bale dan Angel Di Maria bersama di tim inti Real Madrid.


Referensi:

1. http://www.whoscored.com/Players/23110/History/ngel-Di-Mara.
2. http://www.whoscored.com/Players/13812/History/Gareth-Bale.
3. Foto Gareth Bale dari http://thumbs.dreamstime.com/x/gareth-bale-real-madrid-spanish-league-match-espanyol-estadi-cornella-january-36757125.jpg.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA