Friday 23 May 2014

Real Madrid Ancelotti vs Real Madrid Mourinho

Jose Mourinho menghadapi tantangan sangat berat saat datang ke Real Madrid tahun 2010. Barcelona sedang di puncak kejayaannya. Pada 29 November 2010 Barcelona memberikan ucapan selamat datang dengan kemenangan telak 5-0 di Camp Nou. Tahun itu dominasi Barca di La Liga tak tergoyahkan.

Mourinho membalas tahun berikutnya dengan merebut gelar juara la liga 2011-2012. Pada 21 April 2012 Mourinho menaklukkan Barca 2-1 di Camp Nou. Mou gagal mempertahankan gelar juara La Liga musim berikutnya. Tapi enam pertemuan Madrid dengan Barca musim itu, Mou membawa Madrid membawa Barca tiga kali. Dua partai lain berakhir seri, dan satu partai untuk kemenangan Barca. Madrid memang nirgelar di musim terakhir Mou, tapi mereka sudah tidak lagi kalah kelas dari Barca.

Kalau dianalisis, saat Ancelotti datang menggantikan Mourinho awal musim ini, manajemen Real Madrid setidaknya mengharapkan dua hal.
1. Level permainan Madrid bisa setidaknya dipertahankan agar tidak lagi kalah level dari Barcelona seperti masa pra Mourinho.
2. Pembinaan pemain muda Spanyol. Awal musim ini Madrid mendatangkan mendatangkan Dani Carvajal, Asier Ilarramendi dan Isco. Pemain binaan sendiri seperti Jese, Alvaro Morata dan Nacho Fernandez juga membutuhkan gemblengan. Soal pembinaan pemain muda, reputasi Ancelotti lebih mentereng daripada Mou.

Dibawah mistar, Mou membuat keputusan kontroversial dengan lebih mempercayai Diego Lopez daripada Iker Casillas. Ancelotti meneruskan kebijakan itu, tetap mempercayakan Diego Lopez sebagai kiper utama di La Liga. Hanya saja, Iker Casillas diberi kepercayaan sebagai kiper utama di Copa del Rey dan liga Champions. Iker menjawabnya dengan kontribusi membantu Madrid menjuarai Copa del Rey, dan nanti malam Madrid akan tampil menghadapi Atletico di final liga Champions. Kebijakan manajerial Ancelotti untuk posisi penjaga gawang membuahkan hasil positif.

Di sentral pertahanan, Mou mulai mempromosikan Raphael Varane sebagai pelapis bagi duet Sergio Ramos dan Pepe. Ancelotti memilih untuk lebih memprioritaskan kesolidan Ramos-Pepe dan untuk saat ini mengurangi porsi bermain Varane. Memang ini bisa diartikan Ancelotti menghambat perkembangan talenda muda berbakat seperti Varane, tapi hasil yang diinginkan adalah kembali kokohnya duet Sergio Ramos dan Pepe, seperti yang terlihat musim ini. Kembali kebijakan Ancelotti menuai hasil positif.

Bicara soal talenta muda, Ancelotti lebih mempercayai bek kanan muda Dani Carvajal daripada bek kanan senior Alvaro Arbeloa. Alhasil Carvajal juga menggantikan Arbeloa di skuad timnas Spanyol. Disisi kiri, Ancelotti mengembalikan posisi Marcelo sebagai bek kiri utama, Fabio Coentrao hanya sebagai pelapis.

Perubahan paling kentara terlihat di lini tengah. Mourinho mengandalkan formasi 4-2-3-1 yang mengandalkan Xabi Alonso dan Sami Khedira sebagai defensive midfielder menopang Mesut Ozil sebagai pengatur serangan, dengan Luca Modric sebagai pelapis mereka. Musim ini Ancelotti menggunakan pola 4-3-3, diwarnai kedatangan Gareth Bale, hengkangnya Mesut Ozil dan Gonzalo Higuain, serta cederanya Sami Khedira. Tiga gelandang tengah pilihan Ancelotti adalah Xabi Alonso, Luca Modric dan Angel di Maria.

Menempatkan winger seperti Angel di Maria sebagai gelandang tengah adalah pilihan yang membutuhkan keberanian. Sisi positifnya, Madrid tidak kehilangan kemampuan eksplosif di Maria. Di sisi lain, pertahanan Madrid jadi rentan, karena kemampuan di Maria dalam bertahan tidak sebagus Modric dan Xabi Alonso.

Di lini depan, Gareth Bale menggantikan posisi di Maria sebagai penyerang sayap. Trio penyerang Madrid terkenal dengan sebutan BBC, yaitu Bale, Benzema dan CR7. Di semua kompetisi CR7 sudah mencetak 50 gol musim ini, disusul Benzema 24 gol dan Bale 21 gol. Total mereka bertiga mencetak 95 gol di semua kompetisi.

Dalam hal pengembangan pemain muda, tahun ini Dani Carvajal sukses merebut posisi bek kanan pilihan pertama. Di lini ofensif, walaupun belum menjadi pilihan utama, tahun ini Isco mencetak 11 gol, sementara Alvaro Morata dan Jese 8 gol. Gelandang Asier Ilarramendi mendapat kesempatan 27 kali menjadi starter, sementara bek tengah Raphael Varane 16 kali dan Nacho Fernandez 13 kali.

Secara umum, Ancelotti sukses menjadikan Real Madrid musim ini lebih kuat. Ancelotti tetap mempertahankan fondasi tim warisan Mourinho, walaupun memasukkan skemanya sendiri. Ancelotti juga sukses mengintegrasikan Gareth Bale kedalam tim.




Real Madrid versi Mourinho (4-2-3-1)

Diego Lopez (Iker Casillas), Alvaro Arbeloa, Sergio Ramos, Pepe, Fabio Coentrao, Xabi Alonso, Sami Khedira, Mesut Ozil, CR7, Angel di Maria, Karim Benzema (Gonzalo Higuain).

Real Madrid versi Ancelotti (4-3-3)

Diego Lopez (Iker Casillas), Daniel Carvajal (Alvaro Arbeloa), Sergio Ramos, Pepe, Marcelo, Xabi Alonso, Luca Modric, Angel di Maria, CR7, Gareth Bale, Karim Benzema.

Referensi:
1. http://en.wikipedia.org/wiki/2010%E2%80%9311_Real_Madrid_C.F._season
2. http://en.wikipedia.org/wiki/2011%E2%80%9312_Real_Madrid_C.F._season
3. http://en.wikipedia.org/wiki/2012%E2%80%9313_Real_Madrid_C.F._season
4. http://en.wikipedia.org/wiki/2013%E2%80%9314_Real_Madrid_C.F._season
5. Foto Carlo Ancelotti dari http://thumbs.dreamstime.com/x/fc-paris-saint-germain-manager-carlo-ancelotti-27827321.jpg.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA