Thursday 26 March 2015

Menilai Kualitas Umpan Timnas Saat Menghadapi Kamerun

Pada Rabu 25 Maret 2015 timnas Indonesia berkesempatan menjajal timnas Kamerun dalam partai persahabatan. Kali ini mari kita lupakan perbedaan peringkat antara timnas Indonesia dengan para singa yang tidak bisa dijinakkan itu. Kita nilai pertandingan ini berdasarkan kualitas umpan dan possession football dari kedua tim.

Possession football memanfaatkan penguasaan bola untuk membangun irama permainan dan menyusun serangan. Untuk itu tentunya diperlukan kemampuan mempertahankan bola yang sedang dikuasai dari gangguan lawan, dan kemampuan untuk mengirim umpan dengan akurat. Pada tim yang fasih memainkan possession football kita sering melihat rangkaian umpan beruntun diantara pemain mereka. Sayang saya jarang melihat permainan operan seperti ini dipergarakan timnas.

Dalam pertandingan ini saya melihat timnas jarang bikin melakukan rangkaian operan lebih dari lima operan. Artinya, timnas jarang bisa menguasai bola dalam waktu lama. Konsekuensinya, strategi yang bisa digunakan terbatas.

Tak heran jika akhirnya operan kunci yang diandalkan untuk menerobos lini pertahanan lawan adalah umpan panjang. Strategi yang tidak terlalu efektif, karena terkadang umpannya tak akurat, atau situasinya fifty-fifty dan pemain Kamerun yang berhasil menang duel. Terkadang malah Kamerun sukses memasang perangkap offside.

Tidak banyak peluang yang didapat timnas di pertandingan ini. Sebuah peluang terjadi di menit 12 saat kerjasama satu dua Tantan dan Boaz Salossa membawa Tantan memasuki kotak penalti. Sayang tendangan Tantan tidak menyulitkan kiper Kamerun.

Di menit 64 lewat serangan balik Hariono mengirim bola panjang ke Zulham Zamrun di sayap kiri, yang mampu mengirimkannya pada Boaz di kanan. Sayang peluang yang dibangun dengan baik gagal karena tendangan penyelesaian Tantan jauh dibawah harapan.

Tak lama kemudian berawal dari kerjasama Tantan dan Boaz Salossa di sayap kanan, Hashim Kipuw mengirim umpan silang ke Ferdinand Sinaga di kotak penalti. Sayang sundulan Ferdinand lemah dan mengarah ke kiper Kamerun. Ini adalah peluang terbaik Indonesia untuk mencetak gol di pertandingan ini.

Di menit 70 baru Indonesia menunjukkan rangkaian umpan yang ciamik dalam sebuah serangan balik. Kembali disini terlihat peran Boaz dan keahlian Hariono melepas umpan panjang, plus kecepatan dan skill Bayu Gatra. Sayang sekali tembakan Zulham Zamrun yang sudah menguasai bola di kotak penalti tak mampu mengatasi pemain Kamerun yang menjaganya dan tembakannya dapat diblok.

Menit 74 Boaz berusaha dengan kecepatan dan skill individunya menusuk di sayap kanan, tapi umpan silang mendatar ke kotak penalti mudah dipatahkan Kamerun.

Menit 79 berawal dari intercept Raphael Maitimo, Boaz dan Bayu Gatra bekerjasama mendobrak, lagi-lagi dari sisi kanan. Sayang umpan Bayu Gatra di kotak penalti masih bisa dibuang oleh kaki kiper Kamerun.

Menit 91 giliran Bayu Gatra yang menusuk dengan dribble lagi-lagi dari sisi kanan. Sayang Ferdinand Sinaga tak mampu meneruskan usaha Bayu Gatra. Lini belakang Kamerun dengan tenang berhasil membuang bola.

Kualitas permainan operan Kamerun lebih baik dari timnas. Di babak pertama, saat menguasai bola, para pemain Kamerun bisa melakukan rangkaian delapan operan sebelum bola lepas dari penguasaan mereka. Di babak kedua angka ini sering mencapai 10 operan atau lebih. Tak heran jika peluang untuk Kamerun juga lebih banyak dan lebih berbahaya.

Akurasi operan Kamerun juga lebih baik. Tak seperti timnas, Kamerun tidak mengalami kesulitan untuk mengirimkan umpan panjang secara akurat. Indonesia beruntung Made Wirawan tampil cemerlang dibawah mistar sehingga Indonesia tidak kebobolan banyak gol.

Skor akhir pertandingan ini adalah 1-0 untuk Kamerun. Gol Kamerun diawali oleh dribble Henry Bedimo di sayap kiri yang menerobos masuk kotak penalti sementara lini belakang kita seperti tidak bereaksi. Jika Boaz dan Bayu mampu menyusur pinggir lapangan dengan dribble, Bedimo mampu menggunakan dribble untuk masuk ke kotak penalti. Tentu saja dribble seperti yang dilakukan Bedimo lebih berbahaya. Umpan Bedimo di kotak penalti pada Vincent Aboubakar diselesaikan dengan dingin oleh penyerang Kamerun ini untuk mencetak gol tunggal di pertandingan ini.

Referensi:
1. Rekaman pertandingan babak pertama sejak menit 7.
2. Rekaman pertandingan babak kedua.
3. Foto: Vincent Aboubakar.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA