Thursday 14 January 2016

Leicester City Berlari Kembali

Biasanya, jika tim kecil ada di papan atas klasemen sementara, publik tidak menganggapnya serius. Prestasi tersebut dianggap hanya pencapaian sesaat. Biasanya hanya masalah waktu sebelum performa tim kecil itu menurun dan peringkatnya merosot.

Tadinya Leicester City terlihat seolah akan mengikuti pola tersebut. Tim ofensif yang sempat empat pekan beruntun memuncaki klasemen sementara EPL 2015-2016 tersebut harus puasa gol selama tiga pertandingan. Jürgen Klopp dan Liverpool menunjukkan bagaimana caranya menghentikan Jamie Vardy, Riyad Mahrez dan formasi ofensif 4-4-2 andalan manajer Claudio Ranieri.

Leicester sebenarnya bereaksi positif pasca kekalahan 0-1 dari Liverpool di Anfield pada 26 Desember 2015. Ranieri beralih ke formasi 4-5-1 untuk menahan Manchester City 0-0 tiga hari kemudian di kandang sendiri. Tapi keraguan muncul setelah Leicester kembali gagal mencetak gol pekan berikutnya dalan laga melawan AFC Bournemouth yang berakhir tanpa gol.

Keraguan mulai mencuat. apakah tim-tim EPL sudah tahu bagaimana mengawal Jamie Vardy? Apakah tim-tim lawan sudah menemukan cara untuk menghentikan tusukan Riyad Mahrez? Apakah taktik Claudio Ranieri sudah terbaca lawan? Apakah para pemain Leicester City tidak siap mental untuk terus bertahan di papan atas hingga akhir musim.

Leicester City sementara menjawab keraguan dengan kemenangan 1-0 atas tim tangguh Tottenham Hotspurs pada 13 Januari 2016 di White Hart Line. Gol tunggal kemenangan Leicester City dicetak oleh bek tengah Robert Huth. Kemenangan ini menjadikan Leicester City bertahan di posisi kedua di klasemen sementara EPL pekan 21, hanya kalah selisih gol dari pimpinan klasemen, Arsenal.





Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/2015%E2%80%9316_Leicester_City_F.C._season

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA