Thursday 28 January 2016

Claudio Ranieri, pelatih terbaik EPL Januari 2016

Saat ditundukkan Liverpool oleh Liverpool di Anfield, pada 26 Desember 2015. mulai muncul pertanyaan apakah ini titik balik Leicester City. Bukan hanya tergeser dari puncak klasemen, Jürgen Klopp menunjukkan cara untuk menundukkan formasi 4-4-2 adalah Claudio Ranieri. Apakah cerita indah Leicester City musim ini hanya sampai disini?

Menjamu Manchester City tiga hari kemudian, Leicester terlihat "tahu diri". Mereka tidak lagi bermain terbuka, tampil dengan tiga gelandang tengah.untuk meredam keganasan barisan depan Manchester City. Hasil akhir 0-0 sudah bisa dianggap keberhasilan oleh Leicester City.

Pertanyaan makin membayangi City pasca hasil imbang tanpa gol saat menjamu AFC Bournemouth pada 2 januari 2016. Tiga pertandingan tanpa mencetak gol adalah tanda tanya besar untuk tim ofensif yang menyarangkan 38 gol dalam 18 pertandingan sebelumnya. Sulit dibantah bahwa tim-tim EPL sudah mengerti bahwa untuk menghentikan Leicester City, mereka harus menjinakkan Jamie Vardy dan Riyad Mahrez.

Ranieri bukan pelatih sembarangan. Saat rencana utama tidak berjalan, Ranieri tetap berikhtiar untuk mencari sumber gol lainnya. Alhasil saat menundukkan Tottenham Hotspurs tanggal 13 Januari 2016 di White Hart Lane, gol tunggal kemenangan Leicester dicetak oleh bek tengah Robert Huth.



Tiga hari kemudian di Villa Park, giliran penyerang Shinji Okazaki yang mencetak gol. Memang Aston Villa bisa membalas dan pertandingan akhirnya berakhir dengan skor 1-1. Tapi setidaknya Leicester City sudah bisa mengurangi ketergantungan mereka pada Riyad Mahrez dan Jamie Vardy untuk urusan mencetak gol.



Setelah pekan 23 EPL 2015-2016, Leicester City sudah kembali ke puncak klasemen. Mereka mencatatkan kemenangan meyakinkan 3-0 saat menjamu Stoke Ciity. Kali ini gelandang Daniel Drinkwater dan penyerang Leonardo Ulloa yang menyumbangkan gol. Satu gol lagi disumbangkan oleh Jamie Vardy, mengakhiri paceklik golnya yang sudah berlangsung selama enam pertandingan.


Claudio Ranieri pantas disebut sebagai pelatih terbaik EPL periode Januari 2016. Di tengah situasi sulit, Leicester tak terkalahkan sepanjang bulan Januari ini. Ranieri mampu mencari alternatif sumber gol Leicester City dan di akhir bulan Januari, Leicester sudah kembali menjadi pimpinan klasemen.
Ranieri melakukan pembelian pemain baru untuk mempertebal skuadnya, yaitu sayap kiri timns Inggis U20 Demaray Gray dari Birmingham City. Leicester juga mendatang kiper muda berkebangasaan Ghana  bernama Daniel Amartey dari Copenhagen.
Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/2015%E2%80%9316_Leicester_City_F.C._season
https://en.wikipedia.org/wiki/Demarai_Gray
https://en.wikipedia.org/wiki/Daniel_Amartey

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA