Thursday 14 April 2016

Atletico Madrid & Simeone Kembali Menyingkirkan Barcelona di liga Champions

Seperti sudah pernah dibahas dalam blog ini, Barcelona sebenarnya adalah momok bagi Atletico Madrid asuhan Diego Simeone. Dalam lima belas partai sejak Simeone menangani Atletico, mereka hanya mampu meraih satu kemenangan atas Barcelona. Lima partai berakhir seri dan sembilan partai berakhir dengan kekalahan Atletico Madrid atas Barcelona.

Demikianlah yang terjadi sebelum kedua tim bertemu perempat final liga champions musim ini. Di partai pertama, supremasi Barcelona berlanjut dengan kemenangan 2-1 di Camp Nou. Sepertinya dominasi Barcelona akan terus berlanjut.

Sekarang catatan harus diperbaiki. Diego Simeone dan Atletico Madrid memang hanya menang dua kali atas Barcelona dalam 17 pertemuan. Tapi dengan dua kemenangan itu Atletico menyingkirkan Barcelona dari perempat final liga champions.

Dalam partai kedua perempat final UCL pada kamis 14 April 2016 di Vicente Calderon, Luis Enrique melakukan pendekatan yang tidak biasa. Sepertinya Luis Enrique menginginkan Barcelona tampil defensif dan menunggu serangan balik. Formasi Barcelona jadi terlihat seperti 4-5-1 atau 4-2-3-1, bukan 4-3-3 seperti seharusnya. Bahkan ada saatnya Lionel Messi seperti bermain menjadi bek kanan.

Masalah utamanya adalah, Barcelona bukanlah tim yang fasih bermain defensif seperti ini. Pertahanan yang bagus membutuhkan organisasi pertahanan yang bagus, kerjasama dan disiplin. Sulit menuntut hal itu dari Barcelona. Selama ini pertahanan Barcelona justru terbantu oleh ampuhnya lini serangan mereka mendominasi lawan.

Atletico Madrid tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menekan. Serangan demi serangan mulai berdatangan. Gol Antoine Griezmann yang terjadi di babak pertama menunjukkan tidak kokohnya lini belakang Barcelona. Striker yang sebenarnya tak begitu tinggi ini bisa berdiri bebas menyundul bola di kotak penalti tanpa satu pun bek Barcelona menempelnya. Skor 1-0 untuk Atletico Madrid.

Di babak kedua Barcelona mulai menunjukkan jati dirinya. Mereka kembali menjelma menjadi tim ofensif yang menakutkan. Tusukan demi tusukan berdatangan untuk mengincar gol balasan.

Tapi Atletico Madrid adalah tim yang sangat bagus dalam hal pertahanan. Mereka mampu bertahan dengan disiplin dan terorganisir. Mereka mati matian memblok umpan-umpan berbahaya pemain Barcelona atau pasang badan menghadap tembakan para penyerang Barca. Dengan begitu kiper Jan Oblak tidak perlu melakukan terlalu banyak penyelamatan dari tembakan pemain Barcelona, karena serangan-serangan Barcelona sudah disaring oleh lini tengah dan belakang Atletico Madrid. Diego Godin dan Filipe Luis tampil luar biasa dalam pertandingan ini.

Lionel Messi tidak tampil bagus dalam laga ini. Perannya terbilang minim dalam membantu serangan Barcelona. Andil Messi yang bisa dicatat mungkin hanya beberapa tendangan bebas langsung yang semuanya masih meleset dari sasaran.

Barcelona mengerahkan seluruh upaya mereka untuk mencetak gol, karena jika skor tetap satu kosong, Atletico yang akan maju ke semifinal karena aturan gol tandang. Suatu kali serangan balik Atletico datang dengan cepat memasuki kotak penalti Barcelona. Handsball yang dilakukan Andres Iniesta di kotak penalti memberi peluang pada Atletico untuk memperbesar keunggulan. Antoine Griezmann tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menjebol gawang Marc Andre Ter Stegen dari titik putih.

Sebenarnya Barcelona seharusnya juga mendapat penalti beberapa menit kemudian saat Gabi terkena handsball di pinggir kotak penalti Atletico Madrid. Sayangnya wasit menganggap pelanggaran ini terjadi luar penalti, sehingga Barcelona hanya mendapatkan tendangan bebas. Seandainya hukuman penalti dijatuhkan dan Barcelona mencetak gol dari titik putih, pertandingan ini akan berlanjut ke babak perpanjangan waktu.

Pertandingan berakhir dengan kemenangan 2-0 untuk Atletico Madrid. Mereka lolos ke semifinal liga champions dengan agregat kemenangan 3-2 atas Barcelona. Lepas dari kontroversi penalti di menit-menit akhir, ini adalah kemenangan yang pantas untuk kejelian Diego Simeone meracik strategi dan penampilan berintensitas tinggi dari pemain-pemain Atletico Madrid.






No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA