Thursday 4 February 2016

Ranieri membalas Klopp

Claudio Ranieri sukses membalas kekalahannya dari Jürgen Klopp. Di pertemuan pertama di EPL akhir tahun lalu Liverpool asuhan Klopp menundukkan Leicester City asuhan Ranieri membalas kekalahan mereka dengan kemenangan 2-0.

Dalam kedua pertandingan itu Leicester dan Liverpool memasang formasi yang sama. Leicester City memainkan formasi 4-4-2 menyerang, ciri khas mereka di EPL musim ini. Akan halnya Liverpool, mereka  memainkan 4-2-3-1, formasi yang paling banyak dimainkan di EPL.

Dalam soal ketersediaan pemain, Leicester tidak punya masalah berarti. Hanya ada satu perbubahan di lini tengah, Daniel Drinkwater untuk Andy King. Memang Daniel Drinkwater terlihat cukup meyakinkan di beberapa pertandingan terakhir.

Sebaliknya sejumlah penyerang Liverpool yaitu Daniel Sturridge, Divock Origi dan Danny Sturridge tumbang karena cedera. Walaupun Liverpool sebenarnya masih punya Christian Benteke sang pencetak gol tunggal ke gawang Leiester pada pertandingan pertama, Klopp memilih untu menggeser gelandang Roberto Firmino kedepan untuk mengisi posisi penyerang tunggal. Lini tengah Liverpool kehilangan Philippe Coutinho yang cedera. Klopp menurunkan Lucas Leiva dan Adam Lallana untuk menutupi posisi di lini tengah yang ditinggal Coutinho dan Firmino.

Walaupun susunan pemain berbeda, jalannya pertandingan sebenarnya hampir sama. Liverpool lebih banyak menguasai bola dan mengirim operan. Dilihat dari heat map, dalam kedua pertandingan ini Liverpool lebih rajin mengeksplorasi lapangan.

Tapi ada perbedaan besar dalam hal penyerangan Leicester City. Di partai pertama Liverpool bisa meredam daya serang Leicester City dan pertandingan berlangsug berat sebelah. Di partai kedua Leicester mampu membuat lebih banyak peluang dan Liverpool tidak lagi dominan. Statistik menunjukkan kalau keberhasilan operan Leicester City meningkat dari 57% menjadi 64%.

Perbedaan kualitas penyelesaian akhir bisa sangat menentukan. Liverpool memulai pertandingan tanpa penyerang murni. Di kubu Leicester City, Jamie Vardy sudah menemukan lagi ketajamannya dan mencetak dua gol kemenangan.


Statistik menunjukkan kalau Leicester City di pertandingan kedua sukses membuat 15 dribble, hampir dua kali lipat dari partai pertama. Sumber utama dribble Leicester City tentu saja ada pada Riyad Mahrez dengan lima dribble. Daniel Drinkwater membayangi di posisi kedua dengan tiga dribble.

Dengan kemenangan ini Leicester City berada di puncak klasemen sementara EPL hingga pekan 24 dengan raihan 50 poin, tiga  poin diatas Manchester City dan lima poin diatas Tottenham Hotspurs dan Arsenal.


Partai pertama 26 Des 2015 Partai kedua 02 Feb 2016

Liverpool Leicester City Liverpool Leicester City
Penguasaan Bola 61.80% 38.20% 61.10% 38.90%
Operan sukses 76.00% 57.00% 77.00% 64.00%
Dribble sukses 9 7 12 15
Unggul duel udara 29 22 32 30
Tackle 18 21 30 18
Kehilangan bola 14 11 11 17
Sepak pojok 7 6 12 3
Tembakan ke gawang 26 7 14 13

Referensi:
https://www.whoscored.com/Matches/959645/Live
https://www.whoscored.com/Matches/959607/Live
https://en.wikipedia.org/wiki/2015%E2%80%9316_Liverpool_F.C._season
https://en.wikipedia.org/wiki/2015%E2%80%9316_Leicester_City_F.C._season
http://www.bbc.com/sport/football/35406757
http://www.physioroom.com/news/english_premier_league/epl_injury_table.php#c13



No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA