Thursday 18 February 2016

Bali United Butuh Pemain Asing

Tidak ada yang meragukan kemampuan Indra Sjafri membina pemain muda. Kesuksesan timnas Garuda Jaya menjadi juara piala AFF U19 2013 dan lolos ke putaran final piala AFC U19 2014 belum hilang dari ingatan. Singkat kata, Indra Sjafri sudah ahli soal pembinaan pemain muda.

Tapi melatih tim untuk berkompetisi di liga adalah hal baru bagi Indra Sjafri. Pasca kekalahan 0-3 dari Persib dalam partai uji coba 13 Februari 2016 lalu, saya jadi khawatir. Apakah Indra Sjafri sedang memburu utopia, mengharap prestasi dari skuad yang sebagian besar pemain belia? Bahkan tidak ada pemain asing sama sekali.

Sebagian besar pasukan Indra Sjafri saat ini adalah pemain muda. Lihat saja skuad yang ditampilkan.pada tanggal 18 Februari 2016 menghadapi Arema di ajang Bali Islands cup. Ada nama-nama seperti M. Diky Indriyana, Ricky Fajrin, Ganjar Mukti, Putu Gede, Hendra Sandi, Zulfiandi, Miftahul Hamdi dan Martinus.

Kebijakan tidak memakai pemain asing adalah kerugian bagi Bali United sendiri.  Empat pemain asing di tim-tim ISL biasanya adalah pemain yang kualitasnya melebihi pemain lokal. Seting sekali pemain asing menjadi andalan meraih kesuksesan, misalnya Makan Konate (Mali) di skuad Persib kampiun ISL 2014 atau Patrick Dos Santos di skuad Mitra Kukar kampiun piala jenderal Sudirman.

Kendala Bali United jelas terlihat dari hasil pertandingan akhir-akhir ini. Sabtu 12 Feb 2016 mereka kalah 0-3 dari Persib di partai friendly, lalu kamis 18 Februari mereka kalah 1-3 dari Arema di Bali Islands cup. Para pemain muda Bali United belum bisa menandingi tim kuat seperti Persib dan Arema yang punya pemain asing dan pemain senior lokal papan atas.

Mungkin ada baiknya membandingkan pada kesuksesan pelatih kelas dunia membina pemain muda. Saat Sir Alex Ferguson mematangkan generasi David Beckham, MU tetap memainkan pemain asing dan pemain senior. Memang saat itu sejumlah pemain muda class of 92 menjadi pilihan utama, yaitu Gary Neville, David Beckham, Paul Scholes dan Ryan Giggs. Tapi tetap lebih banyak pemain senior seperti Peter Schmeichel, Ronny Johnsen, Dennis Irwin, Roy Keane, Andy Cole dan Dwight Yorke. Sir Alex tidak memaksakan memainkan talenta muda lain seperti Philip Neville dan Nicky Butt jika memang masih kalah bersaing.

Tujuan jangka panjang Indra Sjafri mematangkan pemain muda adalah mulia. Tapi tujuan jangka pendek juga tak boleh dilupa. Apalagi untuk klub baru seperti Bali United yang masih membangun citra.

Supaya Bali United punya materi yang kompetitif dengan tim-tim ISL, sebaiknya Bali United melengkapi kuota pemain asing dan merekrut pemain senior yang berpengalaman. Kesempatan tetap terbuka untuk pemain muda, jika mereka bisa membuktikan diri layak mendapatkannya.

Referensi:
http://www.goal.com/id-ID/news/1391/indonesia-super-league/2016/02/18/20465812/arema-cronus-bungkam-bali-united-pusam
https://en.wikipedia.org/wiki/1998%E2%80%9399_Manchester_United_F.C._season

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA