Thursday 15 October 2015

Brazil Krisis Striker

Sulit dipungkiri bahwa Brazil sangat tergantung pada striker utama mereka, Neymar. Brazil tersingkir di semifinal piala dunia 2014 di kandang sendiri setelah Neymar mengalami cedera parah di babak perempat final menghadapi Kolombia. Di Copa America 2015 Brazil tersingkir di perempat final dengan Neymar absen karena kartu merah di pertandingan sebelumnya. Di partai pertama kualifikasi piala dunia 2018 tanpa Neymar yang masih dalam masa suspensi, Brazil tumbang 0-2 saat bertandang ke Chile.

Dunga mungkin punya alasan untuk tidak memanggil Robinho dan Diego Tardelli. Dua striker senior itu memilih untuk berlaga di liga Cina. Sebagai negara kuat sepakbola, wajar jika striker Brazil diharapkan berkompetisi di liga-liga kelas satu.

Hulk sebenarnya adalah kandidat nomor satu. Striker muskular itu tampil tajam di liga Rusia, 45 gol dalam 80 pertandingan. Dalam dua pertandingan ujicoba pada bulan September melawan Costarica dan tiga haru kemudian menghadapi Amerika Serikat, Hulk selalu dimainkan dari menit awal. Hulk mencetak satu gol di masing-masing laga tersebut.

Partai pertama kualifikasi piala dunia 2015 pada Oktober ini adalah partai yang berat, bertandang ke markas Chile, juara copa America 2015. Penampilan Hulk tampil sejak awal pertandingan tidak cukup untuk menghindarkan Brazil dari kekalahan 2-0. Tidak heran jika pelatih Dunga lalu memikirkan opsi lain.

Yang cukup mengejutkan adalah keputusan Dunga memilih striker veteran Ricardo Oliveira. Di masa mudanya, striker 35 tahun kesulitan menembus timnas karena harus bersaing dengan pemain seperti Ronaldo, Robinho dan Adriano. Tampil tajam bersama bersama Santos agaknya membuat Dunga yakin untuk memilih Oliveira. Rekor gol Oliveira untuk Santos di semua ajang adalah 30 gol dalam 51 pertandingan.

Keputusan Dunga setidaknya memberikan hasil positif. Brazil mencatat kemenangan 3-1 saat menjamu Venezuela di partai kedua kualifikasi piala dunia 2015. Dalam pertandingan itu Ricardo Oliveira menyumbangkan satu gol.

Tentu saja harus disadari bahwa Ricardo Oliveira bukan solusi jangka panjang. Brazil harus memikirkan skenario lain juga dengan penyerang-penyerang yang mungkin dipanggil. Sebagian diantara mereka memang dalam situasi "bermasalah".

Luiz Adriano masih belum tampil gemilang untuk AC Milan musim ini. Dari delapan pertandingan di semua ajang striker berambut kribo ini baru mencetak 1 gol. Padahal Luiz Adriano begitu tajam saat masih membela Shaktar Donetsk dengan raihan 128 gol dari 266 pertandingan di semua ajang.

Produktivitas gol Leandro Damião sempat merosot di tahun 2013 bersama Internacional dan 2014 bersama Santos. Tapi sebenarnya dia mulai menemukan ketajamannya kembali tahun ini bersama Cruzeiro. Saat ini Leandro Damião sudah mencetak 16 gol dari 41 partai di semua ajang untuk Cruzeiro.

Alexandre Pato juga punya rekor gol cukup meyakinkan. Mantan striker AC Milan ini tahun ini mencetak 21 gol dari 44 pertandingan di semua ajang untuk São Paulo. Striker berusia 28 tahun ini sudah dua tahun tidak dipanggil timnas.
 

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA