Monday 2 May 2016

Akhirnya Claudio Ranieri dan Leicester City Memenangkan Trophi

Waktu kecil saya senang membaca komik Disney, terutama Donald Duck, dan ini adalah cerita favorit saya. Suatu saat Donald Duck ingin mencatatkan rekor dunia. Dia memanggil panitia rekor dunia untuk menjadi saksi dan memberi pengakuan atas rekor dunianya. Dia mencoba memecahkan rekor dalam berbagai kategori, dari kategori terlama bermain harmonika sambil menyelam sampai kategori paling banyak melempar martabak keatas dari panci. Walaupun sudah mencoba lebih dari seratus kali, semua usaha Donald gagal memecahkan rekor dunia, hingga Donald pingsan kelelahan.

Saat Donald pingsan, tim panitia rekor dunia berbincang-bincang dengan simpati tentang usaha Donald. Belum ada orang yang berusaha memecahkan rekor dunia sebanyak usaha Donald, lebih dari seratus kali. Mendadak mereka sadar ini adalah rekor dunia baru. Donald Duck dinobatkan pemegang rekor dunia untuk kategori usaha terbanyak memecahkan rekor dunia.

Kisah ini sedikit banyak mirip dengan Claudio Ranieri. Dua puluh tujuh berkarir tanpa gelar liga kasta utama, Ranieri sampai dijuluki Mr Runner-up. Koleksi gelarnya liga kasta bawah seperti juara serie C1 1988-1989 bersama Catanzaro, serie B 1993-1994 bersama Fiorentina, atau Ligue 2 2012-2013 bersama Monaco, semuanya dianggap tidak cukup. Gelar juara Coppa Italia 1995-1996 (Fiorentina), Copa Del Rey (Valencia) atau piala Intertoto 1998 (Valencia), semuanya masih dianggap tak sebanding.

Ranieri tidak menyerah berjuang mengejar juara liga. Perjuangan bersama Napoli di musim 1991-1992 hanya membuahkan peringkat keempat, padahal Napoli saat itu punya Ciro Ferrara, Laurent Blanc dan Gianfranco Zola. Kesempatan mengejar juara berikutnya bersama Fiorentina yang punya Fransesco Toldo, Rui Costa dan Gabriel Batistuta juga hanya membuahkan posisi keempat di musim 1995-1996,

Ranieri meneruskan kiprahnya ke Spanyol. Dengan materi pemain seperti Santiago Cañizares, Gaizka Mendieta dan Claudio Lopez, Ranieri membawa Valencia ke posisi keempat la liga 1998-1999. Di Valencia terlihat kepiawaian Ranieri membina pemain muda dan mencari pemain di bursa transfer.

Setelah dua tahun melakukan regenerasi di Chelsea, akhirnya Ranieri punya tim yang cukup kuat di musim 2002-2003. Ranieri punya pemain seperti Ed De Goey, Marcel Desailly, John Terry, William Gallas, Graeme Le Sauz, Frank Lampard, Boudewijn Zenden, Gianfranco Zola dan Jimmy Floyd Hasselbaink. Chelsea mengakhiri kompetisi EPL musim itu di posisi keempat.

Kedatangan Roman Abramovich tahun berikutnya membawa dana segar untuk dimanfaatkan di bursa transfer. Didatangkanlah Glen Johnson, Wayne Bridge, Geremi, Damien Duff, Joe Cole, Claude Makelelele, Scott Parker, Juan Sebastián Verón, Adrian Mutu dan Hernan Crespo. Sayangnya Chelsea hanya sampai posisi kedua, kalah bersaing dengan tim Arsenal yang tidak terkalahkan musim itu. Kegagalan meraih gelar juara walau dimodali dana berlimpah membuat Ranieri tersingkir dari Chelsea. Reputasinya sebagai Mr Runner-up dimulai,

Kesempatan akhirnya datang bersama Juventus musim 2007-2008. Saat itu Juventus baru kembali ke serie A. Walaupun ditinggal sejumlah pemain pasca kasus calciopoli, Juventus masih punya Gianluigi Buffon, Giorgio Chiellini, Mauro Camoranesi, Pavel_Nedvěd, Alessandro Del Piero dan David Trezequet. Juve dan Ranieri menyelesaikan musim itu di posisi ketiga.

Musim berikutnya, Ranieri dan Juventus sempat membayangi pimpinan klasemen Inter Milan di posisi kedua hingga pekan 31. Kemudian lima hasil seri berturut-turut memudarkan peluang juara, dan Ranieri dilepas Juve saat tim menempati posisi ketiga. Dua kemenangan dibawah manajer pengganti Ciro Ferrara membawa Juventus ke posisi kedua di akhir musim.

Claudio Raneri melanjutkan karir ke AS Roma di musim 2009-2010. AA Roma saat itu punya Juan, John Arne Riise, David Pizarro, Daniele De Rossi dan Fransesco Totti, Kembali Ranieri mengakhiri kompetisi sebagai runner-up, untuk ketiga kali sepanjang karirnya.

Ranieri kembali mendapat tim yang kuat musim 2013-2014. Monaco saat itu punya Ricardo Carvalho, James Rodríguez, Geoffrey Kondogbia, Jeremy Toulalan, Anthony Martial, Radamel Falcao dan Dimitar Berbatov. Sayangnya PSG masih terlalu kuat di liga Perancis dan Monaco harus puas menjadi runner-up, untuk keempat kalinya bagi Ranieri.

Klub Ranieri musim ini Leicester City sekilas tak istimewa. Materi pemain yang mereka punya diantaranya  Kasper Schmeichel, Danny Drinkwater, Riyad Mahrez, Jamie Vardy dan Leonardo Ulloa. Ranieri datang membawa Robert Huth, N'Golo Kanté dan Shinji Okazaki, semuanya tak bisa dibilang pemain bintang,

Tak dinyana Ranieri tenyata mampu mengoptimalkan performa para pemain. Pola 4-4-2 yang dianggap "usang" di tengah dominasi 4-2-3-1 justru mampu membawa Leicester meraih sukses. Kasper Schmeichel menjadi kiper dengan catatan clean sheet terbaik di EPL hingga pekan 36, setanding dengan Joe Hart dari Manchester City.  Danny Drinkwater dan N'Golo Kanté menjadi pasangan gelandang tengah yang tangguh. Mungkin yang paling fenomenal adalah ketajaman Riyad Mahrez dan Jamie Vardy yang meningkat drastis.

Pada 5 Maret 2016 dinihari waktu Indonesia barat, Leicester City memastikan diri menjadi kampiun EPL musim ini. Tottenham Hotspurs yang butuh kemenangan sebenarnya sudah unggul 2-0 atas Chelsea di babak pertama, tapi para pemain Chelsea berjuang membalas dua gol untuk mengakhiri pertandingan dengan skor seri 2-2, menghadiahkan gelar juara EPL untuk mantan manajer mereka, Claudio Ranieri.

Perjuangan 28 tahun akhirnya membuahkan hasil. Claudio Ranieri memimpin Leicester City menjuarai EPL musim ini. Gelar juara liga kasta pertama untuk pertama kalinya, baik untuk Ranieri maupun Leicester City

Referensi:

https://en.wikipedia.org/wiki/Claudio_Ranieri
http://www.dailymail.co.uk/sport/football/article-3160987/Claudio-Ranieri-managed-Europe-s-biggest-clubs-new-Leicester-City-boss-won-five-flight-trophies-sacked-seven-times.html
https://en.wikipedia.org/wiki/1991%E2%80%9392_S.S.C._Napoli_season
https://en.wikipedia.org/wiki/1995%E2%80%9396_A.C._Fiorentina_season
https://en.wikipedia.org/wiki/1998%E2%80%9399_Valencia_CF_season
https://en.wikipedia.org/wiki/2002–03_Chelsea_F.C._season
https://en.wikipedia.org/wiki/2003%E2%80%9304_Chelsea_F.C._season
https://en.wikipedia.org/wiki/2007%E2%80%9308_Juventus_F.C._season
https://en.wikipedia.org/wiki/2008%E2%80%9309_Juventus_F.C._season
https://en.wikipedia.org/wiki/2009%E2%80%9310_A.S._Roma_season
https://en.wikipedia.org/wiki/2013%E2%80%9314_AS_Monaco_FC_season
https://en.wikipedia.org/wiki/2015%E2%80%9316_Leicester_City_F.C._season
https://en.wikipedia.org/wiki/2015%E2%80%9316_Premier_League
https://en.wikipedia.org/wiki/2015%E2%80%9316_Leicester_City_F.C._season
http://images.performgroup.com/di/library/omnisport/c2/9a/ranieri-cropped_1679vo0zcjbzw1x9y9zn793qak.jpg?t=1231045540&w=620&h=430

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA