Wednesday 30 April 2014

Setebal Apa Tembok Chelsea? (Review Semifinal CL 2013/2014 partai pertama Atletico Madrid - Chelsea 0-0)

Pelatih Diego Semeone membentuk Atletico Madrid sebagai sebuah tim yang kuat dengan fisik yang prima. Dalam soal kekuatan fisik, Atletico mungkin sebanding dengan Chelsea. Tapi permainan Atletico bermain dengan intensitas lebih tinggi, lebih agresif dan lebih ofensif. Status mereka sebagai pemimpin sementara liga Spanyol didepan Barcelona dan Real Madrid sudah cukup menjelaskan kekuatan Atletico.

Strategi Jose Mourinho langsung terbaca jelas dari deretan gelandang yang dimainkan: Obi Mikel, Ramires, Frank Lampard dan David Luiz. Target Chelsea pada pertandingan ini hanyalah menahan imbang Atletico Madrid. Bukan pekerjaan yang sulit menghadapi Atletico sederet gelandang dan penyerang berkelas.

Seorang pengamat bola pernah menjelaskan rapatnya sistem pertahanan Chelsea. Barisan gelandang dan barisan defender menjaga jarak mereka dekat satu sama lain untuk menjaga jangan ada celah yang bisa dieksploitasi. Jarak antara kedua barisan gelandang dan defender juga dijaga agar tidak ada pemain lawan bisa leluasa. Dan jika pemain lawan memutuskan untuk mencoba menembak dari jauh, salah satu pemain Chelsea akan maju untuk melakukan blok.

Di babak pertama strategi Mourinho berjalan mulus. Volume serangan Atletico terbilang minim. Hanya tercatat sebuah upaya dari Raul Garcia dan satu upaya lain dari Mario Suarez belum mampu menyulitkan Chelsea. Sekalipun kiper Petr Cech cedera dan harus digantikan Mark Schwarzer, sistem pertahanan Chelsea seperti tak terpengaruh.

Di awal babak kedua Chelsea mencoba mencuri gol melalui Frank Lampard, dan sebuah upaya lain dari Diego Ribas. Diluar itu, dominasi Atletico makin menjadi-jadi. Raul Garcia menjadi sosok yang paling sering mengancam gawang Chelsea, sampai-sampai malam itu Raul Garcia terlihat lebih dominan dari mesin gol Atletico, Diego Costa. Walaupun Diego Ribas, Gabi dan Arda Turan bergantian mengancam gawang Chelsea, tapi sampai peluit akhir berbunyi tidak ada gol tercipta.

Walaupun begitu banyak serangan dari Atletico, kiper Chelsea Mark Schwarzer tidak banyak melakukan penyelamatan. Barisan pertahanan dan gelandang Chelsea membentuk tembok pertahanan yang efektif membuat para penyerang Atletico tak bisa leluasa. Jose Mourinho selama ini memang dikenal mampu membangun pertahanan yang kokok dan tak asing dengan formasi parkir bus.

Tapi sebenarnya, tembok Chelsea bukannya tak bisa ditembus. Di sekitar dua puluh menit pertandingan, serangan demi serangan Atletico sebenarnya makin lama makin berbahaya. Diego Costa bahkan hampir berhasil mencetak gol lewat sebuah sundulan. Sedikit banyak Chelsea perlu faktor keberuntungan juga untuk bisa mempertahankan gawang mereka dari berondongan serangan Atletico.

Di partai kedua, situasi mungkin akan berubah. Hasil seri tidak akan membawa Chelsea lolos ke final. Pada partai kedua ini Chelsea harus mengincar kemenangan. Barangkali Chelsea akan tetap mempertahankan tembok pertahanan mereka, tapi kali ini dilengkapi meriam untuk balas menyerang.

Rekaman highlight pertandingan ini bisa disaksikan di http://www.youtube.com/watch?v=L8VMzxWK8jA.

Atletico Madrid
Thibaut Courtois, Juanfran, Miranda, Diego Godin, Filipe Luis, Raul Garcia (David Villa), Gabi, Mario Suarez (David Sosa), Koke, Diego Ribas (Arda Turan), Diego Costa.

Chelsea

Petr Cech (Mark Schwarzer), Cesar Azpilicueta, Gary Cahill, John Terry (Andre Schurrle), Ashley Cole, Obi Mikel, David Luiz, Frank Lampard, Ramirez, Fernando Torres, Willian (Demba Ba)

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA