Saturday 12 April 2014

Kemenangan tak meyakinkan: Indonesia U19 - Oman U19 2 - 1

Timnas U19 sepertinya identik dengan formasi 4-3-3. Formasi ini sedang populer karena digunakan oleh Barcelona dan tiki takanya. Tapi ada sejumlah perbedaan antara formasi timnas U19 dengan formasi Barca.
1. Timnas U19 tidak memiliki bek sayap serang seperti Dani Alves. Bek sayap timnas cenderung lebih berperan sebagai half-back.
2. Sepertinya tidak ada gelandang bertahan seperti Sergio Busquets. Ketiga gelandang timnas U19 sama-sama tampil box-to-box bertahan dan menyerang.
3. Mukhlis Hadi Ning Syaifullah lebih tepat disebut penyerang tengah daripada false-nine.

Tiga gelandang jelas tidak cukup untuk mendominasi lapangan tengah. Evan Dimas Darmono, Hargianto dan Zulfiandi mungkin berjuang lebih keras di lapangan dibanding pemain lain. Dengan lawan yang kelasnya setara, sulit mengharapkan dominasi penguasaan bola. Pertahanan tim secara keseluruhan tak bisa dibilang sulit. Tapi disisi lain, kedua sayap Ilham Udin dan Maldini Pali sepertinya selalu sedia untuk menerima umpan, membuka ruang dan merobek lini pertahanan Oman.

Demikianlah secara umum kedua tim ini berimbang. Oman juga cenderung memainkan passing game dari kaki ke kaki dan jarang memainkan long ball. Serangan demi serangan Oman cukup merepotkan kiper Ravi Murdianto.

Gol pertama timnas U19 berasal dari keteledoran pemain belakang Oman. Saat berusaha menghalau bola, salah seorang pemain Oman justru handsball di kotak penalti. Kesempatan ini tidak disia-siakan Fatchu Rohman untuk menyarangkan bola ke sisi kanan gawang Oman.

Tapi keunggulan ini tak bertahan lama. Muaadh al Khaldi mencetak gol dengan sundulan menyambut sepak pojok. Gol ini menerbitkan pertanyaan tentang lemahnya timnas U19 dalam bertahan menghadapi bola-bola atas. Bagaimana jika lawan di putaran final piala AFC U19 memutuskan untuk memaksimalkan bola-bola atas.

Gol kemenangan timnas U19 terjadi berkat andil dua pemain pengganti, David Maulana dan Dimas Drajad. Tembakan David Maulana yang tadinya menusuk dari sisi kanan tak dapat diantisipasi sempurna oleh kiper Oman, dan bola kemelut disundul dengan tenang oleh Dimas Drajad kotak penalti.

Artinya, David Maulana dan Dimas Drajad menunjukkan bahwa mereka sanggup bersaing dengan para penyerang pilahan utama. Saya rasa Indra Sjafri perlu mencoba mereka sebagai starter diantara pertandingan-pertandingan uji coba berikutnya. Bukankah saat uji coba adalah saat yang tepat untuk bereksperimen. Posisi di starting eleven masih bisa berubah.

Ada sisi positif lain dari gol kemenangan tersebut. Indra Sjafri sepertinya cukup teliti merencanakan penggantian pemain. Memang sepakbola modern tidak bisa hanya mengandalkan 11 orang pemain starting eleven. Skema pergantian pemain juga harus direncanakan dengan matang.

Rekaman lengkap pertandingan ini dapat dilihat di http://www.youtube.com/watch?v=zaygz25PeT4 dan http://www.youtube.com/watch?v=AWhw_3sNe30.

Oman
Bilal al Bulushi, Hasan al Saadi/Muaadh al Khaldi, Hassan al Ajmi, Bassam al Salehi, Marwan al Shiabi/Abdullah Khamis, Juma al Habsi, Abdulla Juma, Anjad al Alawi/Abdullah al Mishaikhi, Abdullah Fawaz, Al Mundhar Rabia/Muhsen al Ghasani, Mazin al Bulushi

Indonesia
Ravi Murdianto, Putu Gede Juni Antara, M Sahrul Kurniawan, Hansamu Yama Pratama, M Fatchu Rohman, Evan Dimas Darmono, M Hargianto, Zulfiandi/Paolo Sitanggang, Maldini Pali, Mukhlis Hadi Ning Syaifulloh (Dimas Drajad), Ilham Udin Armayn/Septian David Maulana

P.S.

Pertandingan ini timnas Indonesia U19 melawan Oman U19 ini berlangsung 11 April 2014. Dua hari sebelumnya kedua tim juga bertemu. Kala itu Oman memenangkan pertandingan dengan skor 2-1

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA