Thursday 17 April 2014

Badai hanya satu babak, Timnas U19 sekali lagi menaklukkan UEA 2-1.


Timnas UEA U19 sudah punya persiapan untuk membalas kekalahan 4-1 di pertandingan pertama. Mereka tampil agresif dengan intensitas lebih tinggi dari sebelumnya. Mereka tidak membiarkan Indonesia dominan di lini tengah, tidak segan-segan melakukan hadangan-hadangan fisik untuk menghambat aliran bola kita. Dan UEA juga sudah mempersiapkan pola serangan dan merancang peluang demi peluang.

UEA sangat merepotkan tim kita di babak pertama. Peluang demi peluang bisa dibangun oleh tim lawan. Mulai dari sundulan di kotak penalti, tembakan dari dalam kotak penalti, overhead kick dan serangkaian tembakan dari luar kotak penalti. Beruntung penyelesaian akhir UEA di babak pertama memang tidak istimewa, sehingga peluang-peluang itu tidak ada yang berhasil mengoyak gawang Indonesia.

Dan timnas U19 juga tak tumbang diterpa badai. Para gelandang dan penyerang seperti tidak pernah kehabisan akal untuk membuat peluang demi peluang, walaupun lini tengah UEA bekerja keras untuk menghambat. Baik Maldini Pali, Mukhlis Hadi Ning Syaifullah maupun Ilham Udin Armayn, ketiganya punya peluang yang mengancam gawang UEA di babak pertama ini.

Gol pertama Indonesia adalah hasil dari perencanaan yang brilian. Hargianto menyadari posisi Mukhlis Hadi di kotak penalti, memberikan umpan terobosan kedalam kotak penalti. Mukhlis Hadi bereaksi cepat mengejar bola dan menaklukkan kiper UEA, Sultan Almunthery. Skor 1-0 untuk Indonesia.

Di babak kedua, UEA harus bermain dengan sepuluh pemain setelah Mohamed Abdul Baset mendapat kartu merah. Permainan keras yang diperagakan ternyata menjadi bumerang bagi UEA. Namun justru dengan sepuluh pemain, UEA mampu mencetak gol balasan.

Untuk kesekian kalinya timnas U19 terlihat rentan menghadapi set piece. Kali ini gol tidak berawal dari tendangan sudut, tapi lemparan kedalam. Sebuah lemparan kedalam di sisi kiri pertahanan Indonesia membawa bola melewati barisan bek, lalu dibawa ke Rashid Ghanem ke kotak penalti dan umpan yang akurat diselesaikan dengan matang oleh Jasim Johar.

Lalu, sekali lagi penampilan keras UEA menjadi bumerang bagi mereka sendiri. Kali ini Abdullah al Noubi yang mendapat kartu merah, dan UEA harus menghadapi Indonesia dengan sembilan pemain. Sesungguhnya gol kemenangan Indonesia tidaklah datang dengan mudah, walaupun sebelas pemain Indonesia menghadapi sembilan pemain UEA. Untunglah kita punya Dimas Drajad yang dalam tiga partai terakhir mempu berperan sebagai supersub.

Gol Indonesia kembali berawal dari umpan terobosan ke kotak penalti. Kali ini assist itu dilakukan oleh Evan Dimas Darmono. Dengan ketenangan seorang striker sejati, Dimas Drajad menyelesaikan dengan sebuah sontekan ke gawang Sultan Almunthery. Dengan tiga gol di tiga pertandingan terakhir sebagai pemain pengganti, Dimas Drajad menunjukkan diri sebagai seorang penyerang tengah sejati, yang sanggup bersaing dengan Mukhlis Hadi Ning Syaifullah memperebutkan tempat di tim inti.

Rekaman lengkap pertandingan ini bisa disaksikan di http://www.youtube.com/watch?v=K0m3RE78QNg

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA