Monday 31 October 2016

Alex Iwobi dan Perjuangan Pemain Muda Arsenal Menembus Tim Utama

Awal musim ini Alex Iwobi sukses merebut posisi utama di sayap kiri Arsenal. Sebagai tim yang terkenal dalam hal pembinaan pemain muda, mungkin kelihatannya wajar kalau pemain lulusan akademi sendiri seperti Alex Iwobi berhasil naik kelas sebagai pemain inti di tim senior. Pada kenyataannya, tidaklah mudah bagi lulusan akademi Arsenal untuk bisa merebut posisi inti di tim senior. Bagaimanapun juga Arsenal adalah klub yang berorientasi prestasi, dan para lulusan akademi harus bersaing dengan pemain-pemain yang didatangkan dari klub lain.

Alex Iwobi lahir di Nigeria, tapi sudah tinggal di Inggris sejak usia 4 tahun. Iwobi sudah bergabung dengan akademi Arsenal sejak tahun 2004 waktu masih berusia 7 atau 8 tahun. Transisi Iwobi dari akademi ke tim senior temasuk mulus. Musim lalu Iwobi sudah menjalani debut EPL saat berusia 19 tahun, mencatatatkan 13 penampilan dan mencetak 2 gol. Musim ini Iwobi sudah menjadi pilihan utama sebagai gelandang sayap kiri.

Pemain akademi lain yang melaju ke tim senior semulus Iwobi adalah bek kanan Hector Bellerin. Jebolan akademi Barcelona ini hijrah ke akademi Arsenal di usia 16 tahun. Saat berusia 19 tahun, pemuda Spanyol ini sudah masuk menjalani debut EPL di musim 2014-2015 karena cederanya para bek kanan senior yaitu Calum Chambers dan Mathieu Debuchy. Musim ini Bellerin sudah mantap menjadi pilihan utama di tim inti Arsenal sejak 2015-2016.







Kieran Gibbs juga sempat menjadi lulusan akademi yang sukses menjadi pilihan utama di tim senior, tapi akhirnya tergeser oleh Nacho Monreal. Menjalani debut EPL sejak usia 19 tahun, Gibbs berperan sebagai pelapis bek kiri utama, Gael Clichy , selama tiga musim. Di musim 2011-2012 Clichy hengkang dan Kieran Gibbs dipercaya menjadi bek kiri pilihan pertama. Sayangnya pemain berkebangsaan Inggris sering mengalami cedera, hingga akhirnya posisinya di tim inti diambil alih oleh Nacho Monreal yang didatangkan dari Malaga.

Ada lagi Francis Coquelin, yang talentanya dideteksi mantan pemain Arsenal Gilles Grimandi saat masih 17 tahun. Pemuda perancis ini menjalani debut EPL di musim 2011-2012 saat berusia 20 tahun. Setelah itu gelandang bertahan lebih sering dipinjamkan ke klub lain. Di musim 2014-2015 dipanggil dari Charlton Athletic karena banjir cedera yang melanda lini tengah Arsenal waktu itu. Sejak itu Coquelin sudah mencatatkan 45 penampilan bersama Arsenal. Coquelin mungkin belum bisa disebut pemain inti, tapi dia mendapatkan cukup banyak kesempatan bermain sekalipun harus berkompetisi dengan Santi Cazorla, Granit Xhaka dan Mohammed Elneny.

Seperti halnya Iwobi, striker Chuba Akpom punya darah Nigeria tapi besar di Inggris. Akpom ini menjalani debut EPL sebelum genap 19 tahun di musim 2013/2014. Sampai saat ini Akpom baru empat kali tampil di EPL bersama Arsenal karena lebih sering dipinjamkan ke klub kecil. Musim lalu saat dipinjamkan ke Hull City, Akpom ikut berkontribusi membawa klub tersebut promosi ke EPL.

Emiliano Martinez saat ini adalah kiper pilihan ketiga Arsenal. Penjaga gawang berusia 24 tahun asal Argentina ini sebelumnya lebih sering dipinjamkan ke klub-klub divisi bawah. Kiper lulusan akdame Arsenal ini agaknya masih sulit bersaing dengan Petr Cech dan David Ospina.

Diantara para pemain lulusan akademi Arsenal yang ada di tim senior, Jeff Reine-Adelaide adalah yang paling muda. Gelandang berkebangsaan Perancis ini baru berusia 18 tahun. Jeff Reine-Adelaide baru tampil sekali di tim senior sebagai pemain pengganti di suatu partai piala FA.

Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Arsenal_F.C.
https://en.wikipedia.org/wiki/Alex_Iwobi
https://en.wikipedia.org/wiki/H%C3%A9ctor_Beller%C3%ADn
https://en.wikipedia.org/wiki/Kieran_Gibbs
https://en.wikipedia.org/wiki/Nacho_Monreal
https://en.wikipedia.org/wiki/Francis_Coquelin
https://en.wikipedia.org/wiki/Chuba_Akpom
https://en.wikipedia.org/wiki/Emiliano_Mart%C3%ADnez
https://en.wikipedia.org/wiki/Jeff_Reine-Ad%C3%A9la%C3%AFde



No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA