Friday 23 September 2016

Masa-Masa Awal Brazil Mengenal Sepakbola

Brazil mulai memainkan sepakbola setelah seorang pemuda bernama Charles Miller kembali dari Inggris pada bulan Oktober 1894. Selama di Inggris, Miller bermain bola di sekolahnya dan sempat memperkuat klub profesional Southampton. Para pemuda yang baru kembali dari eropa seperti Charles Miller dan juga para imigran dari Eropa berperan besar memperkenalkan sepakbola ke Brazil. 



Ternyata masyarakat Brazil menyambut permainan baru ini dengan antusias. Klub-klub sepakbola banyak bermunculan, terutama di negara bagian Rio De Janeiro dan Sao Paulo. Pertandingan  demi pertandingan dilangsungkan ternyata mampu mengundang banyak penonton untuk datang menyaksikan.


Pada awalnya, sepakbola Brazil didominasi oleh kalangan kulit putih dan imigran. Sebenarnya waktu itu perbudakan sudah dihapuskan dan Brazil adalah negara republik dengan sistem demokrasi. Tapi realitas sosialnya adalah, ada kesenjangan antara kaum keturunan Eropa dengan penduduk kulit berwarna.

Di akhir abad 19 dan awal abad 20, sikap rasisme masih merajalela. Apalagi saat itu sistemnya masih amatir, sehingga adalah kalangan kaya yang leluasa bermain bola di waktu libur tanpa perlu memikirkan. Diantara klub-klub yang saat itu didominasi kalangan elit kulit putih Brazil adalah Fluminense, Botafogo


Brazil saat itu juga didatangi imigran dalam jumlah besar. Para pendatang ini paling banyak datang dari Italia, disusul oleh Portugal, spanyol dan Jerman. Imigran tidak hanya datang dari Eropa, tapi juga dari negara Asia seperti Jepang, Lebanon dan Suriah.


Para pendatang ini agaknya tetap mempertahankan komunitasnya di Brazil, termasuk dalam hal sepakbola. Banyak diantara klub-klub pertama Brazil yang didominasi oleh komunitas seperti ini. Latar belakang komunitas sebuah klub bahkan terkadang bisa dilihat dari nama klub, misalnya Palestra Italia, Syrio, Hespanha dan Portugesa. 


Referensi:
David Goldblatt, "Futebol Nation a Footballing History of Brazil"

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA