Thursday 17 July 2014

Mourinho Keliru, Piala Dunia Lebih Besar Dari Liga Champion

Menjelang final liga Champions League antara Internazionale melawan Bayern Muenchen, Jose Mourinho menyebut partai ini lebih besar dari piala dunia. Alasannya klub finalis liga Champions mampu membeli pemain-pemain terbaik dunia, selama kemampuan finansial mencukupi tentunya. Sementara tim-tim negara peserta piala dunia hanya bisa memanggil pemain-pemain yang menjadi warga negaranya.

Argumen Mourinho sebenarnya cukup beralasan. Hanya saja kemampuan finansial untuk membeli pemain-pemain mahal bukan jaminan sukses. Sebelas tahun sejak diakuisisi Abramovich tahun 2003, Chelsea  baru mampu satu kali menjadi juara liga Champions. Manchester City dan PSG pemiliknya juga kaya raya dan boros belanja pemain, tapi ditangan pemilik baru tersebut Manchester City dan PSG belum pernah sampai final Liga Champions.

Jose Mourinho belum pernah melatih tim nasional, jadi belum pernah merasakan sulitnya membangun tim nasional yang solid. Pelatih level klub bisa leluasa menyiapkan tim dari pramusim sampai musim berjalan. Tugas pelatih timnas lebih sulit. Para pemainnya menghabiskan sebgain besar waktu bersama klub, bukan timnas. Para pelatih timnas harus membangun tim yang kuat walaupun para pemainnya hanya berkumpul sekitar tujuh hari setiap bulannya.

Bermain di piala dunia mungkin adalah adalah impian semua pemain sepakbola. Meskipunpun kebanyakan pemain terbaik dunia berkompetisi di Eropa, tak semuanya beruntung direkrut klub peserta liga Champions. Keylor Navas (Costa Rica) misalnya harus menunggu piala dunia untuk mendapatkan pengakuan sebagai salah satu kiper terbaik dunia, karena klub Levante yang diperkuatnya musim lalu hanya klub medioker di La Liga. Juan Cuadrado (Colombia) yang mencetak assist terbanyak di piala dunia 2104 belum pernah tampil di liga Champions, karena klubnya Fiorentina bukan tiga besar di seri A.

Miroslav Klose (Jerman) yang mencatatkan nama sebagai pencetak gol terbanyak di piala dunia sepanjang sejarah dengan 16 gol. Tapi tahun depan striker veteran ini sepertinya tidak tampil di liga Champions karena klubnya Lazio tidak lolos ke zona Champions. Begitupun kiper Sergio Romero (Argentina) sepertinya tidak tampil di liga Champions tahun depan karena klubnya saat ini adalah Sampdoria, juga tidak lolos ke zona Champions.

Dalam piala dunia, bisa dibilang semua partai itu penting, karena disini tidak ada sistem home-away. Satu kekalahan saja di fase grup cukup untuk membuat tim yang kalah berada di ujung tanduk. Dari 14 tim yang mengalami kekalahan di partai pertama fase grup, 11 diantaranya gagal lolos ke perdelapan final, termasuk tim besar seperti Spanyol, Inggris dan Portugal.

Jika kekalahan Italia terhadap Costa Rica terjadi di liga Champions, publik Italia bisa tetap tenang. Liga Champions menganut sistem home-away sejak di fase grup. Publik Italia bisa percaya kalau tim mereka akan menaklukkan Costa Rica di pertemuan berikutnya. Sayangnya kekalahan  Italia terhadap Costa Rica terjadi di piala dunia yang tidak memakai sistem home-away. Italia berada diujung tanduk pasca kekalahan tersebut sebelum disingkirkan Uruguay.

Penyelenggaraan piala dunia yang hanya empat tahun sekali juga menambah gengsi ajang ini. Bayern Muenchen yang kalah dari Real Madrid di final liga Champions tahun lalu bisa bertekad untuk membalas dan menjadi juara di tahun berikutnya. Tidak demikian halnya dengan Lionel Messi dan timnas Argentina yang takluk di final piala dunia dikalahkan Jerman. Mereka harus menunggu empat tahun sambil berjuang untuk kembali berhasil tampil di final piala dunia.

Kesimpulannya, inilah empat hal yang membuat piala dunia lebih besar dari liga Champions.
1. Bagi pelatih, membangun tim nasional yang solid lebih sulit daripada membentuk klub profesional yang tangguh.
2. Tidak semua pemain terbaik dunia tampil di liga Champions. Sebagian harus menunggu ajang seperti piala dunia untuk menjadi bintang baru.
3. Semua partai di piala dunia adalah penting, karena tidak menganut sistem home-away seperti liga Champions. Satu kekalahan saja di fase grup cukup untuk membuat peluang negara tersebut berada di ujung tanduk.
4. Interval piala dunia yang empat tahun sekali. Jika gagal tahun ini, harus menunggu empat tahun lagi untuk berjuang menjadi juara.

Referensi:

1. http://news.bbc.co.uk/sport2/hi/football/europe/8691203.stm.
2. http://en.wikipedia.org/wiki/Chelsea_F.C..
3. http://en.wikipedia.org/wiki/Sergio_Romero.
4. http://en.wikipedia.org/wiki/Keylor_Navas.
5. http://www.whoscored.com/Regions/247/Tournaments/36/Seasons/3768/Stages/10274/PlayerStatistics/International-FIFA-World-Cup-2014.
6. http://en.wikipedia.org/wiki/Colombia_national_football_team.
7. Foto Jose Mourinho dari http://thumbs.dreamstime.com/x/jose-mourinho-real-madrid-18329003.jpg.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA