Friday 11 July 2014

Jerman dan Tradisi Menantang Bintang Di Final Piala Dunia

Biarpun Jerman identik dengan slogan uber alles atau "diatas semuanya", Jerman sepertinya tidak pernah betul-betul menjadi nomor satu di mata pecinta bola dunia. Yang dianggap pesepakbola terbaik dunia adalah Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, bahkan disaat Bayern Muenchen memenangkan liga Champions 2012/2013. Untuk Bayern Muenchen sendiri, yang dipandang sebagai nomor satu adalah pemain non Jerman: Franck Ribery dan Arjen Robben. Prestasi dan konsistensi Thomas Mueller, Bastian Schweinsteiger dan Philip Lahm seolah tak cukup untuk mendapatkan predikat nomor satu.

Begitu pula dengan piala dunia. Setiap kali Jerman tampil final, tim lawannya sering memiliki pemain yang dianggap terbaik. Dimulai dari final 1954, saat Jerman Barat harus menghadapi Hungaria. Tim lawan dikenal sebagai Magical Magyars, tim yang mempesona dengan permainan indah yang menginspirasi total football dan tiki taka. Namun Fritz Walter dkk tidak gentar menghadapi bintang seperti Ferenc Puskas, Sandor Kocsis, Zoltan Czibor dan Nandor Hidegkuti. Dalam partai yang dikenal sebagai Miracle of Berne. Ketinggalan lebih dulu 0-2 oleh gol Puskas dan Czibor, Jerman Barat menunjukkan staying power yang nantinya menjadi trademark mereka. Gol Max Morlock dan sepasang lagi dari Helmut Rahn membawa Jerman Barat menang 3-2. Pasukan Fritz Walter membawa pulang kebanggaan dan kepercayaan untuk rakyat dari negara yang kalah perang.

Situasi serupa terulang pada piala dunia 1974. Belanda sudah sukses mengimplementasikan total football merebut hati para penggemar sepakbola. Bintang Belanda Johann Cruyff menjadi bintang pada piala dunia 1974 ini. Belanda unggul lebih dulu dengan gol penalti Johan Neeskens, tapi adalah Franz Beckenbauer dkk yang memenangkan pertandingan in. Gol penalti Paul Breitner disusul oleh gol Gerd Mueller membawa Jerman Barat unggul 2-1. Sekali lagi Jerman menjadi juara dunia dengan menaklukkan tim yang memainkan sepakbola indah.

Dekade delapan puluhan adalah dekade keemasan Diego Maradona, dan Jerman Barat adalah penghambat utama El Diego di piala dunia. Mereka bertemu dua kali di final. Di final piala dunia 1986, menyusul gol sundulan Jose Luis Brown. Maradona membuat assist untuk Jorge Valdano. Ketinggalan 2-0 tak membuat ternyata masih sanggup dibalas Karl Heinz Rummenigge dan Rudi Voeller untuk menyamakan kedudukan 2-2. Disinilah Maradona kembali membuat assist, kali ini untuk Jorge Burruchaga. Skor 3-2 bertahan hingga akhir laga dan Argentina menjadi juara piala dunia 1986.

Argentina dan Jerman Barat kembali bertemu empat tahun kemudian di final piala dunia 1990. Juara bertahan Argentina mengawali turnamen dengan kekalahan 0-1 dari Kamerun. Dua kemenangan adu penalti akhirnya membawa Argentina sampai ke final dengan terseok-seok. Di final, gol tunggal Andreas Brehme lewat titik putih cukup bagi Jerman Barat membalas kekalahan mereka di final empat tahun sebelumnya dan menjadi juara dunia untuk ketiga kalinya.

Ada dua final dimana Jerman Barat tidak tampil menghadapi bintang pada saat itu. Dua partai itu adalah final piala dunia 1966 melawan Inggris dan final piala dunia 1982 melawan Italia. Pada kedua partai itu Jerman Barat kalah dan gagal menjadi juara dunia.

Tahun 2002 adalah pertama kalinya Jerman maju ke final piala dunia sebagai pasca unifikasi. Lawan mereka adalah penyerang Ronaldo Luiz Nazario Da Lima dari Brazil, yang didukung sejumlah bintang seperti Rivaldo, Ronaldinho, Roberto Carlos dan Cafu. Der Panzer harus tampil tanpa pemimpin mereka Michael Ballack yang mendapat terkena akumulasi kartu kuning. Dua gol Ronaldo tanpa balas menyudahi perlawanan Jerman.

Pada final piala dunia kali ini kembali Jerman akan menghadapi bintang. Lionel Messi yang dianggap sejumlah kalangan sebagai pemain terbaik dunia akan memimpin Argentina menantang der Panzer. Mampukah Mats Hummels dan Per Mertesacker menahan Messi? Akankah Thomas Mueller akan kembali membawa Jerman meraih kemenangan? Kedua tim akan sangat termotivasi karena hampir semua pemain kedua tim belum pernah bermain di final piala dunia, kecuali Miroslav Klose yang pernah merasakan final piala dunia 2002. Semua pemain kedua tim termasuk Klose belum pernah merasakan menjadi juara dunia, karena itu mereka akan memperjuangkannya sekuat tenaga.

Referensi:

1. Foto Miroslav Klose dari http://thumbs.dreamstime.com/x/hungary-vs-germany-friendly-football-game-14508029.jpg.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA