Tuesday 1 July 2014

Bagaimana USA Menemukan 11 Pemain Yang Jago Bermain Bola dari 300 Juta Lebih Penduduknya.txt

Jika anda belum pernah ke Amerika, seperti saya, mungkin anda akan menilai Amerika dari film bioskop produksi Hollywood, atau dari menonton film seri. Jika yang sering anda tonton adalah drama remaja ABG SMA, anda mungkin akan dapat kesan yang keliru. Jika seperti di film-film itu, bahwa yang ada di pikiran remaja ABG SMA Amerika hanya dates, romance dan prom, mana mungkin Amerika bisa jadi negara besar?

Saya dapat referensi yang lebih baik, sebuah komik yang kira-kira setebal 500 halaman, terjemahan bahas Indonesia dari The Life and Times of Scrooge McDuck. Berkisah tentang imigran dari Skotlandia bernama Scrooge McDuck yang berjuang mencari kekayaan di Amerika. Berlatar belakang abad 19, Scrooge jatuh bangun berjuang sebagai pekerja kapal, kapten kapal uap, peternak sampai akhirnya sukses menambang emas dan menjadi jutawan.

Amerika adalah negeri para imigran. Orang-orang yang bekerja keras mengejar harapan di negara baru, meninggalkan negara asal mereka di seberang lautan. Sebagai contoh, anda bisa menonton film Gangs of New York untuk mencoba merasakan perjuangan para imigran asal Irlandia di USA abad 19. Anda juga bisa menyaksikan film My Name is Khan untuk mencoba merasakan perjuangan para imigran muslim India di Amerika abad 21.

Kembali ke Scrooge, kepribadiannya bisa dinilai dari kutipan yang bisa ditemukan di internet. "There's no such thing as talent, cap'n. Only inspiration and ambition. And mine burn white hot". Menurut Scrooge, talenta itu tidak penting, yang paling penting adalah jangan pernah kehilangan gagasan untuk mengejar tujuan.

Sungguh berbeda dengan jargon populer Indonesia tentang sepakbola, yang sungguh mengandalkan talenta. Jargon itu berbunyi, "masa dari 250 juta rakyat Indonesia begitu sulit untuk mencari 11 orang yang jago main bola". Seolah-olah talenta saja sudah mencukupi tanpa pembinaan dan kompetisi yang berkualitas.

Jika kita betul-betul melakukan talent scouting seperti itu, apa yang akan kita temukan? Seorang remaja yang larinya cepat, atau mungkin seorang remaja jago dribble, atau seorang remaja yang tendangannya keras. Semuanya itu baru bakat mentah, yang harus dimatangkan dengan pembinaan dan kompetisi.

Lalu bagaimana Amerika membangun sepakbolanya hingga mampu berbicara di level dunia?

Seperti juga pada bola basket, Amerika memanfaatkan universitas untuk pembinaan sepakbola. Sepuluh diantara skuad Amerika ke piala dunia 2014 sempat berkiprah di liga sepakbola universitas. Diantara mereka ada Omar Gonzales (LA Galaxy), Brad Guzan (Aston Villa) dan kapten Clint Dempsey (Seattle Sounders). Amerika mungkin memiliki timnas yang pemainnnya paling banyak punya gelar kesarjanaan.

Pembinaan usia dini juga dilakukan. Bakat-bakal belia bisa dikenali dan dibina. Pemain seperti Tim Howard (Everton), Da Marcus Beasley (Puebla), atau Jozy Altidore (Sunderland) sudah terdeteksi sejak usia belasan. Karena itu mereka bisa memulai karir profesional di usia 17 tahun tanpa harus melewati jalur universitas terlebih dulu.

Naturalisasi juga salah satu opsi. Di timnas Amerika ada tujuh pemain naturalisasi. Ada lima pemain yang tumbuh besar di Jerman, yaitu John Brooks (Hertha BSC), Timothy Chandler (Eintracht Frankfurt), Fabian Johnson (Borussia Monchengladbach), Jermaine Jones (Besiktas) dan Julian Green (Bayern Munich). Masih ada Mikkel Diskerud (Rosenborg) yang besar di Norwegia dan Aron Johansson (AZ) yang tumbuh di Islandia.

Meningkatnya popularitas sepakbola terlihat dari laporan majalah Forbes tahun 2013 bahwa liga sepakbola MLS meraih keuntungan 34 juta dollar. MLS mampu menarik pemain-pemain sekelas Thierry Henry (New York Red Bulls), Robbie Keane (LA Galaxy),  Marco Di Vaio (Montreal Impact) dan Tim Cahill (New York Red Bulls). Dua bintang rekrutan terbaru adalah Kaka (Orlando City) dan David Villa (New York City FC).

Referensi:

1. http://en.wikipedia.org/wiki/MLS.
2. http://en.wikipedia.org/wiki/Designated_Player_Rule.
3. Foto Kaka dari http://thumbs.dreamstime.com/x/ricardo-kaka-22836037.jpg.


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA