Thursday 28 May 2015

Jurus Hit and Run ala Menpora

Sejumlah pihak berharap pihak-pihak yang bertikai dalam sepakbola Indonesia bisa duduk bersama. PSSI dan menpora Imam Nahrawi duduk bersama mencari solusi terbaik. Bukankah kedua pihak sebenarnya menginginkan kejayaan sepakbola Indonesia?

Namun sejak sanksi pembekuan PSSI jatuh pada 18 April 2015, ternyata sulit sekali untuk duduk bersama dengan menpora. Ada sejumlah pertemuan yang melibatkan menpora, tapi menpora sudah menghilang sebelum pertemuan berakhir. Alhasil, tidak ada keputusan berarti dari pertemuan itu.

Ketua umum PSSI La Nyalla Mattalitti berkali-kali datang menemui menpora, tapi tidak pernah mendapat sambutan. Misalnya pada tanggal 20 April 2015 dan 5 Mei 2015. Mungkin menpora memang tak ingin berdialog dengan PSSI.

Para pengurus klub-klub ISL mendapat kesempatan pertemuan dengan menpora pada 27 April 2015. Dalam pertemuan itu klub-klub ISL menolak tawaran menpora untuk berkompetisi dibawah tim transisi. Sebelum pertemuan selesai, menpora sudah meninggalkan ruangan.

Pertemuan berikutnya adalah tanggal 25 Mei 2015 di istana wakil presiden. Dalam pertemuan itu selain wapres Jusuf Kalla dan menpora Imam Nahrawi, hadir juga wakil ketua umum PSSI Hinca Panjaitan, ketua KOI Rita Subowo dan mantan ketua umum PSSI Agum Gumelar. Dalam pertemuan inipun menpora meninggalkan tempat pertemuan lebih awal.

Komisi X DPR mengundang menpora dalam rapat kerja tanggal 27 Mei 2015. Menpora menolak dan meminta penundaan sampai awal Juni dengan alasan sibuk dengan persiapan Sea Games. Padahal tenggat sanksi FIFA adalah 29 Mei 2015. Soal persiapan Sea Games, menpora bahkan tidak hadir pada pengukuhan dan pelepasan Atlet Sea Games 2015.

Dan yang terbaru 28 Mei 2015, menpora tidak menemui utusan DPRD Papua, Persipura dan Persipura mania yang meminta penjelasan tentang batalnya pertandingan Persipura menghadapi Pahang FC di  piala AFC.

Referensi:
1. Foto: menpora Imam Nahrawi.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA