Friday 15 August 2014

Ketika Vietnam kembali mengalahkan Timnas U19

Menyimak hasil di Hassanal Bolkiah Trophy 2014, publik mungkin berusaha "menerima" kekalahan timnas U19 dari Brunei. Alasannya Brunei menurunkan timnas U21 plus sejumlah pemain senior, jadi "lebih tua" dari tim Garuda Jaya. Termasuk striker andalan Brunei Adi Said sudah berusia 24 tahun.

Namun kekecewaan kembali menyeruak saat timnas U19 kembali takluk, kali ini ditangan Vietnam. Padahal Vietnam juga menurunkan timnas U19. Bukankan tim Garuda Jaya adalah juara piala AFF U19? Sebagai kampiun Asia Tenggara, kenapa mereka masih kalah menghadapi Vietnam?

Mari menyegarkan ingatan tentang piala AFF U19 tahun lalu dengan menyaksikan kembali highlight pertandingan fase grup Indonesia vs Vietnam. Pertandingan yang berlangsung 12 September 2013 ini dimenangkan Vietnam dengan skor 2-1. Dari pertandingan ini anda bisa melihat bagaimana Vietnam bisa membuat lini pertahanan timnas U19 menjadi bulan-bulanan terutama di babak pertama.

Indonesia dan Vietnam sama-sama menganut possession football dan memainkan sepakbola menyerang. Hanya saja, level permainan Vietnam lebih bagus dari kita. Ibaratnya Indonesia dan Vietnam belajar jurus yang sama, tapi penguasaan jurus Vietnam lebih matang dan pada timnas U19.

Lalu bagaimana kita bisa mengalahkan Vietnam di final piala AFF 2013? Dengan adu penalti. Jadi timnas U19 tidak pernah mengalahkan Vietnam dalam pertandingan 2x45 menit.

Berikut adalah highlight dari pertandingan final tersebut. Saya mencatat bahwa dalam pertandingan ini timnas U19 tampil dengan intensity tinggi. Lini belakang kita bekerja keras membendung serangan-serangan Vietnam. Jika satu pemain bisa dilewati, pemain-pemain lain cepat berusaha menambal celah yang terbuka tersebut. Dalam partai final di Sidoarjo tersebut timnas U19 menunjukkan mental baja untuk mempersembahkan gelar piala AFF, sekalipun harus dengan adu penalti.


Bagaimana dengan pertandingan beberapa hari yang lalu?

Gol pertama Vietnam adalah kesalahan pemain kita. Tembakan bebas Luong Xuan Truong bukannya dihalau oleh pagar, malah dibelokkan arahnya ke arah gawang sendiri. Kiper Awan Setho tidak berdaya menghadapi bola yang arahnya tiba-tiba berubah.

Gol kedua Nguyen Pong Hong Duy mengingatkan pada pola salah satu gol Adi Said di pertandingan sebelumnya. Lini tengah kita gagal menjaga bola, dan bola kemudian mengarah pada Nguyen Pong Hong Duy. Tembakan jauh Nguyen Pong Hong Duy adalah eksekusi penyelesaian akhir yang berkelas.

Gol ketiga Vietnam juga mengingatkan pada pertandingan sebelumnya melawan Brunei. Jika serangan timnas U19 kandas, mereka rapuh terhadap serangan balik yang cepat. Bermodalkan kecepatan dan umpan satu dua, Vietnam menambah gol melalui Nguyen Cong Phuong.

Gol balasan kita lahir dari kejelian pemain pengganti Septian David Maulana menemukan celah di kotak penalti Vietnam. Rekaman sepanjang 36 menit lebih untuk pertandingan tersebut dapat dilihat disini.

Timnas U19 punya banyak masalah. Tapi yang paling penting menurut saya adalah lini tengah. Tiga gelandang kita Evan Dimas Darmono, Paulo Sitanggang dan Hargianto/Zulfiandi kesulitan dalam membentengi pertahanan dari tekanan lawan. Mereka perlu lebih banyak bantuan dari kedua penyerang sayap dan/atau kedua bek sayap.

Untuk memperbaiki kepercayaan diri timnas U19, mereka harus memenangkan paling tidak salah satu dari dua partai tersisa, melawan Kamboja dan Singapura. Tugas yang tidak mudah bagi Indra Sjafri.



Referensi:

1. http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2014/08/13/5031380/laporan-pertandingan-vietnam-u-19-3-1-indonesia-u-19.
2. http://bola.kompas.com/read/2014/08/13/13432898/Lawan.Vietnam.Inilah.Susunan.Pemain.Timnas.Indonesia.U-19.
3. Foto dari http://thumbs.dreamstime.com/x/emperor-hotel-brunei-25151818.jpg.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA