Friday 12 September 2014

Mengkritisi Formasi 4-2-3-1 Timnas Asean Games

Timnas U23 telah sampai di Korea untuk ambil bagian dalam Asean Games 2014. Tim asuhan pelatih Aji Santoso ini didominasi para pemain yang tampil di Sea Games tahun lalu, plus tiga pemain senior yaitu Victor Igboneffo (bek), Ahmad Jufriyanto (bek/gelandang) dan Ferdinand Sinaga (striker). Di Asean Games 2014 Indonesia berada satu grup dengan sesama negara Asia Tenggara, yaitu Thailand dan Timor Leste. Juara dan runner-up fase grup akan melaju ke babak 16 besar yang menggunakan sistem gugur.

Timnas Asean Games mengandalkan formasi 4-2-3-1. Memang formasi ini masih sangat populer dan merupakan formasi yang paling banyak digunakan pada piala dunia 2014 lalu. Formasi ini menumpuk lima gelandang untuk menguasai lini tengah guna menyusun serangan dan meredam gerakan ofensif lawan.

Penggunaan striker tunggal mungkin adalah faktor yang paling sulit dalam formasi 4-2-3-1, karena harus mampu menjadi tumpuan serangan sekaligus membantu dalam open play. Didier Drogba adalah sosok striker ideal untuk formasi 4-2-3-1. Penyerang Chelsea ini punya postur tinggi besar yang menguntungkan dalam adu fisik, tangguh di udara, dapat membantu open play, bisa mengambil tendangan bebas dan tentunya produktif mencetak gol.

Formasi dengan striker tunggal ini tidak populer di Indonesia, dimana kebanyakan tim memainkan formasi yang mengandalkan dua atau tiga striker. Menurut saya, saat ini jarang ada striker Indonesia yang terbukti nyaman bermain didepan sendiri dalam formasi 4-2-3-1. Christian Gonzales dan Bambang Pamungkas misalnya, tidak cocok karena tipernya terlalu finisher. Banyak striker kita berpostur tidak terlalu tinggi hingga akan kesulitan beradu fisik sendirian didepan. Menurut saya, munkina hanya Zulham Zamrun, Boaz Salossa dan Greg Nwokolo yang punya potensi sukses sebagai striker tunggal dalam formasi 4-2-3-1.

Para penyerang timnas U23 di Sea Games 2013 lalu kembali dipanggil, yaitu Yandi Sofyan, Fandi Eko Utomo dan Aldaier Makatindu. Di Sea Games 2013 pelatih Rachmad Darmawan sudah menerapkan formasi 4-2-3-1, dan para penyerang pilihannya dikritik karena kurang tajam. Dari empat gol yang dicetak Indonesia selama Sea Games berlangsung, hanya satu yang berasal dari penyerang,  dicetak Yandi Sofyan ke gawang Kamboja.

Tak heran jika kekhawatiran akan ketajaman striker masih terus membayangi. Sebenarnya jika dirangkum dari sepuluh partai ujicoba yang sudah berlangsung, Aidaier sudah mencetak 6 gol, Fandi 2 gol dan Yandi 1 gol. Tapi itu tidak berarti kekhawatiran akan ketajaman mereka sudah sirna.

Barangkali karena itulah penyerang senior Ferdinand Sinaga dipanggil. Penyerang Persib ini cukup kuat secara fisik, dan cukup produktif mencetak gol. Hanya saja, Ferdinand biasanya tidak bermain sebagai striker tunggal di Persib. Waktu adaptasi yang pendek juga bisa menyulitkan usaha Ferdinand Sinaga menjadi solusi di lini depan.

Kedua lawan di fase grup Asean Games 2014 pernah dihadapi timnas U23 di Sea Games 2013 lalu. Saat itu timnas ditahan 0-0 oleh Timor Timur. Sementara dua pertemuan dengan Thailand berakhir dengan kekalahan 1-4 dan 0-1.

Referensi:
1. http://en.wikipedia.org/wiki/Football_at_the_2014_Asian_Games.
2. http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia_national_under-23_football_team.
3. http://en.wikipedia.org/wiki/Football_at_the_2013_Southeast_Asian_Games.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA