Tuesday, 30 June 2015

Panggung Ramon Diaz di Copa America

Penggemar Diego Maradona mungkin masih kenal Ramon Diaz. Mereka berdua bahu membahu di lini depan untuk memenangkan Piala Dunia Junior 1979. Ramon diaz menjadi top skorer dalam kejuaraan ini, sementara Maradona berkibar sebagai bintang baru dunia sepakbola saat itu . Mereka sama-sama berlaga membela timnas Argentina di piala dunia 1982.

Sayangnya, setelah itu kesempatan Diaz untuk berlaga untuk timnas Argentina menjadi menyempit. Padahal karir sepakbola Diaz tergolong bagus. Dia menjuarai serie A 1988-1989 bersama Internazonale, piala Prancis 1990-1991 bersama Monaco dan 5 gelar Primera Division Argentna bersama River Plate. Tapi panggung dunia bersama tim nasional seolah menjauhi Diaz. Ramon Diaz tidak dipanggil saat Argentina menjuarai piala dunia 1986 dan menjadi finalis piala dunia 1990.

Pensiun menjadi pemain, Ramon Diaz beralih menjadi pelatih. Gelar juara copa Libertadores 1996 bersama River Plate menunjukkan reputasinya sebagai pelatih top di Amerika Selatan. Sebagai manager Ramon Diaz memenangkan 6 gelar Primera Division Argentna bersama River Plate dan satu lagi bersama San Lorenzo.

Sayangnya tim nasonal Argentina mash belum memilihnya sebagai pelatih tim nasional. Ramon Diaz akhirnya menerima tawaran Paraguay untuk menjadi pelatih tim nasional mereka. Saat itu Paraguay baru saja terpuruk sebagai juru kunci kualifikasi piala dunia zona Amerika Selatan. Panggung dunia terbuka untuk Ramon Diaz, walaupun tidak bersama Argentina.

Di copa America 2015, Ramon Diaz membuktikan dirinya bukan pelatih sembarangan. Dari posisi ketinggalan 2-0 dari Argentina, timnas Paraguay asuhan Diaz melancarkan gempuran demi gempuran untuk menyamakan skor menjadi 2-2. Tim mantan juara dunia lainnya, Uruguay, juga ditahan 1-1. Tim tamu Jamaika ditundukkan 1-0. Di babak perempat final, pasukan Ramon Diaz menyingkirkan Brazil dengan adu penalti. Hasil itu membawa Paraguay ke semifinal untuk sekali lagi bertemu Argentina.

Hebatnya, Ramon Diaz melakukannya tanpa melakukan Revolusi. Pemain-pemain andalannya tetap pemain senior seperi Justo Villar (38 tahun), Paulo Da silva (35), Lucas Barrios (30), Nelson Valdez (30) dan Roque Santa Cruz. Formasi andalannya adalah 4-4-2.

Menarik untuk menunggu kiprah Ramon Diaz sebagai pelatih Paraguay di lanjutan copa America 2015 dan kualifikasi piala dunia 2018.

Referensi:
1. Foto: Ramon Diaz.
2. Ramon Diaz @ wikipedia
3. Tim nasonal Paraguay @ wikipedia


Monday, 29 June 2015

Transfer Petr Čech dan Kebijakan Finansial Chelsea

Secara finansial, transfer Petr Čech ke Arsenal adalah bisnis yang bagus. Kiper kedua berusia 33 tahun yang bisa dilepas dengan harga sekitar 10 juta euro ke Arsenal. Sebuah berita bagus untuk keseimbangan pembukuan keuangan Chelsea.

Chelsea hari ini berbeda dengan Chelsea pada masa awal kepemilikan Roman Ibrahimovich. Dahulu Chelsea terkenal sebagai tim bermodal kuat yang tidak segan-segan merekrut oemain bintang dengan transfer mahal. Sekarang Chelsea adalah tim yang bisa mencatatkan keuntungan pada pembukuan tahunan. Tahun lalu Chelsea mencatatkan keuntungan 18.4 juta pounsterling.

Musim 2003-2004, Petr_Čech adalah kiper Rennes, tim yang berjuang harus sampai pertandingan terakhir agar tidak degradasi dari Ligue 1. Claudio Ranieri, manajer Chelsea saat itu, mengincarnya untuk menjadi pelapis kiper utama Chelsea, Carlo Cudicini. Diakhir musim Čech direkrut Chelsea dengan nilai transfer 7 juta Euro.

Saat Čech datang, posisi manajer Chelsea sudah beralih ketangan Jose Mourinho. Cederanya Caulo Cudicini diawal musim memberi kesempatan bagi Čech untuk langsung debut partai pembukaan EPL 2004-2005. Alih-alih kiper pelapis, Čech malah membuktikan dirinya layak menjadi kiper utama, dengan catatan 21 clean sheets di EPL musim itu.

Petr Čech adalah bagian penting dari kisah sukses Chelsea saat itu. Sebagai pilihan utama didepan gawang, kiper setinggi 196 cm ini berkontribusi memenangkan tiga gelar juara EPL 2004-2005, 2005-2006 dan 2009-2010. Karena ketangguhannya didepan gawang, Čech memenangkan sarung tangan emas EPL musim 2004-2005 dan 2013-2014.

Čech adalah pahlawan Chelsea saat memenangkan liga champions 2011-2012 dengan menundukkan Bayern Munich di final. Partai final tersebut harus diselesaikan dengan adu penalti, Čech menyelamatkan penalti Ivica Olić untuk membantu  Chelsea menjuarai liga Champions untuk pertama kalinya.

Kembalinya Thibaut Courtois ke Chelsea di musim 2014-2015 membuat Cech tergeser menjadi kiper kedua. Courtois adalah kiper berbakat yang sudah direkrut Chelsea sejak usia 19 tahun, untuk lalu dipinjamkan ke Atletico Madrid selama tiga tahun. Di musim ketiganya di Atletico, Courtois membantu timnya menjadi juara La Liga 2013-2014 dan finalis liga Champions di musim yang sama. Sebagai kiper utama Chelsea, Courtois sukses membantu Chelsea mememangkan gelar EPL 2014-2015.

Petr Čech tidak betah menjadi kiper kedua. Kepindahannya ke Arsenal adalah untuk mendapatkan kesempatan bermain lebih banyak. Čech cukup berpeluang untuk memenangkan persaingan dengan Wojciech Szczęsny dan David Ospina untuk posisi kiper utama Arsenal.

Chelsea mungkin akan mencari kiper baru untuk menggantikan posisi Čech. Sebenarnya Chelsea sudah punya kiper muda potensial hasil binaan sendiri bernama Jamal Blackman. Kiper setinggi 199 cm ini masih belum genap 21 tahun, pernah dipanggil ke timnas Inggris U16, U17 dan U19.



Referensi:
1. Foto: Petr Čech saat menyelamatkan penalti Ivica Olić di final liga Champions 2012.
2. Chelsea @ wikipedia.
3. Arsenal @ wikipedia.
4. Petr Čech @ wikipedia.
5. Thibaut Courtois @ wikipedia.
6. Jamal Blackman @ wikipedia.
7. Final Champions League 2011-2012 @ wikipedia.
4. Chelsea merauh keuntungan finansial tahun 2014.
8. Premier League Golden Glove @ wikipedia.
9. Petr Čech menyelamatkan penalti Ivica Olić di final liga Champons 2012.



Saturday, 27 June 2015

Mencari Pengganti Batistuta di Argentina

Argentina bukan hanya favorit juara di copa America 2015. Banyak penyerang berkelas di lini depan berpotensi menerbitkan ekspektasi bahwa Argentina bukan saja akan menang dan juara, tapi juga akan menjadi tim yang tajam dan mencetak banyak gol. Lihat saja deretan penyerang Argentina: Carlos Tevez, Sergio Aguero, Ezequiel Lavezzi, Gonzalo Higuain dan kandidat kuat pemain terbaik dunia tahun ini: Lionel Messi.

Ternyata langkah Argentina copa America ini tidak mudah. Lawan-lawan Argentina yang sadar akan kemampuan ofensif tim tango berusaha memperkokoh pertahanan. Dari empat partai yang sudah berlangsung, dengan mengabaikan babak adu penalti, hanya empat gol yang dicetak oleh Argentina, salah satunya dari dicetak dari tendangan penalti Lionel Messi.

Pada partai pertama grup B menghadapi Paraguay pada 13 Juni 2015, Argentina tampil dengan formasi 4-3-3. Sergio Aguero  menjadi penyerang tengah dan Lionel Messi menjadi penyerang sayap kanan. Higuain dan Tevez masuk belakangan sebagai pemain pengganti. Dalam pertandingan ini Aguero mencetak gol pertama memanfaatkan kesalahan barisan belakang Paraguay melakukan backpass. Lionel Messi menggandakan skor lewat golnya dari titik putih. Namun Paraguay mampu mengejar ketinggalan untuk memaksakan hasil seri 2-2.

Pada partai berikutnya melawan Uruguay pada 17 Juni 2015, Argentina memilih formasi 4-2-3-1. Sergio Aguero  menjadi striker tunggal dan Lionel Messi menjadi gelandang sayap kanan. Carlos Tevez masuk belakangan sebagai pemain pengganti. Dalam pertandingan ini Aguero mencetak gol tunggal dengan menyundul umpan lambung dari bek kanan Pablo Zalabaleta. Skor akhir 1-0 untuk Argentina.

Pada partai terakhir di grup B melawan Jamaika pada 20 Juni 2015, Argentina kembali ke formasi 4-3-3. Kali ini Gonzalo Higuain yang menjadi penyerang tengah, sementara Lionel Messi kembali menjadi penyerang sayap kanan. Carlos Tevez sekali lagi masuk belakangan sebagai pemain pengganti. Dalam pertandingan ini Higuain mencetak gol tunggal setelah menerima umpan mendatar Angel Di Maria di kotak penalti. Argentina kembali meraih kemenangan tipis 1-0.

Kolombia menantang tim tango di babak perempat final, Kali ini Argentina memakai formasi 4-2-3-1. Carlos Tevez kali ini menjadi striker tunggal. Lionel Messi tampil sebagai  gelandang sayap kanan dan Ezequiel Lavezzi menjadi gelandang sayap kiri. Sergio Aguero masuk belakangan sebagai pemain pengganti. Argentina gagal mencetak gol di waktu normal plus perpanjangan waktu. Untunglah Argentina akhirnya tetap lolos ke semifinal setelah menang 5-4 dalam adu penalti.

Angel di Maria mengakui kesulitan Argentina menghadapi lawan yang bermain defensif. Lebih lanjut Di Maria menyoroti kurang tangguhnya striker Argentina di udara. Di Maria mengandaikan jika Argentina punya penyerang seperti Gabriel Batistuta dan Hernan Crespo, dua mantan striker andalan  yang dikenal tangguh di udara, Argentina bisa punya opsi tambahan berupa umpan lambung kepada striker tersebut.

Menarik untuk dicatat bahwa para striker Argentina memang tak terlalu tinggi. Lionel Messi tingginya 169 cm. Carlos Tevez, Sergio Aguero dan Ezequiel Lavezzi sama-sama 173 cm. Tapi Gonzalo Higuain sebenarnya cukup menjulang dengan tinggi 184 cm, sebanding dengan Batistuta (185 cm) dan Crespo (184 cm).

Dari semua striker Argentina yang dibawa ke copa America 2015, Gonzalo Higuain adalah satu-satunya yang punya catatan apik dalam duel udara. Diluar timnas, ada Rodrigo Palacio (Inter Milan), German Denis (Atalanta) dan Maxi Lopez (Torino) yang kuat di udara. Tapi mereka semua adalah striker veteran, agaknya bukan solusi yang tepat buat timnas Argentina.

Sejumlah striker lain bisa dipertimbangkan timnas Argentina karena ketangguhan mereka di udara. Mauro Icardi (181 cm) dari Inter Milan misalnya, Top skorer serie A musim lalu dengan 22 gol. Rekrutan baru Juventus Paulo Dybala (177 cm) juga layak dpertimbangkan. Peman ini membuat 13 gol musim lalu untuk Palermo. Ada juga striker Werder Bremen, Franco Di Santo (193 cm) yang musim lalu mencetak 13 gol di Bundesliga. Alternatif lain adalah striker Sevilla, Joaquin Larrivey (185 cm) yang mencetak 11 gol musim lalu di La Liga.

Tentu tetap harus diingat bahwa serangan dengan umpan lambung hanya opsi alternatif bagi Argentina. Serangan Argentina harus tetap mengandalkan skill, kecepatan dan kemampuan finishing para striket andalannya. Untuk sementara di copa America 2015 ini, Argentina bisa memasang Gonzalo Higuain untuk alternatif serangan lewat bola-bola udara.

Referensi:
Foto: Gabriel Batistuta.
Timnas Argentina @ whoscored.com.
Argentina vs Paraguay 13 Juni 2015 @ whoscored.com.
Gol Sergio Aguero dalam partai Argentina vs Paraguay 13 Juni 2015.
Gol Lionel Messi dalam partai Argentina vs Paraguay 13 Juni 2015.
Argentina vs Paraguay 17 Juni 2015 @ whoscored.com.
Gol Sergio Aguero dalam partai Argentina vs Uruguay 17 Juni 2015.
Argentina vs Jamaika 20 Juni 2015 @ whoscored.com.
Gol Gonzalo Higuain dalam partai Argentina vs Jamaica 20 Juni 2015.
Argentina vs Kolombia 26 Juni 2015
Angel Di Maria tentang kebutuhan Argentina terhadap striker yang kuat di udara.
Gabriel Batistuta @ Wikipedia
Hernán Crespo @ wikipedia
Lionel Messi @ whoscored.com.
Carlos Tevez. @ whosocred.com.
Sergio Aguero.@ whoscored.com.
Ezequiel Lavezzi.@ whoscored.com.
Gonzalo Higuain @ whoscored.com.
Roberto Pereyra @ whoscored.com.
Eric Lamela @ whoscored.com.
Rodrigo Palacio @ whoscored.com.
Mauro Icardi @ whoscored.com.
Leonardo Ulloa @ whoscored.com.
German Denis @ whoscored.com.
Alejandro Rodriquez @ whoscored.com.
Pablo Chavarria @ whoscored.com.
Gonzalo Bergessio @ whoscored.com.
Diego Perrotti @ whoscored.com.
Paulo Dybala @ whoscored.com.
Paulo Dybala @ wikipedia.
Maxi Lopez @ whoscored.com.
Joaquín Larrivey @ whoscored.com.
Pablo Piatti @ whoscored.com.
Franco di Santo @ whoscored.com

Friday, 26 June 2015

Menanti Transfer Mahal Dari AC Milan

AC Milan terpuruk dalam dua musim terakhir. Setelah hanya mencapai peringkat 8 serie A 2013-2014, AC Milan makin jatuh lagi ke peringkat 10 serie A musim 2013-2014. Hasil yang sangat tidak menggembirakan untuk tim yang pernah 7 kali menjuara liga Champions Eropa dan 18 kali menjadi scudetto di serie A.

AC Milan tercatat tidak banyak melakukan transfer mahal dua tahun terakhir ini. Satu-satunya transfer diatas €10 juta adalah Alessandro Matri. Sejumlah pemain didatangkan dengan nilai transfer yang tidak begitu "mewah" seperti Cristián Zapata (€6 juta), Adil Rami (€4.25 juta) dan Giacomo Bonaventura (€7 juta). Kaka, Alex, Jérémy Ménez dan Diego López bahkan bebas transfer. Sementara Alessio Cerci datang dengan status pinjaman.

Sebuah tim yang baik tidak harus dibangun dengan transfer mahal. Tapi anggaran pengeluaran Milan berarti Milan tidak ikut memburu pemain-pemain yang paling bersinar di bursa transfer. Sementara saingan terkuat di serie A, Juventus, semakin kuat, Musim lalu Juventus tak hanya juara seria A, mereka bahkan mampu menjadi finalis liga Champions. Jarak yang harus dikejar dengan Juventus cukup jauh, sehingga transfer pemain mahal menjadi opsi yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Penjualan 48% saham Milan pada Bee Taechaubol membawa angin segar. Milan sekarang setidaknya punya dana €100 juta. Penggemar Milan bisa berharap timnya akan mendatangkan pemain-pemain kelas satu untuk menantang Juventus musim depan.

Tapi sampai saat ini belum ada berita bagus untuk Milan dari bursa transfer. Gelandang bertahan idaman Geoffrey Kondogbia memilih bergabung ke Inter dengan nilai transfer €40 juta. Sementara Jackson Martinez, penyerang incaran berbanderol €35 juta juga lebih memilih Atletico Madrid untuk rumah barunya.

Apakah setelah beberapa tahun minim aktivitas transfer AC Milan jadi kehilangan sentuhan dalam merekrut pemain. Sebenarnya jika pemain yang diincar memang bagus dan sesuai dengan kebutuhan klub, seharusnya Milan tidak mundur untuk pemain kelas satu hanya karena harganya €35 juta atau €40 juta. Sekarang ini nilai segitu adalah wajar untuk pemain bintang yang sedang bersinar.

Dailymail menyebutkan Axel Witsel sebagai gelandang bertahan baru incaran Milan, Sementara untuk posisi penyerang, Milan berharap bisa memboyong salah satu dari Edinson Cavani atau Zlatan Ibrahimovic.


Referensi:
1. AC Milan @ wikipedia.
2. AC Milan musim 2013-2014 @ wikipedia.
3. AC Milan musim 2014-2015 @ wikipedia.
4. 48% saham milan dijual pada Bee Taechaubol.
5. Gambar: stadio Guiseppe Meazza, markas AC Milan dan Internazionale.

Wednesday, 24 June 2015

Kesempatan Robinho Memimpin Serangan Tim Samba.

Dunga sepertinya tidak memproyeksikan timnas Brazil saat ini untuk piala dunia 2018. Mungkin target di copa America 2015 ini adalah untuk mengembalikan kebanggan dan kepercayaan diri Brazil. Ada banyak pemain pilihan utama yang usianya sudah melewati atau mendekati tiga puluh tahun.

Kiper Jefferson sudah 32 tahun. Empat pemain belakang didepannya juga adalah Dani Alves (32), Miranda (30), Thiago Silva (30) dan Filipe Luis (29). Di lini tengah ada Fernandinho (30) dan Elias (30). Tim inti Brazil saat ini terlalu dipenuhi pemain senior daripada darah muda.

Kartu merah dan skorsing empat pertandingan terhadap bintang muda Neymar membuka kesempatan pada satu lagi pemain senior. Itulah Robinho, 31 tahun, pemain AC Milan yang sedang dipinjamkan ke Santos. Saatnya untuk Robinho yang belakangan karirnya meredup untuk menunjukkan kemampuan yang sebenarnya untuk Brazil.

Piliham Dunga menjadikan Robinho sebagai pengganti Neymar cukup beralasan. Seperti halnya Neymar, Robinho bisa ditempatkan sebagai penyerang, sayap atau gelandang serang. Seperti Neymar juga, Robinho bisa bermain di sisi kanan ataupun sisi kiri. Apalagi Robinho sangat berpengalaman. Robinho sudah bermain 97 kali untuk timnas Brazil dan mencetak 27 gol.

Kebetulan mereka sama-sama hasil didikan dari klub yang sama, yaitu Santos. Mereka juga sama-sama pernah menjadi pemain muda nomor satu Brazil yang menarik perhatian klub besar Eropa. Neymar bergabung ke Barcelona tahun 2013 pada usia 21 tahun, Robinho juga dulu pindah ke Madrid tahun 2005 pada usia 21 tahun.

Robinho tampil meyakinkan pada kesempatan pertama, yairu partai menghadapi Venezuela pada 21 Juni 2015. Robinho mencatatkan 3 key passes dalam pertandingan ini, Sepak pojok Robinho disambut tendangan Thiago Silva untuk mencetak gol pertama Brazil. Dalam partai yang berakhir 2-1 ini, situs whoscored.com memberikan nilai 7.61 untuk Robinho. Hasil yang bagus untuk pemain yang harus menyandang beban berat menggantikan ikon Brazil saat ini, Neymar.

Rekaman highlight penampilan Robinho melawan Venezuela bisa dilihat disini. Tantangan berikutnya adalah perempat final Copa America pada 27 Juni 2015 saat Brazil menghadapi Paraguay.

Referensi:1. Foto: Robinho.
2. Robinho @ Wikipedia.
3. Neymar @ Wikipedia.
4. Robinho @ whoscored.com
5. Brazil @ whoscored.com.

Tuesday, 23 June 2015

Geoffrey Kondogbia, Saat "Rupiah" Mengalahkan "Baht".

Mungkin momen terbaik Geoffrey Kondogbia musim lalu adalah golnya ke gawang Arsenal pada perdelapan final liga Champions. Tapi sebenarnya mencetak gol bukan keahlian utama gelandang Perancis yang musim lalu memperkuat Monaco ini. Kondogbia adalah seorang gelandang bertahan.

Menurut catatan situs whoscored.com, pemain berusia 22 tahun ini memiliki tinggi 188 cm dan berat badan 80 kg, postur yang meyakinkan untuk seorang poros halang. Lebih lanjut lagi disebutkan kalau pemain ini bagus dalam hal mengirim umpan, melakukan tackling dan punya daya konsentrasi tinggi. Kemampuan dribblingnya juga OK.

Sebagai gelandang bertahan, Kondogbia sering melakukan pelanggaran dan sering juga melanggar. Sebagai poros halang, tak heran jika Kondogbia harus melakukan tackle. Hebatnya, situs whoscored.com bahkan menyebutkan pemain in tidak punya kelemahan yang signifikan.

Tak heran jika pemain ini menjadi buruan di bursa transfer musim panas. Dua klub dar Milano memperebutkannya, itulah Internazionale dan AC Milan. Kedua tim sama-sama terpuruk musim lalu dan sama-sama bergerak aktif di bursa transfer untuk memperbaiki performa tim musim depan.

Presiden Internazionale Erick Thohir menunjukkan dukungannya pada manager Roberto Mancini dengan aktif berburu pemain incaran. Pengusaha Thailand bernama Bee Taechaubol membeli 48% saham Milan dengan harga €480 juta. Artinya, musim panas ini Milan memilik dana untuk bergerak aktif di bursa transfer.

Awalnya Milan yang menjadi favorit untuk mendapatkan Kondogbia. Tapi keberanian Inter untuk menawar lebih tinggi ternyata menjadi faktor penentu transfer ini. Inter harus membayar €40 juta pada Monaco. Kondogbia menandatangani kontrak selama lima tahun dengan Inter.

Sebenarnya target asli Roberto Mancini adalah gelandang Manchester City, Yaya Toure. Inter mengalihkan fokus ke Kondogbia setelah Toure memutuskan bertahan di Manchester City. Presiden Erick Thohir menyatakan bahwa Kondogbia bisa berkembang menjadi pemain yang lebih baik dari Toure.

Yang jelas, presiden Inter asal Indonesia itu telah memenangkan saga transfer Geoffrey Kondogbia melawan AC Milan yang baru saja mendapat suntikan dana dari Thailand.

Referensi:
1. Foto: Geoffrey Kondogbia.

Monday, 22 June 2015

Putaran Final Euro U21 2015 disiarkan langsung.

Postingan ini cukup terlambat. Putaran final U21 2015 telah berlangsung sejak 17 Juni 2015 silam, Saya baru sadar belakangan kalau kejuaraan in ternyata disiarkan langsung di RCTI dan Global TV.

Putaran final Euro U21 ini diikuti oleh delapan negara yang terbagi atas dua grup. Grup A terdiri dari Ceko, Denmark, Jerman dan Serbia. Grup B berisikan Inggris, Italia, Portugal dan  Swedia.

Sejumlah pemain-pemain muda yang sudah punya nama ikut serta dalam putaran final Euro U21 ini. Di Jerman U21 ada Marc-Andre ter Stegen (Barcelona), Emre Can (Liverpool), Kevin Volland (1899 Hoffenheim) dan Serge Gnabry (Arsenal). Dari Denmar ada Jannick Vestergaard (Werder Bremen) dan Lasse Vigen Christensen (Fulham). Ceko diperkuat bek muda Chelsea, Tomáš Kalas. Serbia punya Filip Đuričić (Benfica), Miloš Jojić (Borussia Dortmund) dan Aleksandar Pešić (Toulouse). Semua pemain ini memperkuat negara yang bersaing di grup A.

Di grup B juga ada sejumlah talenta muda yang punya nama. Portugal punya Tiago Ilori (Liverpool), Ivan Cavaleiro (Benfica), Ricardo Domingos Barbosa Pereira (FC Porto) dan Bernardo Silva (Monaco). Inggris diperkuat Carl Jenkinson (Arsenal), Nathaniel Chalobah dan Ruben Loftus-Cheek (Chelsea), Jesse Lingard (Manchester United), Harry Kane (Tottenham Hotspurs) dan Danny Ings (Burnley). Swedia punya Simon Tibbling (FC Groningen), Isaac Kiese Thelin (Bordeaux) dan Branimir Hrgota (Borussia Mönchengladbach). Italia diperkuat tiga peman muda Juventus: Danele Rugani, Stefano Sturaro dan Domenco Berardi.

Kejuaraan ini selain memperebutkan gelar juara Euro U21, juga sekaligus sebagai ajang kualifikasi untuk mencari empat wakil Eropa ke Olimpiade 2016 di Brazil.