Tapi aturan ini bisa mengganggu performa tim. Apalagi mengingat rata-rata tim ISL memang cenderung lebih mementingkan kemenangan dan prestasi daripada pembinaan pemain muda. Aturan U21 ini bisa mengganggu performa tim jika kualitas pemain U21 tidak sebanding dengan pemain-pemain lain dan tidak bisa bekerjasama dengan kompak dengan pemain-pemain lain.
Jadi tak heran jika pada pertandingan pembuka piala Jenderal Sudirman antar Arema dan Persegres 10 November 2015 lalu, kedua tim terkesan mengakali aturan. Dua pemain U21 Arema, yaitu Junda Irawan dan Dio Permana, hanya dimainkan selama 12 menit sebelum digantikan Hendro Siswanto dan Johan Alfarizie. Sementara di kubur Persegres, Malik Rizaldi hanya bertahan 24 menit di lapangan sebelum digantikan Reza Mustofa.
Hasani Aldulgani dari Mahaka selaku panitia piala jendral Sudirman menyatakan pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa terhadap akal-akalan seperti ini. Pada dasarnya wajar jika setiap tim.mengejar kemenangan. Akal-akalan yang dilakukan Arema dan Persegres tentunya tidak diharapkan, tapi memang tidak melanggar regulasi.
Bila dibandingkan terhadap liga-liga Eropa, aturan serupa bisa ditemukan di liga Skotlandia. Ada aturan Scottish Premier League yangmenyatakan bahwa setiap tim harus menyertakan tiga pemain U21 dalam skuad tim yang bertanding. Pihak yang mendukung aturan ini menganggap aturan ini positif bagi sepakbola Skotlandia dan pengembangan pemain muda.
Aturan inipun tidak lepas dari kontroversi dan akal-akalan. Tim liga Skotlandia bisa saja sekedar memainkan pemain U21 sebagai tiga pemain pengganti sekedar untuk memenuhi regulasi. Para pemain U21 ini mungkin saja sebenarnya belum layak bermaindi
Referensi
http://bola.okezone.com/read/2015/11/12/49/1247907/regulasi-pjs-bisa-diakali-arema-dan-persegres
http://ongisnade.co.id/2015/11/12/pemain-u-21-hanya-12-menit-mahaka-kami-tak-bisa-paksa-arema
https://en.wikipedia.org/wiki/Scottish_Premier_League
http://www.skysports.com/story/0,19528,11781_5559764,00.html
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan, tidak merendahkan pihak manapun dan tidak menyinggung SARA